Bahaya Di Balik Piring-piring Cantik

Anda suka pakai peralatan makan dari melamin? Hati-hati, lo, karena dibalik sosoknya yang cantik serta harganya yang murah meriah, ada bahaya mengintai. Banyak yang mengandung formalin berkadar tinggi yang membahayakan kesehatan.

Bagaimana menyiasatinya agar aman?
Beberapa waktu lalu, Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI) melansir hasil penelitian mengenai kandungan formalin dalam wadah-wadah melamin. Penelitian yang dilakukan bulan September 2004 lalu itu membuahkan hasil yang mengejutkan. Peralatan makan dari melamin yang kini amat mudah ditemui di pasaran, banyak yang mengandung formalin dalam konsentrasi tinggi.

Ilyani S. Andang, peneliti YLKI, menegaskan, penelitian dilakukan terhadap 10 merek produk melamin. Enam merek diantaranya adalah produk impor, sedangkan sisanya adalah produk lokal, ujarnya.

Produk yang diambil contoh adalah peralatan makan yang dijual di pasar-pasar tradisional serta pertokoan yang dijual dengan harga murah. Ada yang Rp 10.000 dapat tiga buah.

Ilyani dan tim-nya sengaja memilih produk-produk yang beragam. Ada yang dengan jelas mencantumkan merek, ada pula yang tidak, imbuhnya. Dari yang tidak ada mereknya ini, banyak yang hanya mencantumkan nomor-nomor.

Enggak tahu juga apa artinya nomor-nomor tersebut. Tapi yang jelas produk-produk tersebut tidak bisa diketahui siapa yang memproduksi.

Formalin Tinggi
Contoh-contoh produk yang akan diteliti kemudian disiram dengan air panas. Tetapi ternyata tidak cukup hanya disiram dengan air panas, karena formalin sifatnya cepat menguap, sehingga tidak bisa diteliti, urai Ilyani mengenai mekanisme penelitian yang dilakukannya. Akhirnya, Ilyani memutuskan untuk merebus wadah-wadah tersebut, dengan pertimbangan, Para ibu rumahtangga suka merebus peralatan makannya untuk sterilisasi, bukan?

Dari hasil air rebusan yang kemudian dibawa ke Laboratorium Kimia Universitas Indonesia, ini didapatkan hasil, bahwa kandungan formalin pada hampir semua produk yang diteliti, ternyata sangat tinggi.

Nilainya beragam, antara 4,76 9,22 miligram per liter, ungkap Ilyani. Tingginya kandungan formalin ini sangat berbahaya jika sampai terkonsumsi. Akumulasi formalin yang tinggi di dalam tubuh bisa menyebabkan beragam penyakit. Bahkan penyakit kanker yang mematikan.

Dari kenyataan tersebut, Ilyani khawatir, jika para konsumen tidak tahu cara yang tepat menggunakan piranti melamin tersebut, akan terkena dampak negatif dari tingginya kadar formalin yang terdapat di sana.

Sebetulnya, asal tidak dipakai untuk makanan atau minuman panas, sih, aman-aman saja. Yang bahaya, kan, jika wadah-wadah ini dipakai untuk menaruh bahan makanan panas, paparnya, sembari mencontohkan, perangkat melamin kerap digunakan untuk membuat minuman teh, kopi, atau makanan berkuah panas.

Di Sekitar Kita
Apa itu formalin? Menurut Drs. Bambang Wispriyono, Apt, PhD, formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kandungan 30-40 persen.

Di pasaran, formalin bisa ditemukan dalam bentuk yang sudah diencerkan, dengan kandungan formaldehid 10-40 persen. Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di industri makanan, misalnya, formalin dipakai untuk membuat makanan lebih awet. Misalnya saja untuk tahu, mi, atau bakso.

Di industri kecantikan formalin biasa dipakai di produk cat kuku. Di perikanan, formalin digunakan untuk menghilangkan bakteri yang biasa hidup di sisik ikan, ungkap Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia ini.

Menurut Bambang, formaldehid memiliki banyak fungsi, diantaranya sebagai pengawet, serta anti bakteri. Formaldehid juga dipakai untuk reaksi kimia yang bisa membentuk ikatan polimer, dimana salah satu hasilnya adalah menimbulkan warna produk menjadi lebih muncul. Itu sebabnya formaldehid dipakai di industri plastik.

Formalin masuk ke dalam tubuh manusia melalui dua jalan, yaitu mulut dan pernapasan. Sebetulnya, sehari-hari kita menghirup formalin dari lingkungan sekitar. Kata Bambang, polusi yang dihasilkan oleh asap knalpot dan pabrik, mengandung formalin yang mau tidak mau kita hirup, kemudian masuk ke dalam tubuh. Begitupula dari asap rokok, tandasnya. Bahkan, air hujan yang jatuh ke bumi pun sebetulnya mengandung formalin.

Sebabkan Kanker
Di dalam tubuh, jika terakumulasi dalam jumlah besar, formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia.

Jika kandungan dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel, sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh.

Bambang menegaskan, akumulasi formalin yang tinggi di dalam tubuh akan menyebabkan berbagai keluhan, misalnya iritasi lambung dan kulit, muntah, diare, serta alergi. Bahkan bisa menyebabkan kanker, karena formalin bersifat karsinogenik.

Khusus mengenai sifatnya yang karsinogenik, Bambang mengingatkan, formalin termasuk ke dalam karsinogenik golongan IIA. Golongan I adalah yang sudah pasti menyebabkan kanker, berdasarkan uji lengkap. Sedangkan golongan IIA baru taraf diduga, karena data hasil uji pada manusia masih kurang lengkap.

Bambang menekankan, dalam jumlah sedikit, formalin akan larut dalam air, serta akan dibuang ke luar bersama cairan tubuh. Itu sebabnya formalin sulit dideteksi keberadaannya di dalam darah.

Tetapi, Bambang mengingatkan, imunitas tubuh sangat berperan dalam berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh. Jika imunitas tubuh rendah, sangat mungkin formalin dengan kadar rendah pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan, cetusnya.

Menanggapi hasil penelitian YLKI, Bambang sedikit ragu melihat angkanya yang dinilainya sangat tinggi. Apa betul, ya, angkanya segitu? Jika betul, itu berarti tinggi sekali, lo. Menurut IPCS (International Programme on Chemical Safety), secara umum ambang batas aman di dalam tubuh adalah 1 miligram per liter, tandasnya. Perlu diketahui, IPCS adalah lembaga khusus dari tiga organisasi di PBB, yaitu ILO, UNEP, serta WHO, yang mengkhususkan pada keselamatan penggunaan bahan kimiawi.

Meskipun diakui berbahaya jika terakumulasi di dalam tubuh, namun Bambang melihat, sangatlah tidak bijaksana jika melarang penggunaan formalin. Bagaimanapun, industri memerlukan formalin, katanya. Yang penting, kita harus bijaksana dalam menggunakannya, misalnya dengan cara tidak menggunakannya pada makanan.

BAGAIMANA MENYIKAPINYA?

1. Tenang
Meskipun harus waspada, hendaknya jangan lantas menjadi paranoid, alias curigaan. Tidak perlu lah sampai harus emoh memakai perangkat melamin sama sekali. Itu namanya paranoid. Lagipula, tidak semua wadah melamin mengandung formalin berlebihan, bukan? kata Bambang. Yang penting, menurutnya, konsumen harus jeli dengan memperhatikan kualitas barang serta harganya. Kalau produknya mudah sekali pudar atau kusam, itu berarti bahannya banyak yang terkikis. Produk seperti ini perlu dihindari.

2. Dingin
Jika tidak yakin akan kualitas produk melamin yang Anda punya, sebaiknya jangan gunakan piranti makan tersebut untuk makanan serta minuman panas. Untuk makanan dingin, sih, aman-aman saja, karena formalin yang sudah membentuk polimer sulit untuk terurai. Kalaupun terurai, pasti tidak 100 persen, papar Bambang.

3. Cermat
Dalam mengonsumsi bahan makanan, pilihlah yang tidak mengandung formalin. Kalau tahu tahan sampai berhari-hari, diduga keras mengandung formalin, ujar Bambang. Menurut situs WHO (lembaga PBB yang khusus menangani kesehatan), sebetulnya, makanan yang mengandung formalin memiliki bau yang khas, sehingga bisa dideteksi oleh orang awam sekalipun.

4. Pengawet Lain
Sebisanya, hindari penggunaan formalin sebagai bahan pengawet. Jika bisa diganti dengan pengawet lain, itu lebih baik, saran Bambang.

Sumber : www.pitoyo.com disadur dari Tabloid Nova

0 komentar:

Posting Komentar