Menelusuri Bendungan di Masa Islam


Bendungan dibangun dengan kemampuan teknik yang tinggi.

Ilmu pengetahuan telah menebar jaringnya ke segala ranah kehidupan. Ini terjadi di dunia Islam. Beragam karya bertebaran dari pemikiran cendekiawan Muslim. Tak hanya karya dalam tataran pemikiran, tetapi juga berwujud bangunan-bangunan megah.
Bendungan menjadi salah satu dari beragam buah karya cendekiawan Muslim. Mereka merancang dan membangun bendungan tak semata untuk mewujudkan sebuah fungsi. Namun, ada sentuhan seni dan teknik tingkat tinggi.

Walaupun, terkadang tak ada pengakuan jujur atas buah karya mereka. Dalam bukunya, History of Dams, Norman Smith, seorang ilmuwan Barat, mengungkapkan keprihatinannya itu. Ia menuliskannya saat mengawali bab dalam bukunya tersebut.

Menurut Smith, yang dikutip situs Muslimheritage, sejarawan teknik sipil hampir sepenuhnya mengabaikan bangunan bendungan yang ada pada periode Muslim. Mereka tak membuat referensi mengenai hasil karya Muslim.

Bahkan, dinyatakan pula, pada masa Ummayah dan Abbasiyah, pembangunan bendungan, irigasi, dan aktivitas teknik lainnya mengalami kemunduran tajam dan kepunahan. ''Pandangan seperti ini tak adil dan tak benar,'' kata Smith.

Padahal, menurut Josef Schnitter, seorang arsitek dan ahli teknik, Muslim telah membangun banyak bendungan dengan beragam struktur dan bentuk. Mayoritas bendungan paling awal dibangun di wilayah Arabia, yang menjadi awal pusat penyebaran Islam.

Schnitter mencontohkan keberadaan Qusaybah, sebuah bendungan yang ada di dekat Madinah, memiliki tinggi 30 meter dan panjang 205 meter. Berdasarkan penemuannya, sepertiga dari bendungan yang dibangun pada abad ke-7 dan ke-8 itu masih utuh hingga sekarang.

Hal ini tentu saja menunjukkan kekuatan bangunan bendungan dan kemampuan arsitekturnya yang dimiliki para cendekiawan Muslim. Di Irak, di sekitar Kota Baghdad, terdapat sejumlah besar bendungan yang dibangun pada masa Kalifah Abbasiyah.

Kebanyakan bendungan tersebut dibangun di Sungai Tigris yang menggambarkan kemampuan teknik sipil yang tinggi. Sebagai contoh, sebuah bendungan di Baghdad dibangun dari balok-balok batu yang dipotong dengan hati-hati.

Lalu, balok-balok itu dipaku dengan paku besi. Lubang-lubang tempat paku besi ditancapkan, diisi dengan timah cair. Dari konstruksi bendungan itu, sudah terlihat kekuatan dan kekerasannya untuk menahan aliran air.
Di Iran, terdapat bendungan dengan nama Kebar yang dibangun pada abad ke-13. Bendungan itu dibuat dari pecahan-pecahan batu yang dicampur dengan adukan semen, yang terbuat dari jeruk nipis dilumatkan dengan abu tanaman gurun lokal.

Campuran ini membuat adukan kuat dan keras. Adukan yang sangat ideal bagi pembuatan bendungan itu yang menjadikannya tahan lama. Selain itu, dengan adukan yang kuat itu membuat tak ada retakan pada bendungan.

Selain itu, di Dezful, Iran, juga terdapat bendungan yang mampu mengalirkan 50 kubik air untuk menyuplai kebutuhan masyarakat Muslim di kota itu. Bendungan ini menjadi contoh bagi pembangunan bendungan di kota-kota lain.

Keberadaan sejumlah bendungan, membuat masyarakat Muslim pada masa itu tak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Pun, mereka tak menghadapi kendala mendapatkan air yang dibutuhkan untuk mengairi kebun dan tanah pertanian mereka.

Di wilayah yang sekarang ini disebut Afghanistan, terdapat tiga bendungan lebih tua dibandingkan Kebar yang ada di Iran. Ketiga bendungan itu dibangun oleh Raja Mahmoud dari Ghaznah (998-1030). Bendungan dibangun di dekat ibu kota kerajaan, Kabul.

Satu di antara ketiga bendungan itu dinamai sesuai namanya, yakni Bendungan Mahmoud. Bendungan tersebut memiliki tinggi 32 meter dan panjang 220 meter, yang terletak pada jarak 100 km dari Kabul.
Di pusat kekuasaan Islam di Spanyol, bendungan juga banyak berdiri. Konstruksinya tak kalah megah dan indah. Di Sungai Guadalquivir, Kordoba, terdapat sebuah bendungan tertua yang merupakan peninggalan masa pemerintahan Islam.

Menurut seorang ahli geografi abad ke-12 bernama Al-Idrisi, bendungan itu terbuat dari batu qibtiyyah sedangkan pilar-pilarnya terbuat dari batu marmer. Bendungan dibangun mengikuti aliran zig-zag air sungai hingga seberang sungai.

Bentuk bendungan ini menunjukkan orang-orang yang membangunnya, memiliki tujuan meningkatkan kapasitas air yang melimpah. Sisa-sisa bendungan tersebut masih dapat dilihat hingga saat ini.
Diperkirakan, bendungan tersebut semula memiliki tinggi sekitar tujuh atau delapan meter di atas permukaan air tinggi, dengan ketebalan delapan kaki. Bukti lain kejeniusan para insinyur Muslim juga terlihat dari kokohnya delapan bendungan di Sungai Turia.

Hingga ratusan tahun, bendungan-bendungan itu tak membutuhkan perbaikan sama sekali. Jika dilihat, tampaknya bendungan di Sungai Turia memiliki berat yang berlebihan pada badan bendungan. Ini bukannya tanpa sebab.

Jadi, mereka tak sembarangan membuat bentuk bendungan yang semacam itu. Bendungan dengan bentuk demikian, diperlukan untuk menahan aliran air sungai yang tak menentu gerakannya. Selain itu, juga untuk menahan hantaman pohon maupun batu.

Bendungan di Sungai Turia berusia lebih dari 10 abad. Meski telah dimakan zaman, bendungan itu masih terus mampu memenuhi kebutuhan irigasi di Valencia, Spanyol, tanpa memerlukan tambahan sistem.

Di Sungai Segura, umat Islam membangun sebuah bendungan untuk mengairi lahan yang luas di wilayah Murcia. Bendungan ini dibangun dengan rancangan dan konstruksi sempurna, dengan tinggi 25 kaki serta ketebalan 150 kaki dan l25 kaki.

Layaknya bendungan lainnya, bendungan ini terbuat dari pecahan-pecahan batu dan adukan semen. Pada masa itu, teknik yang digunakan oleh para tukang batu dan insinyur Islam untuk membangun bendungan juga sudah sangat tinggi.

Mereka sudah mampu mengukur baik kedalaman maupun lebar sungai. Sehingga, mereka bisa membuat desain bendungan yang cocok dengan ukuran sungai-sungai tersebut. Para insinyur Muslim telah memiliki kemampuan tinggi.

Selain itu, mereka juga menggunakan metode survei. Manfaatnya, mereka mampu membangun sebuah bendungan di lokasi yang tepat dan paling sesuai. Tak hanya itu, mereka juga telah mampu menata sistem kanal yang begitu kompleks.

Untuk mempermudah semua itu, mereka menggunakan astrolabes dan perhitungan trigonometri. Pada masa kekhalifahan, para cendekiawan Muslim merancang bangunan bendungan yang tak hanya berfungsi untuk mengatur air, tetapi juga mengalihkan arus air.

Bendungan yang juga berfungsi sebagai pengatur air, pertama kali dibangun insinyur Muslim di Sungai Uzaym yang terletak di Jabal Hamrin, Irak. Setelah itu, bendungan semacam itu pun banyak dibangun di kota dan negeri lain di dunia Islam.

Perusakan

Pada suatu masa, ada tangan-tangan yang menghancurkan bendungan-bendungan yang berhasil dibangun itu. Pada 1220, misalnya, tentara Jengis Khan dari Mongol, menghancurkan seluruh bagian timur peradaban di wilayah Islam, termasuk bendungan.

Perusakan terhadap Bendungan Jurjaniyah, yang ada di sebelah selatan Laut Aral, menyebabkan Sungai Oxus mengalami kekeringan pada abad-abad berikutnya. Perusakan juga terjadi pada 163 tahun kemudian, yaitu pada 1383.

Invasi pasukan Tartar juga menyebabkan kehancuran banyak bendungan. Misalnya, bendungan di Zaranj ibu kota Provinsi Seistan. Nasib serupa juga menimpa bendungan yang ada di Band-I-Rustam serta wilayah Bust.
Berutang pada Al-Kindi dan Al-Biruni

Al-Kindi dan Al-Biruni dinilai memiliki jasa bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang teknik. Termasuk teknik pembangunan bendungan dan bangunan-bangunan megah lainnya. Al-Kindi, bernama lengkap Abu Yusuf Yaqub ibn Ishaq al-Sabbah Al-Kindi.

Al-Kindi merupakan ahli matematika dan fisika. Ia lahir pada tahun 801 dan mengembuskan napas terakhirnya pada 873. Selain bisa berbahasa Arab, ia juga fasih berbahasa Yunani. Dia telah menerjemahkan banyak karya para filsuf Yunani, baik karya Aristoteles maupun Plotinus.

Selain itu, Al-Kindi juga diketahui berasal dari kalangan bangsawan di Irak. Ia berasal dari suku Kindah, hidup di Basra dan meninggal di Bagdad. Ia dikenal pula sebagai seorang tokoh besar yang menuliskan banyak karya dalam berbagai bidang.

Geometri, fisika, meteorologi, psikologi, astronomi, astrologi, aritmatika, dan musik dikuasai Al-Kindi. Ia mengumpulkan pula berbagai karya filsafat secara ensiklopedis. Seabad kemudian, diselesaikan oleh Ibnu Sina. Sedikitnya, Al-Kindi menulis 250 buku.

Sebagian besar bukunya adalah ilmu geometri, sebanyak 32  buku. Geometri dan fisika yang dikuasai Al-Kindi, sangat penting dan bermanfaat untuk mendirikan sebuah bangunan, seperti bangunan, irigasi, jembatan, maupun rumah.

Selain itu, Al-Kindi juga menulis tentang filsafat sebanyak 22 buku, logika sembilan buku, dan fisika sebanyak 12 buku. Sementara itu, Abu Raihan Al-Biruni, yang sering disebut Al-Biruni, merupakan seorang ahli matematika dari Persia.

Selain itu, Al-Biruni juga mahir dalam bidang astronomi, fisika, ensiklopedia, filsafat, sejarah, serta farmasi. Sumbangan terbesar dari pemikirannya adalah di bidang matematika, filsafat, dan obat-obatan.
Al-Biruni dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah. Pada masa itu, wilayah tersebut terletak di wilayah kekaisaran Persia. Dia belajar matematika dan pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur.

Al-Biruni juga merupakan teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina atau Ibnu Sina. Selain itu, ia juga pernah mengembara ke India dengan Mahmud dari Ghazni untuk mempelajari bahasa, falsafah, dan agama mereka serta menulis buku mengenainya.
Al-Biruni juga menguasai beberapa bahasa di antaranya bahasa Yunani, Suriah, Berber, dan Sansekerta. Beberapa pemikirannya yang penting bagi pembangunan baik bendungan maupun irigasi adalah geometri, sudut segitiga, dan teorema Archimedes. dya/taq

Sumber

Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW

Assalammu'alaikum Wr.Wb

Dalam rangka menyambut Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, dengan ini Yayasan Masjid Darussalam bermaksud menyelenggarakan TABLIGH AKBAR, yang terbuka terhadap masyarakat umum. Acara ini akan diselenggarakan pada :

Hari/Tanggal             : Jum'at, 26 Februari 2010
Pukul                        : 13.00 WITA - selesai
Tempat                     : Masjid Darussalam, Samarinda

Demikian  undangan ini kami sampaikan,atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Pengobatan Gratis

Menyambut Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, Poliklinik "Semoga Sehat" Masjid Darussalam Samarinda, insya Alloh akan mengadakan PENGOBATAN GRATIS bagi masyarakat umum.  Acara ini akan diselanggarakan pada :

Hari/Tanggal                 : Sabtu, Senin-Selasa/ 27 Februari 2010, 1-2 Maret  1431 H
Pukul                            : 08.00 - 15.00 WITA
Tempat                         : Poliklinik "Semoga Sehat"
Alamat                         : Jl K.H Abdullah Marisie, Samarinda

Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Jadwal Pemutaran Tafsir Al Misbah

Bersama Prof. DR. M. Quraish Shihab
Setiap hari, pukul 17.00 - 1745

Minggu ke-4 Februari 2010

No.
Hari/Tanggal
Judul
1.
Senin,   22 Feb 2010
QS Al Alaq
2.
Selasa,  23 Feb 2010
QS Al Ghossiyah
3.
Rabu,    24 Feb 2010
QS Al Fajr
4
Kamis,  25 Feb 2010
QS Al Balad
5.
Jum’at,  26  Feb 2010
QS Asy Syams
6.
Sabtu,    27  Feb 2010
QS Al Lail
7.
Ahad,     28  Feb 2010
QS Ad Dhuha

Keajaiban Rancangan Terbang pada Serangga - Bag. 2

Seri Buku : Keajaiban Desain Alam
Kamis, 25 Februari 2010, Pukul 10.30 - 11.00 WITA


Tidak cukup hanya mengepakkan sayap naik turun untuk menjaga kelancaran terbang. Sayap harus mengubah sudut-sudut selama tiap kepakan untuk menghasilkan gaya dorong serta mengangkat tubuhnya. Sayap memiliki kelenturan tertentu untuk berputar tergantung pada jenis serangganya. Otot terbang utama, yang juga menghasilkan tenaga yang diperlukan untuk terbang, mendukung kelenturan ini 

Sebagai contoh, untuk terbang lebih tinggi, otot-otot antara sambungan sayap mengerut lebih jauh untuk meningkatkan sudut sayap. Pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan teknik film berkecepatan tinggi mengungkapkan bahwa sayap meninggalkan jejak bulat lonjong ketika terbang. Dengan kata lain, lalat tidak hanya menggerakkan sayapnya naik dan turun, namun juga menggerakkannya dalam gerak melingkar seperti mendayung perahu di air. Gerakan ini dimungkinkan oleh otot-otot utama tadi. 

Permasalahan terbesar yang dihadapi jenis serangga dengan tubuh kecil adalah ketidakmampuan mencapai keadaan yang diperlukan ini. Udara bergerak seolah menghambat sayap serangga-serangga kecil ini dan sangat mengurangi efisiensi sayap. 








Karena itulah, beberapa serangga yang ukuran sayapnya tidak lebih dari satu milimeter, harus mengepakkan sayapnya 1000 kali per detik untuk mengatasi ketidakmampuannya itu.
Para peneliti berpendapat bahwa bahkan kecepatan ini saja tidak cukup untuk mengangkat serangga, sehingga mereka menggunakan sistem lainnya juga.
Sebagai contoh, beberapa jenis hewan pengganggu kecil, Encarsia, menggunakan cara yang disebut "tepuk dan buka." Dengan cara ini, sayap-sayap tersebut ditepuk sekaligus di puncak tekanan dan kemudian dibuka lagi. Sudut depan sayap, tempat pembuluh darah keras berada, mula-mula memisah, yang memungkinkan aliran udara menuju wilayah bertekanan udara di tengahnya. Aliran ini menghasilkan pusaran yang membantu mendapatkan gaya angkat sayap yang bertepuk. 9
 
Ada sistem khusus lain yang diciptakan bagi serangga untuk mempertahankan posisi yang mantap di udara. Beberapa lalat hanya memiliki sepasang sayap dan alat tubuh berbentuk melingkar di punggungnya yang disebut halter (penyeimbang). Halter ini berdenyut seperti sayap pada umumnya selama terbang namun tidak menghasilkan daya angkat apa pun sebagaimana yang dihasilkan oleh sayap. Halter bergerak ketika arah terbang berubah, dan mencegah serangga kehilangan arah. Sistem ini menyerupai penggunaan giroskop yang digunakan untuk memandu arah penerbangan saat ini.  

Resilin
Sambungan sayap terbentuk dari suatu protein khusus, yang disebut resilin, yang memiliki kelenturan luar biasa. Di laboratorium, para insinyur kimia bekerja untuk menggandakan bahan kimia ini, yang menunjukkan sifat yang jauh lebih unggul dibandingkan karet alam maupun buatan. Resilin merupakan suatu zat yang mampu menyerap gaya yang dikenakan padanya maupun melepaskan energi kembali begitu gaya tersebut terangkat. Dari sudut pandang ini, efisiensi resilin mencapai nilai yang sangat tinggi, 96%. Dengan cara ini, sekitar 85% energi yang digunakan untuk mengangkat sayap disimpan dan digunakan kembali ketika sayap dikatupkan/terlipat lagi. 11 Selaput dan otot dada juga dibuat untuk membantu keadaan ini.
 

 
Sistem Pernapasan Khusus pada Serangga 

Lalat terbang pada kecepatan yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Capung dapat mengembara dengan kecepatan 25 mil per jam (40 kilometer/jam). Bahkan serangga yang lebih kecil dapat mencapai kecepatan hingga 31 mil per jam (50 kilometer/jam). Kecepatan ini sebanding dengan manusia yang melakukan perjalanan dengan kecepatan ribuan mil per jam. Manusia hanya dapat mencapai kecepatan ini bila menggunakan pesawat jet. Padahal, jika kita mengingat ukuran pesawat jet jika dibandingkan dengan manusia, jelas bahwa lalat-lalat ini sebenarnya terbang lebih cepat daripada pesawat terbang.
Pesawat jet menggunakan bahan bakar khusus untuk menggerakkan mesin berkecepatan tingginya. Daya terbang lalat, pun memerlukan tingkat tenaga yang tinggi. Juga dibutuhkan sejumlah besar oksigen untuk membakar energi tersebut. Kebutuhan oksigen dalam jumlah besar ini dipenuhi oleh sistem pernapasan yang luar biasa yang terletak di dalam tubuh lalat dan serangga lainnya. 

 
Sistem pernapasan ini bekerja sangat berbeda dengan sistem pernapasan kita. Kita menghirup udara ke dalam paru-paru. Di sini, oksigen bercampur dengan darah dan dibawa ke seluruh tubuh oleh darah. Kebutuhan lalat akan oksigen begitu tinggi sehingga hampir tidak ada waktu untuk menunggu oksigen dikirim ke sel-sel tubuh oleh darah. Untuk mengatasi masalah ini, ada suatu sistem yang sangat khusus. Tabung udara di dalam tubuh serangga mengangkut udara ke bagian-bagian berbeda dari tubuh lalat. Seperti halnya sistem peredaran dalam tubuh, ada suatu jaringan tabung yang canggih dan rumit (disebut sistem trakea) yang mengirim udara yang mengandung oksigen ke tiap sel di dalam tubuh. 

Berkat sistem ini, sel-sel yang mendukung otot-otot terbang dapat mengambil oksigen secara langsung dari tabung-tabung tersebut. Sistem ini juga membantu mendinginkan otot setelah bekerja dengan tingkat tinggi yang setara 1000 putaran per detik. 

Jelaslah sudah bahwa sistem ini merupakan contoh penciptaan. Tidak ada proses kebetulan yang mampu menjelaskan rancangan yang rumit ini. Mustahil pula sistem ini berkembang dalam tahap-tahap yang dikemukakan oleh teori evolusi. Jika sistem trakea tidak bekerja secara penuh, maka tidak akan ada tahap peralihan yang menguntungkan makhluk tersebut, sebaliknya malah akan membahayakannya karena membuat sistem pernapasannya tidak bekerja. 

Seluruh sistem yang telah kita telaah sejauh ini sama-sama memperlihatkan bahwa terdapat suatu rancangan yang luar biasa bahkan hingga makhluk yang sering diabaikan seperti lalat. Setiap lalat merupakan suatu keajaiban yang membuktikan rancangan sempurna pada ciptaan Allah. Di sisi lain, "proses evolusi" yang dikemukakan oleh Darwinisme jauh dari penjelasan bagaimana satu sistem pun dari seekor lalat berkembang.
Dalam Al Qur’an, Allah mengajak seluruh manusia untuk merenungkan kenyataan ini: 

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tidaklah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang di sembah. (Surat Al Hajj :73)

"... Mereka sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun..."

Bahkan seekor lalat lebih canggih daripada semua perkakas teknologi yang telah manusia ciptakan. Lebih jauh lagi, lalat adalah "makhluk hidup". Pesawat dan helikopter hanya dapat dipakai dalam jangka waktu tertentu, setelah itu dibiarkan berkarat. Lalat, di lain pihak, malah menghasilkan keturunan yang serupa dengannya.

Cara terbang lalat rumah merupakan suatu kejadian yang amat rumit. Pertama, lalat rumah dengan seksama memeriksa alat-alat tubuh yang akan digunakan dalam penentuan arah terbang. Kemudian, lalat mengambil posisi siap terbang dengan menyesuaikan alat-alat penyeimbang di bagian depan. Terakhir, lalat memperhitungkan sudut tinggal landas, yang tergantung pada arah dan kecepatan angin, dengan menggunakan indera antenanya. Kemudian, lalat pun terbang. Dan hebatnya, semua ini terjadi dalam seperseratus detik.
Oleh karena itu, kita bisa memberinya gelar "raja terbang akrobat." Lalat dapat terbang dengan gerak zig-zag yang luar biasa di udara. Lalat bisa lepas landas secara tegak lurus dari tempatnya berdiri. Tak peduli betapa licin dan gelapnya permukaan, lalat bisa berhasil mendarat di mana pun. 


Ciri lain raja sihir terbang ini adalah kemampuannya mendarat di loteng. Karena daya tarik bumi, lalat rumah tidak dapat berpegangan dan jatuh. Akan tetapi, lalat telah diciptakan dengan suatu sistem untuk menjadikan yang mustahil itu menjadi mungkin. Di ujung kaki-kakinya, ada bantalan sedot yang amat kecil. Di samping itu, bantalan ini menyebarkan cairan lengket ketika bersentuhan dengan suatu permukaan. Cairan lengket ini memungkinkannya tetap menempel ke loteng. Ketika mendekati loteng, lalat meregang kaki-kakinya ke depan dan segera ketika lalat merasakan sentuhan loteng, lalat pun terjun dan mencengkeram permukaan loteng. Lalat mempunyai dua buah sayap. Sayap-sayap ini, yang menyatu dengan tubuhnya di bagian tengah dan terdiri atas selaput yang amat tipis yang dipotong oleh pembuluh-pembuluh darah, bisa digerakkan secara terpisah satu sama lain. Akan tetapi, ketika terbang sayap-sayap tersebut bergerak maju mundur pada satu sumbu seperti halnya pesawat bersayap tunggal. Otot-ototnya yang memungkinkan pergerakan sayap-sayap itu mengerut saat lepas landas dan mengendur saat mendarat. Meskipun dikendalikan oleh saraf-saraf di awal penerbangan, otot-otot dan gerakan sayap ini menjadi bergerak sendiri tak lama setelahnya. 

Sensor-sensor di bawah sayap dan di belakang kepalanya mengirimkan informasi tentang penerbangannya segera ke otaknya. Jika lalat rumah menghadapi aliran udara baru selama terbang, sensor-sensor ini segera mengirimkan sinyal-sinyal yang diperlukan otak. Otot-ototnya pun mulai mengarahkan sayap-sayap menurut keadaan baru tersebut. Itulah mengapa seekor lalat dapat menentukan serangga lain yang menciptakan aliran udara itu dan seringkali selalu bisa lari mengamankan diri. Lalat rumah menggerakkan sayap-sayapnya seratus kali dalam sedetik. Energi yang dikeluarkan selama terbang kira-kira seratus kali dari yang digunakan saat istirahat. Dari sudut pandang ini, kita bisa mengatakan bahwa lalat adalah makhluk yang sangat kuat karena metabolisme tubuh manusia hanya bisa menggunakan sepuluh kali energinya dalam keadan darurat jika dibandingkan keadaan hidup yang biasa. Di samping itu, manusia bisa mempertahankan pembebasan energi ini paling banyak hanya beberapa menit. Sebaliknya, lalat dapat mempertahankan irama itu hingga setengah jam dan bisa terbang hingga satu mil dengan kecepatan yang sama.






 

Prof Dr. Hulusi Behcet, Secemerlang Namanya



Namanya diabadikan pada penyakit yang ia temukan.

Sesuai namanya, Hulusi Behçet, ilmuwan kelahiran Istanbul, Turki, ini memang bersinar. Behçet merupakan nama keluarga, yang berarti bersinar atau cerdas. Nama ini tersemat pula di belakang nama ayahnya, Ahmed Behçet, seorang pengusaha ternama dan sarat keberhasilan.

Seperti ayahnya, Hulusi Behçet, juga mengulangi kegemilangan dan kesuksesan ayahnya. Namun, ia bergerak di bidang yang berbeda, yaitu kedokteran, khususnya dermatologi dan penyakit kelamin. Bahkan, ia menemukan jenis penyakit yang kemudian dikenal, Behçet Disease.

Behçet Disease, merupakan penyakit peradangan menahun yang sering kambuh. Penyakit ini, bisa menyebabkan rasa nyeri berulang pada luka di mulut, lepuhan di kulit, alat kelamin, sendi membengkak, dan luka pada mata.

Selain itu, pembuluh darah, sistem syaraf, dan saluran pencernaan bisa mengalami peradangan. Penyakit ini lebih sering menyerang laki-laki. Biasanya timbul pada usia 20-an, tetapi kadang-kadang terjadi pada masa kanak-kanak.

Hingga saat ini, penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Namun, virus dan penyakit autoimun diduga berperan dalam terjadinya penyakit ini. Hampir semua penderita penyakit ini mengalami luka di mulut yang terasa nyeri dan berulang. Ini biasanya merupakan gejala awal.

Gejala lainnya, muncul beberapa hari bahkan beberapa tahun kemudian. Peradangan berulang dari bagian mata, menyebabkan nyeri pada mata, peka terhadap cahaya, dan penglihatan berkabut. Lepuhan pada kulit dan jerawat bernanah, timbul pada 80 persen penderita Behçet Disease.

Pengamatan pertamanya pada jenis penyakit itu, dimulai saat ia bertemu dengan pasiennya antara 1924-1925. Pria ini telah berkonsultasi selama beberapa tahun mengenai penyakitnya, baik di Istanbul dan Wina, Austria. Konsultasi dilakukan beberapa kali.

Menurut diagnosis dari gejala penyakit tersebut, sejumlah dokter mencurigainya bahwa pria tersebut menderita penyakit kelamin, sifilis, dan TBC. Para dokter Austria menyebut penyakit yang diderita pria tersebut berasal dari protozoa yang tidak dikenal.

Dokter mata yang memeriksa pria tersebut menggambarkan bahwa pria tersebut mengalami gangguan mata yang mungkin disebabkan penyakit kelamin, tuberkulosis, atau infeksi stafilokokal. Setelah beberapa kali melakukan operasi iris mata, pria itu merasa putus asa.

Namun, Behçet terus berusaha menyembuhkan pria tersebut selama bertahun-tahun. Pada 1930, seorang wanita yang menderita iritasi di matanya, luka di mulutnya dan di daerah genitalnya dirujuk ke kliniknya.
Wanita tersebut juga mengalami gejala itu berulang-ulang selama beberapa tahun. Behçet berusaha mendiagnosis pasiennya dari tuberkulosis, atau mikosis dengan biopsi dan analisis laboratorium lain, tetapi dia tidak dapat menemukan apa-apa.

Menyusul kedua pasien sebelumnya, pada 1936 Behçet menemukan pasien laki-laki dari sebuah klinik gigi dengan mulut yang terluka, iritasi mata, demam pada malam hari, dan sakit perut. Setelah memeriksa pasien itu, ia tak menemukan apa pun kecuali kista gigi.

Behçet berpikir, mungkin gejala-gejala yang berulang terjadi karena virus. Namun, dia memutuskan untuk tetap berusaha menyembuhkan pasiennya tersebut. Melihat sejumlah gejala para pasiennya, ia menyimpulkan mereka menderita gejala penyakit baru.

Pada 1938, Dr Niyazi Gözcü melaporkan dua kasus baru dengan gejala yang sama dengan yang diderita pasien Behçet. Setelah itu, banyak kasus yang sama mulai terjadi di Belgia, Austria, Amerika Serikat, Jepang, denmark, Swiss, dan Israel.

Bahkan, para ahli mata telah menyebut kasus baru tersebut sebagai 'Behcet's syndrome'. Akhirnya, dokter-dokter di Eropa menerima kenyataan dengan munculnya penyakit baru itu.
Pada 1947 atas saran Prof Mischner dari Fakultas Kedokteran Zurich, saat berlangsung kongres kedokteran internasional di Jenewa, Swiss, penemuan Behçet itu dinamakan penyakit Morbus Behçet. Dalam literatur medis, penyakit ini disebut Behçet's Disease.

Masa sulit

Hulusi Behçet dilahirkan pada 20 Februari tahun 1889. Saat ia masih kecil, ibunya Ayse Behçet, meninggal dunia. Ia kemudian diasuh oleh neneknya. Saat kanak-kanak, menjadi masa yang sulit baginya hingga kemudian ia memiliki sifat tertutup.

Behçet mendapatkan pendidikan dasar di Damaskus, Suriah, yang dulu menjadi bagian dari Kekaisaran Turki Usmani, sebab ayahnya memiliki usaha di sana. Di sekolahnya, dia mempelajari bahasa Prancis, Jerman, dan Latin.

Dahaganya terhadap ilmu kedokteran, mendorong Behçet masuk ke sekolah kedokteran. Ia masuk ke Gülhane Military Medical Academy, Istanbul, Turki. Setelah menyelesaikan studinya, pada 1910, ia melanjutkan menimba ilmu kedokteran khusus.

Behçet mengambil spesialiasi dermatologi dan penyakit kelamin. Ia mendalami bidang tersebut selama empat tahun. Selama perang dunia I, yang berlangsung pada 1914 hingga 1918, ia bekerja di rumah sakit militer di Edirne, sebagai dokter spesialis dermatologi dan penyakit kelamin.

Selain itu, Behçet juga ditugaskan menjadi asisten kepala rumah sakit tersebut. Lalu, antara 1918-1919, dia pertama kalinya pergi ke Budapest, Hungaria, lalu ke Berlin, Jerman, untuk meningkatkan pengetahuannya tentang medis.
Tak lama berselang, Behçet kembali ke Turki dan bekerja sebagai dokter freelance. Pada 1923, ia diangkat menjadi dokter kepala di Rumah Sakit Penyakit Kelamin Hasköy di Golden Horn, Istanbul, lalu menikah dengan Refika Davaz, putri seorang diplomat terkenal.

Lalu, Behçet pindah ke Rumah Sakit Guraba yang sekarang bagian dari Sekolah Kedokteran Universitas Istanbul. Selain menjabat sebagai profesor di Jurusan Kedokteran Universitas Istanbul, dia juga bekerja di rumah sakit swasta.

Pada 1933, Universitas Istanbul direformasi supaya lebih modern. Selama periode reformasi, Behçet mendirikan jurusan dermatologi dan penyakit kelamin. Dia juga terus melakukan penelitian, menulis, dan diskusi ilmiah.

Selain itu, Behçet juga aktif menghadiri berbagai macam kongres di bidang kedokteran, baik di tingkat nasional maupun internasional. Ia pun sangat piawai menorehkan pena, berbagai artikel hasil pemikirannya diterbitkan di dalam maupun luar negeri.

Seorang ahli patologi Jerman, Prof Philipp Schwartz, menyebut Behçet sebagai orang yang dikenal di mana-mana, namun tak di negaranya sendiri. ''Anda tak dapat menemukannya di Turki, sebab dia selalu ke luar negeri, mempresentasikan penemuannya,'' katanya.

Behçet juga diketahui telah lama tertarik melakukan penelitian terhadap penyakit kelamin, sifilis, sejak 1922. Ia telah pula menerbitkan banyak artikel tentang penyakit tersebut, baik cara mendiagnosisnya, perawatan, sifat turun-menurun, dan aspek sosialnya.

Di sisi lain, Behçet juga banyak mempelajari penyakit Leishmaniasis, sebuah penyakit yang disebabkan parasit protozoa yang termasuk dalam genus Leishmania dan ditularkan lewat gigitan sejenis lalat genus Lutzomyia dan Phlebotomus. Dia sangat peduli soal parasitosis.

Pada 1935, di sebuah kongres tentang dermatologi di Budapest, Behçet mendapatkan penghargaan atas studinya mengenai mikosis. Ia pun aktif memperbaiki penerbitan tentang obat-obatan Turki. Ia juga bertanggung jawab atas penerbitan jurnal penyakit kulit dan kelamin.
Jurnal tersebut bernama Turki Archives of Dermatology dan Syphilology. Empat tahun kemudian, Behçet terpilih sebagai anggota koresponden jurnal ilmiah Jerman, yaitu Dermatologische Wochenschrift' dan Medizinische Wochenschrift.

Pada tahun yang sama, dia juga dipromosikan menjadi profesor. Lalu, dia juga menjabat sebagai Kepala Departemen Ilmu Penyakit Kulit dan Penyakit Kelamin hingga 1947.

Berlembar Karya Behcet

Hulusi Behcet memahami betul bidang yang menjadi spesiali sasinya, yaitu dermatologi dan penyakit kelamin. Ia pun pia wai menuangkan berbagai pemikirannya di bidang tersebut dalam beragam karya tulis. Paling tidak, ia telah me nerbitkan 126 artikel di bidang kedokteran.

Artikel tersebut diterbitkan, baik di kancah nasional maupun internasional, antara 1921 hingga tahun 1940. Sebanyak 53 dari artikelnya tersebut telah muncul dalam jurnal ilmiah bergengsi di Eropa.
Selain banyak melakukan penelitian dan menulis, Behcet juga rajin melakukan penerjemahan berbagai macam artikel kedokteran dan ilmiah internasional ke dalam bahasa Turki. Ini mempermudah generasi baru Turki mendapat kan pengetahuan baru tentang kedokteran.

Selain menggeluti bidang ke dok teran, ia juga memiliki ketertarikan pada bidang seni dan sastra.
Sastra memberikan kehidupan dan war na lain kepada dunianya yang pe nuh dengan aktivitas kedokteran dan il miah. Pada 8 Maret 1948, Behcet me ning gal akibat serangan jantung. Namun, namanya dikenang melalui nama sejumlah laboratorium dan lembaga pendidikan.

Kebesaran nama Behcet juga dikenang dalam berbagai kongres nasional atau internasional. Pada tahun 1980, atas prakarsa salah seorang mahasiswa yang pernah diajar oleh Behcet, Pemerintah Turki mengeluarkan perangko bergambar Behcet untuk mengenang jasanya.
Pada 1982, Behcet dianugerahi Medical Award of the Turkish Republic dari Eczacbas Foundation of Scientific Research.

Biografinya juga diterbitkan dalam Jour nal of Philatelic Society dan dalam Buletin Medis Angkatan Darat Amerika Serikat dan Eropa. Pada 1996, perce takan uang logam Turki merilis koin pe rak untuk mengenang jasa-jasa Behcet. dya/taq

Sisi Biologi dan Kedokteran Imam Al Gazali


Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali merupakan seorang pemikir yang multi talenta yang banyak menyumbangkan pemikirannya dalam ilmu teologi, filsafat, astronomi, politik, sejarah, ekonomi, hukum, kedokteran, biologi, kimia, sastra, etika, musik, maupun sufisme.

Dia adalah teolog Islam, ahli hukum, ahli filsafat, kosmologi, psikolog, maupun biologi. Dia dilahirkan di Tus, Provinsi Khorasan, Persia dan hidup antara tahun 1058 hingga 1111. Al Ghazali yang sering disebut juga Algazel merupakan salah satu sarjana yang paling terkenal dalam sejarah pemikiran Islam Sunni. Dia dianggap sebagai pelopor metode keraguan dan skeptisisme. Salah satu karya besarnya berjudul Tahafut Al Falasifah atau The Incoherence of the Philosophers. Dia berusaha mengubah arah filsafat awal Islam, bergeser jauh dari metafisika Islam yang dipengaruhi oleh filsafat Yunani kuno dan Helenistik menuju filsafat Islam berdasarkan sebab-akibat yang ditetapkan oleh Allah SWT atau malaikat perantara, sebuah teori yang kini dikenal sebagai occasionalism.
Keberadaan Al Ghazali telah diakui oleh sejarawan sekuler seperti William Montgomery Watt yang menyebutnya sebagai Muslim terbesar setelah Muhammad. Selain kesuksesannya dalam mengubah arah filsafat Islam awal Neoplatonisme yang dikembangkan atas dasar filsafat Helenistik, Dia juga membawa Islam ortodoks ke dalam ilmu tasawuf. Al Ghazali juga sering disebut sebagai Pembuktian Islam, Hiasan keimanan, atau Pembaharu agama. Dalam buku berjudul  Historiografi Islam Kontemporer disebutkan, seorang penulis bernama Al Subki dalam bukunya yang berjudul Thabaqat Al Shafiyya Al Kubra pernah menyatakan, “Seandainya ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad, maka manusianya adalah Al Ghazali.” Hal ini menunjukkan tingginya ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan yang dimiliki Al Ghazali.

Pengaruh Al Ghazali baik dalam bidang agama maupun ilmu pengetahuan memang sangat besar. Karya-karya maupun tulisannya tak pernah berhenti dibicarakan hingga saat ini. Pengaruh pemikirannya tidak hanya mencakup wilayah di Timur Tengah tetapi juga negara-negara lain termasuk Indonesia dan negara barat lainnya. Para ahli filsafat barat lainnya seperti Rene Descartes, Clarke, Blaise Pascal, juga Spinoza juga mendapatkan banyak pengaruh dari pemikiran Al Ghazali.

Kebanyakan orang-orang mengenal pemikiran Al Ghazali hanya dalam bidang teologi, fiqih, maupun sufisme. Padahal dia merupakan seorang ilmuwan yang hebat dalam bidang ilmu biologi maupun kedokteran. Dia telah menyumbangkan pemikiran dan jasa yang besar dalam bidang kedokteran modern dengan menemukan sinoatrial node (nodus sinuatrial) yaitu jaringan alat pacu jantung yang terletak di atrium kanan jantung dan juga generator ritme sinus. Bentuknya berupa sekelompok sel yang terdapat pada dinding atrium kanan, di dekat pintu masuk vena kava superior. Sel-sel ini diubah myocytes jantung. Meskipun mereka memiliki beberapa filamen kontraktil, mereka tidak kontraksi. Penemuan sinoatrial node oleh Al Ghazali ini terlihat dalam karya-karyanya yang berjudul Al-Munqidh min Al-Dhalal, Ihya Ulum Al Din, dan Kimia Al-Sa'adat. Bahkan penemuan sinoatrial node oleh Al Ghazali ini jauh sebelum penemuan yang dilakukan oleh seorang ahli anatomi dan antropologi dari Skotlandia, A. Keith dan seorang ahli fisiologi dari Inggris MW Flack pada tahun 1907. Sinoartrial node ini oleh Al Ghazali disebut sebagai titik hati.

Dalam menjelaskan hati sebagi pusat pengetahuan intuisi dengan segala rahasianya, Al Ghazali selalu merumuskan hati sebagai mata batin atau disebut juga inner eye dalam karyanya yang berjudul Al-Munqidh min Al-Dhalal yang diterjemahkn oleh C. Field menjadi Confession of Al Ghazali. Dia juga menyebut mata batin sebagai insting yang disebutnya sebagai cahaya Tuhan, mata hati, maupun anak-anak hati. Kalu titik hati Al Ghazali dibandingkan dengan sinoartrial node, maka akan terlihat bahwa titik hati sebenarnya mempunyai hubungan erat dengan sinoartrial node. Dia menyebutkan bahwa titik hati tersebut tidak dapat dilihat dengan alat-alat sensoris sebab titik tersebut mikroskopis. Para ahli kedokteran modern juga menyatakan sinoartrial node juga bersifat mikroskopis.

Al Ghazali menyebutkan titik hati tersebut secara simbolis sebagai cahaya seketika yang membagi-bagikan cahaya Tuhan dan elektrik. Menurut gagasan modern, dalam satu detik, sebuah impuls elektrik yang berasal dari sinoartrial node mengalir ke bawah lewat dua atria dalam sebuah gelombang setinggi 1/10 milivolt sehingga otot-otot atrial dapat melakukan kontraksi.

Pada era modern ini para ahli anatomi menyatakan pembentukan tindakan secara potensial berasal dari hati, yaitu kontraksi jantung yang merupakan gerakan spontan yang terjadi secara independen dalam suatu sistem syaraf. Dia juga menyatakan bahwa hati itu merdeka dari pengaruh otak dalam karyanya yang berjudul Al-Munqidh min Al-Dhalal. Para pemikir modern banyak yang mengatakan, suatu tindakan kadang terjadi melalui mekanisme yang tak seorang pun tahu mengenainya. Namun Al Ghazali mengatakan, tindakan yang terjadi melalui mekanisme yang tak diketahui tersebut sebenarnya disebabkan oleh sinoartrial node. Dia juga menyatakan penguasa misterius tubuh yang sebenarnya adalah titik hati tersebut, bukanlah otak.

Al Ghazali tidak hanya menggambarkan dimensi fisik sinoartrial node tetapi dia juga menggambarkan dimensi metafisik dari sinoartrial node. Hal ini jauh berbeda dengan pandangan para pemikir sekuler yang hanya mampu menggambarkan sinoartrial node secara fisik semata. Secara metafisik, Al Ghazali menggambarkan sinoartrial node sebagai pusat pengetahuan intuitif atau inspirasi ke-Tuhanan yang bisa berfungsi sebagi peralatan untuk menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada hambanya. Namun orang yang bisa memfungsikan sinoartrial node hanyalah orang yang telah mencapai penyucian diri sendiri atau orang yang sangat beriman kepada Allah SWT.

Dukungan Al Ghazali terhadap pengembangan ilmu anatomi dan pembedahan

Selain menemukan sinoartrial node, Al Ghazali juga memberikan sumbangan lain dalam bidang kedokteran dan biologi. Catatan sejarah menyebutkan, tulisan-tulisan Al Ghazali diyakini menjadi pendorong bangkitnya kemauan untuk melakukan studi kedokteran pada abad pertengahan Islam, khususnya ilmu anatomi dan pembedahan.

Dalam karyanya The Revival of the Religious Sciences, dia menggolongkan pengobatan sebagai salah satu ilmu sekuler yang terpuji (mahmud) dan menggolongkan astrologi sebagai ilmu sekuler yang tercela (madhmutn). Sehingga dia sangat mendorong orang-orang untuk memepelajari ilmu pengobatan. Saat membahas tentang meditasi (Tafakkur), dia menjelaskan anatomi tubuh pada sejumlah halaman bukunya secara rinci untuk menjelaskan posisi yang cocok guna melakukan kontemplasi dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Al Ghazali juga membuat pernyataan yang kuat guna mendukung orang-orang untuk mempelajari ilmu anatomi dan pembedahan dalam karyanya yang berjudul The Deliverer from Error. Dia menyebutkan, naturalis (al-tabi'yun) adalah sekelompok orang yang terus-menerus mempelajari alam, keajaiban binatang dan tumbuhan. Mereka juga sering terlibat dalam ilmu anatomi maupun pembedahan (ilm at-tashriih) dari tubuh hewan. Melalui proses pembedahan itu mereka mampu merasakan keajaiban rancangan Allah SWT dan kebijaksanaan-Nya serta keajaiban-Nya. Dengan ini mereka dipaksa untuk mengakui Allah SWT merupakan Penguasa alam semesta dan siapapun bisa mengalami kematian. Tidak seorang pun dapat belajar anatomi maupun pembedahan dan keajaiban kegunaan dari bagian-bagian organ tubuh tanpa mengetahui
kesempurnaan desain ciptaan Allah yang berhubungan dengan struktur (binyah) binatang maupun struktur manusia. Dengan demikian, Al Ghazali menganggap dengan mempelajari ilmu anatomi maka manusia akan sadar dengan kehebatan Allah SWT yang Maha Agung sehingga hal itu membuatnya lebih mendekatkan diri kepada sang Pencipta.

Dukungan kuat Al Ghazali untuk memajukan studi tentang anatomi dan pembedahan memberikan pengaruh yang kuat dalam kebangkitan ilmu anatomi dan pembedahan yang mulai dilakukan oleh pada dokter Muslim pada abad 12 dan 13. Sejumlah dokter sekaligus ilmuwan hebat Muslim yang mulai mendorong kebangkitan ilmu anatomi dan pembedahan pada masa itu antara lain Ibn Zuhr, Ibn al-Nafis, maupun Ibn Rusyd. dya/taq

Sumber