6 Fakta Ajaib di Balik Warna Bendera Indonesia !

Kenapa bendera kita Merah Putih sih? Kok kayaknya monoton banget?

Wah, jangan salah…
Walaupun bendera kita terkesan sederhana bila dibandingkan bendera negara lain, namun ternyata tersimpan makna yang amat dalam dan luar biasa di balik sang Dwi Warna !



Semua fakta di bawah ini patut Anda Ketahui

1. Seluruh negara-negara Asia Tenggara pasti memiliki warna Merah dan Putih dalam benderanya (kecuali Vietnam).

Jadi, 8 dari 9 negara tetangga kita di Asia Tenggara memiliki warna Merah dan Putih dalam bendera kebangsaannya.
- Malaysia : merah, putih, biru, kuning
- Singapura : merah, putih
- Brunei : kuning, hitam, merah, putih
- Thailand: merah, putih, biru
- Filipina: merah, putih, biru, kuning
- Kamboja: merah, putih, biru
- Myanmar: merah, putih, biru
- Laos: merah, putih, biru
- Vietnam: merah, kuning

Ajaib bukan?

Masih belum puas?

- Amerika Serikat: merah, putih, biru
- Rusia: merah, putih, biru
- Jepang: merah, putih
- Perancis: merah, putih, biru
- Italia: merah, putih, hijau
- Inggris: merah, putih, biru
- Turki: merah, putih


2. Merah Putih merupakan warna tertua yang dipasangkan dalam budaya banyak negara-negara dunia.
  • Di antara pakaian yang digemari oleh Nabi Muhammad SAW adalah pakaian putih dan pakaian merah. Ini dalil2 haditsnya:
    • Dari Jabir bin Samurah ra : “Saya pernah melihat Rasulullah SAW pada malam bulan purnama, aku melihat Rasulullah SAW lalu melihat bulan, sedangkan beliau mengenakan pakaian merah. Menurutku beliau lebih elok daripada bulan.” (HR. Tirmidzi, Hadits hasan gharib. Dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi)
    • Dari Jabir bin Samurah ra : "Saya ketika itu melihat Nabi dengan berpakaian merah. Kemudian saya membandingkannya dengan melihat bulan. Ternyata, dalam pengamatan saya, beliau lebih indah daripada bulan." (HR. Abu Ya'la dan Al-Baihaqi)
    • Al Mawardi mengatakan, “Di antara kebiasaan Nabi dan para khalifah yang empat memakai pakaian yang berwarna putih.” (lihat al Hawi al Kabir, 2/440)
    • Ibnu Qudamah berkata, “Pakaian yang paling utama adalah pakaian yang berwarna putih karena Nabi bersabda, ‘Sebaik-baik pakaian kalian adalah yang berwarna putih. Gunakanlah sebagai pakaian kalian dan kain kafan kalian.” (al Mughni, 3/229)
  • Di negeri-negeri Melayu serta dalam budaya Nusantara, kita sangat mengenal ada bubur merah bubur putih.
  • Di Jepang, ada istilah "kouhaku" dimana dalam suatu pertandingan maka satu pihak berwarna merah (kou / beni) dan satu pihak lagi berwarna putih (haku / shiro).  
  • Kouhaku: Hanya ada dua tim, tim Merah melawan tim Putih.:
  • Perang Saudara Rusia dan Perang Saudara Finlandia adalah peperangan di antara Tentara Merah dan Tentara Putih. 
  • Di Cina, Merah adalah warna keberuntungan dan menjadi warna untuk pakaian pernikahan. Uang dalam masyarakat Tionghoa biasa diberikan dalam amplop merah (angpao). Sebaliknya, Putih merupakan perlawanan dari warna merah, karena putih biasanya diartikan sebagai warna berduka dalam budaya Tionghoa dan Asia Timur lainnya. Jadi, Merah dan Putih ini berpasangan. 
  • Dalam budaya Kristiani, warna Merah dan Putih merupakan salah satu warna utama dalam Natal (lihat pakaian Sinterklas). Tidak pernahkah terpikir dalam otak agan kenapa Sinterklas tidak berpakaian Hitam dan Putih saja misalnya? 
  • Ada 150 negara yang menyertakan warna Merah pada Bendera Nasional kebangsaannya. 
  • 3. Secara anatomi, Merah Putih merupakan warna tertua dalam tubuh manusia. Sejak manusia dibentuk sebagai janin di dalam rahim, maka ia terdiri atas darah serta daging (merah) dan tulang (putih).


    4. Secara geologi, Merah dan Putih merupakan representasi dari dua unsur alami yang paling panas dan paling dingin di bumi. Yang paling panas adalah lava / inti bumi (berwarna merah), dan yang paling dingin adalah salju (berwarna putih).
     
 

Burung : Mesin Terbang Sempurna - Bag. 1


Seri Buku : Keajaiban Desain Alam
Kamis, 4 Maret 2010
Pukul 10.30-11.00 WITA

Karena mereka yakin bahwa burung pasti pernah berevolusi, para evolusionis menyatakan bahwa burung adalah keturunan reptil. Padahal, model evolusi yang berkembang tidak mampu menjelaskan satu pun dari gerak tubuh burung, yang memiliki bentuk sangat berbeda dengan hewan menyusui. Pertama, bagian tubuh utama dari burung, yakni sayap, merupakan rintangan besar untuk menjelaskan teori evolusi. Salah satu evolusionis Turki, Engin Korur, membuat pengakuan berikut ketika menyebutkan mustahilnya evolusi sayap:
Sifat umum mata dan sayap burung adalah bahwa keduanya hanya dapat bekerja jika sudah tumbuh sempurna. Dengan kata lain, mata yang baru mengalami separuh perkembangan tidak akan mampu melihat, dan seekor burung dengan sayap setengah terbentuk tidak akan mampu terbang. Bagaimana alat-alat tubuh tersebut menjadi seperti saat ini adalah salah satu misteri yang masih sedang terus diteliti. 13

Pertanyaan tentang bagaimana bentuk sayap yang sempurna mungkin telah terbentuk melalui serangkaian mutasi acak bertahap, tetap sepenuhnya tak terjawab. Proses agar kaki depan reptil dapat beralih menjadi sebuah sayap yang sempurna juga tidak pernah terjelaskan.

Lebih dari itu, keberadaan sayap bukanlah satu-satunya prasyarat bagi makhluk darat untuk berubah menjadi burung. Hewan menyusui sama sekali tidak memiliki sejumlah hal yang digunakan burung untuk terbang. Sebagai contoh, tulang-tulang burung jauh lebih ringan daripada tulang hewan menyusui. Paru-paru mereka memiliki bentuk dan kegunaan yang berbeda, begitu pula bentuk rangka dan ototnya. Sistem peredaran mereka lebih khusus dibandingkan dengan yang dimiliki hewan menyusui. Seluruh hal ini tidak mungkin muncul sepanjang waktu melalui "proses sebab-akibat dari kejadian-kejadian sebelumnya." Pernyataan tentang peralihan hewan menyusui menjadi burung oleh karenanya hanyalah omong kosong.

Bentuk Bulu pada Burung

Teori evolusi, yang menyatakan bahwa burung adalah keturunan dari reptil, tidak mampu menjelaskan perbedaan yang begitu besar antara kedua kelas makhluk ini. Burung memperlihatkan ciri yang berbeda dengan reptil dalam hal memiliki bentuk kerangka yang berongga, tulang yang bobotnya sangat ringan, serta sistem pernapasan tersendiri dan sifatnya sebagai makhluk berdarah dingin. Struktur lain yang berbeda pada burung, yang menciptakan jurang pemisah tak teratasi antara burung dan reptil, adalah bulunya.

Bulu adalah yang terpenting dari segi keindahan yang menarik dari seekor burung. Ungkapan "ringan seperti bulu" menggambarkan kesempurnaan bentuk yang canggih dari sehelai bulu.

Bulu terbuat dari semacam zat protein yang disebut keratin. Keratin merupakan bahan yang keras dan berdaya tahan yang terbentuk dari sel-sel tua yang berpindah dari sumber-sumber zat gizi dan oksigen pada lapisan kulit yang lebih dalam dan mati untuk memberi jalan bagi sel-sel baru.
Rancangan pada bulu burung begitu rumit sehingga proses evolusi benar-benar tak mampu menerangkannya. Ilmuwan Alan Feduccia mengatakan bahwa bulu "memiliki kerumitan bentuk yang ajaib" yang "memungkinkan perbaikan aerodininamik secara mekanik" yang tak pernah dapat dicapai melalui cara lain manapun. 14 Meskipun ia adalah seorang evolusionis, Feduccia juga mengakui bahwa "bulu merupakan penyesuaian yang hampir sempurna untuk terbang" karena bulu itu ringan, kuat, berbentuk pola yang memperlancar aliran udara, dan memiliki bentuk kawat berduri dan pengait yang sangat rumit. 15

Rancangan bulu juga memaksa Charles Darwin untuk merenungkannya. Bahkan, keindahan sempurna bulu merak telah membuatnya "sakit" (menurut istilahnya sendiri). Dalam sebuah surat yang dia tulis untuk Asa Gray pada 3 April 1860, dia berkata, "Saya ingat benar ketika renungan tentang mata membuat saya jadi demam, tetapi saya telah pulih dari tahap yang menyusahkan ini…" Kemudian lanjutnya:
… dan sekarang bagian dari bentuk yang sepele sering membuatku sangat tidak nyaman. Pengamatan terhadap ekor merak, setiap kali memandanginya, membuatku sakit! 16

 
Duri Kecil dan Pengait 


Kita menemukan rancangan yang luar biasa jika bulu burung diamati di bawah mikroskop. Sebagaimana kita semua ketahui, terdapat ruas yang terbentang di bagian tengah bulu. Ratusan duri kecil tumbuh di tiap sisi ruas tersebut. Duri-duri dengan berbagai kelembutan dan ukuran memberikan bentuk aerodinamik pada burung. Terlebih lagi, setiap duri memiliki ribuan helaian yang lebih kecil yang menempel padanya dan disebut barbula (kawat-kawat halus), yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Barbula ini terkunci bersama dengan alat seperti pengait (hamuli). Barbula tersebut terikat satu dengan lainnya seperti risleting dengan bantuan pengait-pengait ini. Sebagai contoh, satu helai bulu bangau memiliki sekitar 650 duri pada tiap sisi ruas bagian tengah. Sekitar 600 barbula bercabang di tiap duri. Setiap barbula terikat menjadi satu dengan 390 pengait. Pengait saling mengunci seperti gigi-gigi di kedua sisi risleting. Barbula-barbula ini saling mengunci begitu erat sehingga bahkan tiupan asap pada bulu tersebut tidak akan dapat menembusnya. Jika pengait-pengait tersebut terpisah karena suatu hal, burung dapat dengan mudah memperbaiki bulunya menjadi bentuk semula dengan mengocoknya sendiri atau dengan meluruskan bulu-bulunya dengan paruhnya


Untuk bertahan hidup, burung harus menjaga bulunya tetap bersih, rapi, dan selalu siap untuk terbang. Mereka menggunakan kelenjar minyak yang berada di pangkal ekornya untuk perawatan bulu-bulu mereka. Mereka membersihkan dan menggosok bulunya dengan menggunakan minyak ini, yang juga memberikan kemampuan tahan air ketika mereka berenang, menyelam, atau berjalan dan terbang dalam hujan.
Di samping itu, pada cuaca dingin bulu-bulu tersebut mencegah suhu tubuh burung merosot. Bulu-bulu tersebut dirapatkan erat ke tubuh dalam cuaca panas agar tetap dingin. 17

Macam-macam Bulu
Bulu memiliki kegunaan berbeda tergantung pada tempatnya di tubuh. Bulu di badan seekor burung memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan yang ada di sayap atau ekor. Bulu-bulu ekor yang penuh ditumbuhi bulu berguna untuk mengendalikan dan mengerem. Di lain pihak, bulu sayap memiliki bentuk berbeda yang memungkinkan daerah permukaannya mengembang ketika mengepak untuk memperbesar gaya angkat. Ketika sayap mengepak ke bawah, bulu-bulu makin merapat, yang mencegah aliran udara lewat. Ketika sayap berada dalam gerakan ke atas, bulu-bulunya terbuka, memberi jalan pada aliran udara. 18 Burung menggugurkan bulunya selama waktu-waktu tertentu untuk menjaga kemampuan terbangnya. Bulu yang tua atau rusak akan langsung diperbarui.
 

  

 


 
SIFAT-SIFAT RANCANGAN SANG MESIN TERBANG
Penelitian lebih dekat terhadap burung mengungkapkan bahwa mereka dirancang khusus untuk terbang. Tubuhnya telah diciptakan dengan kantung udara dan tulang berongga untuk mengurangi massa tubuh dan berat keseluruhan. Sifat cairan kotoran mereka memastikan agar kelebihan air dalam tubuhnya dibuang. Bulu-bulu mereka berbobot sangat ringan bila dibandingkan dengan volumenya.
Mari kita telaah bentuk-bentuk khusus pada burung ini satu demi satu:

1- Kerangka
Kekuatan kerangka seekor burung lebih dari layak, meskipun tulangnya memiliki rongga. Sebagai contoh, seekor burung kutilang berparuh besar dan berleher pendek (Coccothraustes coccothraustes) sepanjang 7 inci (18 cm) melakukan tekanan sekitar 151 lbs (68,5 kg) untuk memecahkan suatu biji zaitun. Karena lebih "teratur" dibandingkan hewan menyusui, tulang bahu, panggul, dan dada pada burung bergabung bersama. Rancangan ini memperbaiki kekuatan bentuk burung. Sifat lain dari kerangka burung, sebagaimana telah disebutkan, adalah lebih ringan daripada rangka hewan menyusui. Sebagai contoh, kerangka seekor merpati beratnya hanya 4,4% dari keseluruhan berat tubuhnya. Tulang burung friget hanya seberat 118 gr, yang lebih ringan dibandingkan berat keseluruhan bulunya. 



2- Sistem Pernapasan
 

Sistem pernapasan pada hewan menyusui dan burung bekerja dengan cara yang sepenuhnya berbeda, terutama karena burung membutuhkan oksigen dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan yang dibutuhkan hewan menyusui. Sebagai contoh, burung tertentu bisa memerlukan dua puluh kali jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Karenanya, paru-paru hewan menyusui tidak dapat menyediakan oksigen dalam jumlah yang dibutuhkan burung. Itulah mengapa paru-paru burung diciptakan dengan rancangan yang jauh berbeda.
Pada hewan menyusui, aliran udara adalah dua arah: udara melalui jaringan saluran-saluran, dan berhenti di kantung-kantung udara yang kecil. Pertukaran oksigen-karbon dioksida terjadi di sini. Udara yang sudah digunakan mengalir dalam arah berlawanan meninggalkan paru-paru dan dilepaskan melalui tenggorokan.
Sebaliknya, pada burung, aliran udara cuma satu arah. Udara baru datang pada ujung yang satu, dan udara yang telah digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini memberikan persediaan oksigen yang terus-menerus bagi burung, yang memenuhi kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi. Michael Denton, seorang ahli biokimia Australia serta kritikus Darwinisme yang terkenal menjelaskan paru-paru unggas sebagai berikut: 

Dalam hal burung, bronkhus (cabang batang tenggorokan yang menuju paru-paru) utama terbelah menjadi tabung-tabung yang sangat kecil yang tersebar pada jaringan paru-paru. Bagian yang disebut parabronkhus ini akhirnya bergabung kembali, membentuk sebuah sistem peredaran sesungguhnya sehingga udara mengalir dalam satu arah melalui paru-paru…. Meskipun kantung-kantung udara juga terbentuk pada kelompok reptil tertentu, bentuk paru-paru burung dan keseluruhan fungsi sistem pernapasannya sangat berbeda. Tidak ada paru-paru pada jenis hewan bertulang belakang lain yang dikenal, yang mendekati sistem pada unggas dalam hal apa pun. Bahkan, sistem ini mirip hingga seluk-beluk khususnya pada semua burung… 19
Dalam bukunya A Theory in Crisis, Michael Denton juga menunjukkan mustahilnya pembentukan sistem sempurna seperti itu melalui evolusi bertahap: 

Bagaimana mungkin sistem pernapasan yang sangat berbeda bisa berevolusi secara bertahap dari suatu rancangan baku hewan bertulang belakang, khususnya jika mengingat bahwa keberlangsungan fungsi pernapasan begitu menentukan bagi kehidupan suatu makhluk hidup, sedemikian sehingga kegagalan fungsi yang terkecil pun akan mengakibatkan kematian dalam sekejap. Seperti halnya ketika bulu tidak berfungsi sebagai alat terbang hingga pengait dan barbula dapat saling bersesuaian agar cocok sekaligus secara sempurna, demikian pula paru-paru unggas tidak akan berfungsi sebagai alat pernapasan hingga sistem parabronkhus yang tersebar di dalamnya serta sistem kantung udara yang menjamin pasokan udara untuk parabronkhus, keduanya telah berkembang dengan sempurna dan mampu bekerja bersama dengan cara yang menyatu sempurna pula. 20

 
Pendeknya, peralihan dari paru-paru hewan menyusui ke paru-paru unggas adalah mustahil karena ternyata paru-paru yang akan menjalani tahap perkembangan peralihan tidak akan mempunyai manfaat apa pun. Tidak ada makhluk tanpa paru-paru dapat hidup meski hanya beberapa saat. Karena itulah, makhluk hidup tidak akan mampu menunggu jutaan tahun untuk mutasi acak demi menyelamatkan hidupnya.

Bentuk berbeda dari paru-paru unggas menunjukkan adanya rancangan yang sempurna yang memasok sejumlah besar oksigen yang dibutuhkan untuk terbang. Hanya perlu sedikit kesadaran untuk melihat bahwa susunan tubuh burung yang tak ada bandingannya ini bukanlah suatu hasil sekonyong-konyong dari mutasi tak sadar. Jelaslah bahwa paru-paru burung merupakan satu dari bukti-bukti yang tak terbatas bahwa semua makhluk telah diciptakan oleh Allah.

3-Sistem Keseimbangan

Allah telah menciptakan burung tanpa cela sebagaimana Dia lakukan pada ciptaan-Nya yang lain. Kenyataan ini terwujud dalam setiap perincian. Badan burung telah diciptakan dengan suatu rancangan khusus yang menghilangkan segala ketidakseimbangan yang mungkin terjadi selama penerbangan. Kepala seekor burung sengaja diciptakan ringan sehingga hewan tersebut tidak condong ke depan ketika terbang: rata-rata, bobot kepala seekor burung adalah sekitar 1% dari berat tubuhnya.

Bentuk bulu-bulunya yang aerodinamik merupakan sifat lain dari sistem keseimbangan pada burung. Bulu, terutama yang berada pada sayap dan ekor, memberi sistem keseimbangan yang sangat tepat guna bagi burung.

Sifat ini menjamin agar seekor elang mempertahankan keseimbangan mutlak ketika menukik menuju mangsanya dalam kecepatan 240 mil per jam (384 kilometer/jam).

4-Masalah Kekuatan dan Tenaga

Setiap proses dalam bentuk rangkaian kejadian, yakni dalam biologi, kimia, maupun fisika mematuhi "Prinsip Penghematan Energi." Singkatnya, kita bisa menyimpulkannya "diperlukan sejumlah energi tertentu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan."
Contoh penting tentang pengehematan energi ini bisa diamati dalam terbangnya burung. Burung yang berpindah-pindah harus menyimpan energi yang cukup untuk membawanya melalui perjalanannya. Di sisi lain, kebutuhan lain selama penerbangan adalah berbobot seringan mungkin. Apa pun hasilnya, kelebihan beban harus dihindari. Sementara itu, bahan bakar juga harus sehemat mungkin. Dengan kata lain, jika berat bahan bakar harus sekecil mungkin, hasil tenaga darinya justru harus sebesar mungkin. Semua permasalahan ini telah teratasi pada burung.
Langkah pertama adalah menentukan kecepatan terbang yang optimal. Agar seekor burung ingin terbang sangat lambat, maka sejumlah besar energi harus dikeluarkan agar tetap berada di udara. Agar seekor burung bisa terbang sangat cepat, maka bahan bakar akan digunakan untuk mengatasi halangan udara. Oleh karena itu, jelaslah bahwa kecepatan terbaik harus dipertahankan untuk menggunakan jumlah bahan bakar sekecil mungkin. Tergantung pada bentuk rangka dan sayap yang polanya memperlancar aliran udara, kecepatan terbaik tersebut berbeda pada setiap jenis burung.
Mari kita telaah masalah ini pada burung plover emas Pasifik (sejenis belibis (Pluvialis dominica fulva): burung ini berpindah dari Alaska ke Hawaii untuk menghabiskan musim dinginnya di sana. Tidak ada pulau dalam perjalanannya. Oleh karena itu, mustahil beristirahat. Penerbangannya adalah sejauh 2500 mil (4000 km) dari awal hingga akhir dan ini secara kasarnya berarti 250.000 kepakan sayap tanpa henti. Perjalanan ini menghabiskan lebih dari 88 jam.
Berat burung adalah 7 ons (200g) di awal perjalanan, 2,5 ons (70 gr) dari berat tersebut merupakan lemak yang akan digunakan sebagai bahan bakar. Akan tetapi, setelah memperhitungkan jumlah energi yang dibutuhkan burung untuk terbang selama 1 jam, diketahui bahwa burung membutuhkan 3 ons (82 gr) bahan bakar untuk penerbangan ini. Berarti terdapat kekurangan 0,4 ons (12 gr) bahan bakar, dan burung akan kehabisan energi ratusan mil sebelum mencapai Hawaii.
Meskipun demikian, burung plover emas ini tidak gagal mencapai Hawaii setiap tahunnya. Ada rahasia apa pada makhluk ini?
Pencipta burung ini, Allah, mengilhami mereka dengan cara untuk dapat terbang secara mudah dan efisien. Burung ini tidak terbang secara sendiri-sendiri, melainkan dalam kelompok. Mereka mengikuti aturan tertentu dan membuat bentuk barisan "V" di udara. Bentuk barisan ini mengurangi hambatan udara yang mereka hadapi. Bentuk terbang ini begitu efisien sehingga mereka menghemat sekitar 23% dari energi mereka. Itulah mengapa mereka masih memiliki lemak seberat 0.2 ons (6-7 kg) ketika mendarat. Kelebihan lemak tersebut bukan karena adanya salah perhitungan, melainkan merupakan suatu bantalan yang akan digunakan jika menghadapi aliran udara yang berlawanan. 21
Keadaan yang luar bisa ini menimbulkan pertanyaan berikut ini dalam pikiran kita:
Bagaimana sang burung mengetahui banyaknya lemak yang dibutuhkannya?
Bagaimana sang burung mengatur untuk mendapatkan jumlah lemak tersebut sebelum terbang?
Bagaimana ia dapat menghitung jarak dan jumlah bahan bakar yang dibutuhkan?
Bagaimana caranya ia mengetahui bahwa suasana Hawaii lebih baik daripada Alaska?
Mustahil bagi burung untuk mencapai tingkat pengetahuan tersebut, untuk kemudian melakukan perhitungan-perhitungan ini, atau untuk membuat kelompok penerbangan berdasarkan perhitungan tersebut. Hal ini merupakan petunjuk bahwa burung tersebut "diilhami"dan diarahkan oleh suatu kekuasaan yang maha besar. Demikianlah Al Qur’an menarik perhatian kita pada "burung yang berbaris ketika terbang" dan memberi tahu kita tentang kesadaran yang diilhamkan dalam diri makhluk ini oleh Allah:
Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang ada di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Surat An-Nur: 41)
Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. (Surat Al-Mulk: 19)



Sumber : Harun Yahya

.
 

 

Keith Ellison, Tokoh Pemersatu Islam di AS


Ia banyak disukai karena pandangan politiknya yang mengusung perdamaian, kesejahteraan pekerja, pelestarian lingkungan, dan perlindungan hak-hak sipil.

Saat Presiden Barack Obama berpidato di Universitas Kairo, Mesir, pada 4 Juni 2009 lalu, ia kerap menyebut nama Keith Ellison. Sosok Ellison di mata pemimpin Amerika Serikat (AS) itu, adalah simbol persahabatan AS dengan Islam.


''Ketika orang Muslim pertama Amerika terpilih sebagai anggota Kongres, dia bersumpah setia pada konstitusi AS dengan mengangkat Alquran, kitab suci yang sama dengan yang disimpan salah seorang Bapak Bangsa kami, Thomas Jefferson, di perpustakaan pribadinya,'' kata Obama.

Kendati namanya disebut-sebut dalam pidato Obama, namun Ellison sendiri tidak merasa disanjung. ''Saya hanya berpikir, ya kalau apa yang saya lakukan bisa membantu Anda dalam membuka pintu dengan dunia Muslim, maka saya bahagia bisa melakukannya,'' kata Ellison

Ellison menilai perjuangannya adalah memperluas peluang dan ruang gerak seluruh warga Amerika, dan bukan hanya ditempatkan sebagai orang yang memahami Muslim dan segala hal yang berkaitan dengan Islam.
''Jika pengetahuan saya mengenai agama dan kepekaan terhadap isu yang berkaitan dengan keyakinan membantu menciptakan pertemanan demi Amerika dan memperpendek jurang di antara kita, mengapa saya tidak menggunakannya?'' lanjutnya.

Bagi dunia Arab, Ellison adalah simbol bahwa Amerika telah merangkul Islam. Sementara untuk Muslim Amerika dia adalah teladan politik. Wajar saja jika banyak pihak yang berpendapat demikian. Karena, bagi pemilihnya yang kebanyakan kaum liberal perkotaan Minneapollis, ibu kota negara bagian Minnesota, Ellison disukai karena pandangan politiknya yang mengusung perdamaian, kesejahteraan pekerja, pelestarian lingkungan, dan perlindungan hak-hak sipil.

Dia meraup 71 persen suara untuk masa jabatan keduanya. Padahal, di daerah pemilihannya (Dapil) yang dihuni oleh 77 persen warga kulit putih, 13 persen kulit hitam, lima persen keturunan Asia, penduduk Muslim hanya tiga persen. Anggota serikat buruh dan mereka yang bernama kearab-araban adalah penyokong utamanya.

''Saya Muslim Afro-Amerika, lalu bagaimana bisa saya dipilih oleh kebanyakan orang kulit putih Kristen Lutheran di wilayah saya?'' ujarnya. Jawabnya adalah praktik hidup kesehariannya. ''Sungguh saya melangkah tanpa perencanaan matang, saya melakukannya begitu saja,'' tambahnya.

Sebagai warga pendatang, Ellison yang pindah dari Detroit ke Minnesota pada 1987, paham benar kehidupan masyarakat Minnesota. Keragaman latar belakang penduduk justru dianggapnya sebagai kekuatan. Pria yang beristrikan guru matematika ini lantas membangun jaringan dengan seluruh lapisan masyarakat, baik yang berada di sekitar tempat tinggalnya, di pusat kota, hingga di lingkar utara.

Ellison memang bukan politikus dadakan di Minnesota. Pria kelahiran Detroit, Michigan, 4 Agustus 1963, ini pernah delapan tahun mengudara di radio komunitas, membantu warga Minnesota menyalurkan unek-uneknya. Berkat jasanya pula, pada era 1990-an Minnesota memiliki Police-Civilian Review Board, dewan yang mencermati hubungan kepolisian dengan masyarakat.

Pada 2002, Ellison terpilih mewakili House District 58 B di daerah pemilihan Minnesota. Ini merupakan kawasan bisnis potensial yang demografinya beragam dan dihuni oleh warga rasis. Di Minnesota, Ellison juga tergabung dalam keanggotakan Dewan Keamanan Publik, Komite Kebijakan dan Keuangan, serta Komite Pemilihan dan Hukum Publik.

Sebelum terjun ke dunia politik, Ellison bekerja sebagai pengacara. Ayah dari empat anak (Amirah, Jeremiah, Elijah, dan Isaiah) itu lantas memanfaatkan pengetahuannya untuk membantu kaum papa yang terjerat masalah hukum. Ia melakukannya di bawah naungan Legal Right Center. Ellison bertindak sebagai executive director di organisasi nirlaba tersebut.

Keyakinan baru

Dibesarkan di tengah-tengah keluarga penganut Katolik Roma di Detroit, putra dari pasangan Leonard dan Clida Ellison, seorang psikiater dan pekerja sosial ini menemukan keyakinan baru. Saat itu usianya masih terbilang muda, 19 tahun.

Ellison yang kala itu sedang menempuh pendidikan di Wayne State University ini lantas mengucapkan syahadat. Tidak ada hal khusus yang mendorongnya masuk Islam. Keislamannya beraliran Suni, sebagaimana umumnya yang dianut penduduk Muslim dunia.

Ellison dikenal sebagai Muslim yang taat beribadah dan menunaikan shalat lima waktu. Meski bukan anggota pengurus masjid Washington, jika lagi berada di kota tersebut Ellison selalu shalat berjamaah dengan para staf Kongres yang beragam Islam di satu ruangan di Capitol Hill. Di ruang pribadinya di Longworth House Office Building, tergelar sajadah, sedangkan pada dinding di sudut ruangan lainnya terbentang foto Kota Makkah.
Di bangku kuliah, Ellison kerap menulis kolom di koran kampusnya, Minnesota Daily, dengan nama Keith E Hakim. Salah satu tulisannya yang diterbitkan pada 1989 sempat menjadi kerikil yang mempengaruhi perjalanan Ellison menuju kursi parlemen (DPR). Tulisan tersebut memuat opini Elisson tentang kiprah Louis Farrakhan, tokoh Nation of Islam (NOI).

Diterpa masalah tersebut, Ellison menegaskan dia tak pernah menjadi anggota Nation of Islam. Namun, ia tidak mengingkari kedekatannya dengan Farrakhan. Ia mengaku terlibat dalam kegiatan Million Man March di Washington DC.

''Di pertengahan 1990-an, selama 18 bulan, saya memang pernah bekerja sama dengan personel Nation of Islam,'' ujarnya.

Ellison mengungkapkan, dia bukanlah orang yang anti-Semit. Ia bahkan menolak segala bentuk perlakuan yang bersifat anti-Yahudi. Terlepas dari masa lalunya itu, Ellison malah pernah mendapatkan dukungan dari The American Jewish World, koran lokal Minneapolis.

Ujian buat Ellison tak berhenti di situ. Saingannya dari Partai Republik kala itu, Alan Fine, menuding Ellison menerima dana kampanye dari pimpinan Council on American-Islamic Relations (CAIR), organisasi yang oleh Fine dicap memiliki hubungan erat dengan jaringan teroris.

''Pendiri CAIR, Nihad Awad, adalah kenalan saya. Organisasi ini mengutuk terorisme,'' kata Ellison yang juga sempat dihantam isu penunggakan pajak.

Mengesankan

Terlepas dari latar belakang etnis dan agamanya, Ellison merupakan pribadi yang mengesankan. Demikian pendapat yang dilontarkan Wali Kota Minneapolis, RT Rybak.

''Ellison mampu mempersatukan orang. Dia adalah satu dari segelintir orang yang dapat membuat pihak-pihak yang berbeda paham di utara Minneapolis menjadi rukun,'' komentar Rybak.

Mantan jaksa Amerika, B Todd Jones, juga menaruh simpati pada Ellison. Ia berpendapat Ellison yang dikenalnya sejak masih menjadi mahasiswa University of Minnesota Law School mendapat perlakuan yang tidak adil dengan berembusnya isu-isu tersebut.

''Saya bisa memahami ketertarikan Ellison pada Nation of Islam. Yang jelas bukan lantaran anti-Semitisme,'' ucap Jones seperti dikutip Star Tribune.

Setelah berhasil mendapatkan kursi DPR, Ellison kembali menegaskan komitmennya. Sedari awal, ia selalu menekankan program yang diusungnya merupakan perjuangan bersama.

''Secara individu, kami berkomitmen pada diri sendiri untuk membangun dunia yang lebih baik, negara yang lebih baik. Kami akan memulainya dari sini, dari 5th District, mulai dari sekarang,'' tegasnya seperti dilansir www.kare11.com.

Sejumlah pendukungnya dari kalangan Muslim berharap Ellison dapat membantu menjembatani jurang antara Muslim dan non-Muslim di AS. Sementara itu, tokoh Islam asal Philadelphia yang selalu mendukung Ellison selama ia berkampanye, Adeeba Al-Zaman, menilai Ellison bisa berbuat lebih dari sekadar sumbangsih untuk agamanya.

''Yang jelas, saya mendukung dia bukan karena dia orang Islam. Saya bangga pada citra, visi, dan platform Ellison,'' kata Al-Zaman.

Biodata
Nama : Keith Ellison
Nama Muslim : Keith Ellison Hakim
TTL : Detroit, Michigan, 4 Agustus 1963
Orang Tua : Leonard dan Clida Ellison
Istri : Kim Ellison
Anak : 4 orang (Amirah, Jeremiah, Elijah, Isaiah
Jabatan : Anggota Parlemen AS

Ki Manteb Soedarsono, Hidayah Lewat Sang Buah Hati


Sang anak tak henti-hentinya mengajak dia untuk mengerjakan shalat.

Anak adalah anugerah Allah yang tak terhingga. Ia bagaikan permata dalam sebuah keluarga. Menghadirkan kesenangan dan kebahagiaan di kala susah. Dan menjadi penghibur di saat sedih. Karena itu, tak lengkap bila kebahagiaan yang dirasakan tanpa kehadiran seorang anak dalam keluarganya.

Sebagai seorang anak, sudah semestinya untuk menaati segala yang diperintahkan kedua orang tuanya, selama perintah itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Lalu, bagaimana bila anak tak mau menuruti kehendak orang tuanya, sementara orang tuanya masih belum menjalankan kewajibannya sebagai seorang Muslim? Berdosakah ia (anak itu)?

Mungkin, pertanyaan itu layak diajukan pada dalang kondang, Ki Manteb Sudarsono (60). Bagaimana tidak, bila seharusnya seorang anak berkewajiban untuk taat dan menuruti perintah orang tuanya, ternyata sang anak justru melakukan perlawanan hingga melancarkan aksi mogok.

Dan ternyata, aksi mogok anaknya itu, membuat hati Ki Manteb 'Oye' Sudarsono luluh. Dan ia pun 'harus' menuruti kemauan sang anak. Ia takluk. Padahal, dalam keseharian, sang dalang yang pernah dijuluki sebagai dalang setan ini, terbiasa tegar dan teguh saat memainkan anak wayang adegan perang tanding dalam dunia pakeliran.

Dalang kondang yang piawai dalam bidang olah sabethingga dijuluki dalang setan ini tidak kuasa menghadapi gerilya si buah hati, hingga akhirnya memeluk Islam. Perjuangan panjang ditempuh si bungsu, Danang buah perkawinan dengan Srisuwarni (almarhumah). Ketika itu, si bocah baru duduk di kelas tiga sekolah dasar (SD). Namun, bocah berperawakan mungil itu mampu meluluhkan hati sang bapak yang berhati keras dan temperamental dalam bersikap.


Menurut Ki Manteb, saat itu ia tengah duduk termenung di teras rumah di Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Cuaca gerah lantaran sengatan terik matahari persis di atas ubun-ubun. Ia melihat si anak, Danang, dan bocah sebayanya, tengah berjalan kaki di pematang sawah hendak menjalankan shalat Jumat.

''Wow iya, bocah semono mlaku telung kilometer turut galengan panas-panas neng desa tonggo mung arep shalat Jemuah, (Oh iya, anak segitu jalan kaki tiga kilometer di pematang sawah, panas-panas, ke desa tetangga hanya untuk melaksanakan shalat Jumat),'' batinnya.

Saat itu, keimanan Ki Manteb, masih campur aduk. Islam tidak, Hindu tidak, dan Kristen juga tidak. Melihat anaknya sedang menuju masjid, terenyuh juga hatinya yang keras bagai batu itu. Ia terketuk. Dalam hatinya, ia berkata, Seandainya di dekat rumahnya ada masjid, pasti anaknya tidak lari panas-panas di pematang sawah sambil menggamit kain sarung kalau hanya untuk melaksanakan shalat Jumat.

Menjelang pelaksanaan shalat Jumat, Ki Manteb menghampiri si anak. Ia menyarankan, agar anaknya naik mobil diantar sopir menuju masjid, biar tidak kepanasan. Tak dinyana, sarannya itu ditampik sang anak. Anaknya bersikap acuh. dan mengatakan sesuatu yang sangat menusuk hatinya. ''Mending jalan. Biar jauh jaraknya ke masjid, pasti pahalanya banyak. Saya mau naik mobil, asal bapak juga ikut shalat,'' tegas Danang.

Pernyataan anaknya itu, benar-benar membuatnya harus berpikir keras. Namun, tak sempat ia memberikan jawaban, sang anak sudah pergi. Tinggal dia sendiri sambil termenung. Ia membayangkan sikap anaknya yang  atos (keras) seperti sikapnya selama ini. Ia merasa berat melaksanakan shalat. Jangankan shalat Jumat, shalat lima waktu lainnya pun sering ia tinggalkan.

Namun, sikap anaknya yang keras dan mengatakan hanya akan mau naik mobil kalau dia juga shalat, terus membayanginya. Ia lalu berencana untuk membangun masjid di dekat rumahnya. Tak berapa lama kemudian, rencananya itu ia wujudkan dengan membangun masjid. Apalagi, ketika itu kariernya sebagai dalang, juga makin naik pamor. Dan dalam tempo delapan bulan, berdirilah sebuah masjid. Persis di depan rumahnya.
Namun, ketika masjid sudah berdiri, bukannya tambah senang, sebaliknya ia merasa hatinya tambah gundah. Sebab, ia tidak pernah datang ke masjid. Apalagi melakukan shalat di dalamnya. Hampir setiap hari, Ki Manteb jadi bahan ejekan dan olok-olokan rekan seprofesinya. Saban pentas wayang kulit sebulan sekali,  Selasa Legen memperingati hari kelahirannya di rumahnya, ia mesti kena sindir. Setiap dalang yang pentas mengkritik. ''Lha iya, sudah bangun masjid megahnya seperti ini,  kok belum shalat juga,'' sindir para dalang itu.

Begitu juga dengan sikap Danang. Si kecil ini tak bosan-bosan mengajaknya untuk mendirikan shalat. Bahkan, si bocah yang baru kelas tiga SD itu, meminta bantuan Ki Anom Suroto salah seorang dalang senior agar membujuk bapaknya untuk shalat.

''Pakde, mbok bapak diajak shalat. Wong sudah membangun masjid, kok belum shalat juga,'' rayu Danang pada Ki Anom. Dan, dalang kondang asal Solo itu pun terenyuh dengan permintaan Danang. Ia membujuk Ki Manteb untuk mendirikan shalat.

Keras bagai batu

Berbagai bujukan dan rayuan, baik dari anaknya maupun rekan sesama dalang, tak menggoyahkan hati Ki Manteb untuk mengerjakan shalat. Ia malah makin kukuh pada keyakinannya. Islam tanpa harus shalat. Hatinya mengeras bagai batu karang. Tak runtuh oleh deburan ombak yang keras.

Namun, upaya Danang tak berhenti sampai di situ. Sikap keras ayahnya, ia lawan dengan keras pula. Mogok. Danang emoh pulang dan tinggal di rumah. Ia lebih memilih masjid sebagai sarana untuk mengubah sikap ayahnya.

Hari-harinya dihabiskan di masjid. Berangkat sekolah dari masjid. Pulang sekolah juga ke masjid. Tidak mau pulang ke rumah. Tidur juga di masjid. Kalau tidak dikirim  ransum (makanan--red) dari rumah, juga tidak mau makan.

Ibundanya, Srisuwarni, yang mengalah. Setiap hari, sang bunda mengirim bekal makan ke masjid untuk anak tercinta. Melihat hal ini, emosi dalang pengagum sosok Buto Cakil dan 'Ketek' Anoman ini, makin tak keruan. Ia dongkol campur jengkel. Ki Manteb menganggap anak  ragil (bungsu), sudah tidak bisa diatur. Batinnya muntab. ''Dasar anak kurang ajar, berani mengatur orang tua,'' batin Ki Manteb.

Hari demi hari, bulan demi bulan, hingga bertahun-tahun, perang urat syaraf antara anak dan bapak ini, tak berhenti juga. Belum ada gencatan senjata atau kata damai di antara keduanya. Perang terus berlanjut, hingga tiga tahun lamanya.

Selama itu pula, Ki Manteb dan anaknya neng-nengan (diam, tak bertegur sapa) dengan anaknya, Danang. Tidak ada komunikasi ini sejak Danang duduk di kelas tiga hingga kelas enam SD. ''Anak itu saya biarkan selama tiga tahun, dari 1992 sampai 1995,'' ungkap Ki Manteb.

Namun, hidayah Allah SWT, akhirnya mampu membuka hati Ki Manteb yang keras bagai batu itu menjadi lembut. Ketika itu, Desember 1992, istrinya, Srisuwarni, dan kedua anaknya (Danang dan Gatot) hendak melaksanakan umrah. Mereka bertiga, hendak pamit ke Tanah Suci.

Dari sini, mulai muncul kesadaran Ki Manteb. ''Saya ini bekerja cari duit, ya untuk anak istri.  Masak, anak istri di Makkah, saya ongkang-ongkang sendirian di rumah,'' ujarnya. '' Keglelengan (kesombongan) saya saat karier menanjak, duit banyak, saat itu runtuh perlahan-lahan. Ini semua karena terpengaruh anak-istri. Maka, saya memutuskan, saya harus ikut umrah juga,'' lanjutnya. Ia mengaku kalah dengan sikap anaknya.

Karena itu, sebelum berangkat umrah, Ki Manteb mengikrarkan diri mengucap dua kalimat syahadat di masjid yang dibangunnya. Kalangan seniman, pejabat pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan tokoh agama diundang. Termasuk Bupati Karanganyar saat itu, Sudarmaji. Pimpinan Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, KH Muhammad Amir SH, yang menuntunnya mengucapkan dua kalimat syahadat.

Semua agama

Awalnya, Ki Manteb mengaku, tak begitu yakin dengan semua agama yang ada. Baginya, agama apa pun, sama saja. Karena itu pula, ia pernah mengikuti semua agama dan aliran kepercayaan. Pernah menjadi penganut agama Hindu, Budha, Kristen, Katolik, maupun beragam aliran kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa (YME). Berpindah-pindah agama hal yang biasa. Dan, selalu berakhir dengan ketidakyakinan dan ketenteraman. Menurut Ki Manteb, kala itu, semua agama itu baik. Semua itu tergantung pada manusia yang menjadi penganutnya.

Namun, setelah memahami dan mendalami serta merasakan betapa kuatnya keyakinan sang anak terhadap agama Islam, ia pun merasa lebih tenteram saat menjadi seorang Muslim. ''Hati ini teduh, damai, dan pasrah pada Tuhan,'' terangnya.

Maka, pada 1996, bersama keluarganya, Ki Manteb menunaikan ibadah haji. Sebelum berangkat, ia sempat mengisi pentas wayang kulit di Hari Ulang Tahun (HUT) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) atas permintaan Pak Harto dan Ibu Tien. Ketika itu, Pak Harto mendoakannya agar menjadi haji yang mabrur. Dan saat tengah menunaikan ibadah haji, ia menerima kabar bahwa Ibu Tien Soeharto meninggal dunia.

Seusai melaksanakan rukun Islam yang kelima, ia pun menyandang predikat haji. Nama itu, ternyata menambah beban baginya. Sebab, sepulang dari haji itu, berbagai olok-olokan kembali dialaminya dari sesama dalang. Ada yang menyebutnya sebagai kaji abangan, kaji kejawen, kaji merah, kaji campur bawur, kaji etok-etokan, dan sebagainya. Namun, semua itu ia abaikan. Ia yakin, yang mengolok-olok itu belum tentu lebih baih baik dari yang diolok-olok. ''Malah  sudo (berkurang) dosanya,'' katanya.

Pasrah dan Tawakkal Pada Allah

Sejak menjadi Muslim, Ki Manteb Sudarsono merasakan sebuah keajaiban dalam dirinya. Ia merasa semakin pasrah dan tawakkal kepada Allah. Dahulunya, kata Ki Manteb, hidupnya serba  kemrungsung (tergesa-gesa). ''Kalau lagi sepi  job (kerja), saya bingung, gelisah. Nanti makan dari mana, ya. Namun, sekarang lebih  semeleh (berserah diri). Ada  job atau tidak, biasa saja. Semua rezeki, Allah yang mengatur,'' terangnya.

Dan, benar saja. Semua dijalani mengalir seperti air. Falsafah Jawa,  Urip iku sakdermo nglakoni (Hidup itu hanya sekadar menjalankan), terasa tepat untuknya. Kalau lagi sepi  job, justru ia manfaatkan untuk beribadah. Dan kalau lagi ramai tanggapan (permintaan), ia senantiasa ingat Allah. ''Sekarang lebih gampang bersyukur. Selalu bersikap pasrah dan berserah diri kepada yang kuasa. Hidup ini dinikmati serba tenteram dan damai selalu,'' ujarnya.

Ki Manteb menyatakan, seorang dalang memiliki peran yang sangat penting. Terutama dalam upaya sosialisasi, penerangan, dan mengajak masyarakat pada kebaikan. Karena itu, dibutuhkan wawasan dan pengetahuan keagamaan untuk mengajak orang. ''Dalang mesti mampu menyampaikan pesan  amar ma'ruf nahi munkar dalam dunia pekeliran,'' ujarnya. Edy Setiyoko/sya/taq

Sumber : Republika Online