Inilah 10 Makanan Beracun yang Sering Sekali Kita Makan


1. Tomat
Banyak diantara kita yang tidak tau bahwa tomat ternyata beracun. Walau buah tomatnya sendiri tidak beracun, tetapi daun dan ranting tanaman tomat mengandung glycoalkaloid yang bisa mengakibatkan sakit perut dan gugup. Daun dan ranting tomat bisa digunakan dalam memasak, tapi tidak bisa dimakan. Glycoalkaloid ini adalah racun yang kuat yang bahkan digunakan untuk mengontrol pes.

2. Apel
Apel sangatlah terkanal sebagai buah yang enak dan sehat tetapi taukah anda bahwa apel mengandung Cyanide/ sianida, walaupun hanya dalam jumlah sedikit. Kandungan sianida ini terdapat di dalam biji apel. Walaupun memakan semua
biji yang ada dalam 1 apel tidak akan mematikan, tetapi adalah sesuatu hal yang harus dijauhi. Karena bila anda memakannya dalam jumlah tertentu, akan mengakibatkan komplikasi

3. Cheri
Cheri adalah makanan yang bisa dimakan paling bervariasi. Bisa dimakan mentah, dibakar, dijadikan manisan, bahkan di dalam minuman keras. Walaupun Cheri terkenal enak, buah ini mengandung racun hidrogen sianida. Kalau pip cheri ini terkunyah atau hancur secara tidak sengaja, ia akan mengeluarkan hidrogen sianida. Keracunan hidrogen sianida dalam dosis kecil akan mengakibatkan pusing, kebingungan, dan muntah. Keracunan dalam dosis yang besar akan mengakibarkan kesulatan bernafas, kenaikan tekanan darah dan detak jantung, bahkan gagal ginjal yang bisa mengakibatkan koma dan juga kematian karena saluran pernafasan.

4. Almond
Walaupun orang menyebutnya kacang Almond sebenarnya adalah biji-bijian, yang sangat terkenal di dunia. Seperti hal nya Apel, Almond juga mengadung sianida. Almond ini sangat beracun bila tidak diproses di panas yang benar untuk mengeluarkan racun nya. Di banyak negara, Almond ini dilarang dijual sebelum diproses untuk mengeluarkan racun sianida darinya.

5. Kentang
Pasti semua dari kita sudah pernah mendengar bahkan memakan kentang. Yang belum kita dengar mungkin adalah bahwa kentang ini beracun. Ranting dan daun bahkan kentang nya sendiri beracun. Kalau anda pernah perhatikan kentang lebih dekat, kemungkinan besar dari kita pernah melihat kentang yang agak kehijau-hijauan. Ini adalah disebabkan oleh racun glycoalkaloid. Dalam sejarah, kematian akita kentang ini pernah terjadi walaupun jarang.

Kebanyakan adalah karena meminum teh daun kentang atau memakan kentang yang kehijau-hijauan. Kematian ini tidak datang secara cepat dan mendadak, tetapi bisanya korban nya akan menjadi lemas dan kemudian jatuh koma. Oleh sebab itu, janganlah mengkonsumsi kentang yang mempunya bulatan seperti bola mata hijau, kulit kehijau-hijauan, atau yang telah berakar. Buanglah kentang-kentang tersebut daripada menyajikan nya.

6. Cabe
Sepertinya tidak ada seorang pun diantara kita yang tidak pernah memakan cabe. Apapun jenis cabe tersebut (cabe rawit, keriting, hijau, dsb) mangandung bahan kimia yang disebut capsaicin. Capsaicin inilah yang bikin cabe itu menjadi pedas. Kimia ini sangalah keras dimana bisa digunakan untuk menghilangkan cat, bahkan digunakan sebagai "pepper spray" yang bisa membutakan mata. Bilan capsaicin ini dimana dalam jumlah tertentu, akan menyebabkan kematian.

7. Kacang Monyet


Seperti halnya almond, kacang monyet ini sebenarnya bukanlah kacang melainkan adalah biji-bijian. Pada saat anda membli kacang monyet yang mentah, sebenarnya kacang tersebut sudahlah tidak mentah tetapi sudah dikukus terlebih dahulu. Ini dikarenakan, kacang ini mengandung racun urushiol yang harus di kukus dulu untuk menghilangkan racun tersebut. Keracunan kacang monyet ini sangat jarang, tetapi orang-orang yang bekerja di pabrik untuk memisahkan kacang monyet dari kulitnya kadang mengalami efek samping yang disebabkan oleh racun urushiol.

8. Jamur
Ada sekitar 5000 jenis jamur di Amerika dan sekitar 100 disebut beracun dan kurang dari selusin adalah jamur yang memtikan. Secara umum, jamur bisa mengakibatkan gangguan gas dalam pencernaan usus bagi yang alergi terhadapnya. Karena banyaknya jenis jamur yang ada didunia, sangatlah susah untuk mengetahui persis yang mana yg beracun. Pada dasarnya, jamur yang tumbuh secara liar lebih mungkin beracun. Salah satu jenis jamur yang paling beracun adalah "Alpha-amanitin", yang dapat merusak lever.

9. Pufferfish
Ikan Puffersigh adalah veterbrata paling beracun kedua di dunia. Orang Korea dan Jepang paling suka memakan ikan ini. Banyak yang tidak tau bahwa lever dari ikan ini adalah sangan beracun yang dapat mengakibatkan kematian. Racun tersebut dikenal dengan nama tetrodotoxin yang bisa menyebakan darah tinggi, mati rasa yang dan paralysis urat yang bisa menyebabkan kegagalan dalam bernafas dan kematian.

10. Cassava (Yuca)
Mungkin tidak banyak dari kita yang tau makanan ini. Cassava banyak ditemukan di karibean dan Amerika Selatan. Cassava ini bisa dimakan manis ataupun pahit.Makanan ini mengandung cyanogenic glocosides yang ternyata sangat beracun. Dari baunya, cassava akan mengusir serangga bahkan juga binatang, dan kalau tidak di proses secara benar akan mengakibatkan kematian.

Si Kembar Beda Kelas? Bisa Berdampak Negatif Lho

Sabtu, 13 Maret 2010
Pukul 11.00 - 12.00 WITA


NEW YORK--Sepasang anak kembar yang tidak ditempatkan dalam satu kelas selama mengikuti pendidikan memiliki dampak negatif, berupa penurunan prestasi masing-masing individu ketimbang saat mereka ditempatkan dalam satu kelas. Demikian kesimpulan penelitian yang diterbitkan Journal of Epimology and Community Health, baru-baru ini.

Disebutkan pula dalam jurnal tersebut, memisahkan individu kembar ketika memasuki usia sekolah bukanlah ide yang bagus. "Penempatan kelas untuk si kembar harusnya berdasar pada kebutuhan keluarga si kembar, dengan disertai konsultasi bersama guru, orang tua dan si kembar sendiri," tutur Tinca Polderman, peneliti asal Universitas Amsterdam, Belanda seperti dilansir Reuters, Kamis (17/12).

Meski begitu, para peneliti rupanya mengalami dilema, mengingat kelahiran kembar semakin tinggi setiap tahunnya.

Sejauh ini, tiga riset terakhir menunjukan, pemisahan kembar saat mengenyam pendidikan berefek negatif terhadap perkembangan psikologis masing-masing individu dan akhirnya mengarah pada depresi dan rasa gelisah berlebih.

Guna menyakinkan apa yang telah ditemukan dalam riset sebelumnya, peneliti segera menjaring 839 kembar identik dan 1.164 kembar non identik dengan rentang usia 3 hingga 12 tahun.

Dari keseluruhan kembar yang terjaring dalam penelitian tercatat 72% kembar ditempatkan dalam satu kelas, 19% berada pada kelas pararel (tergantung studi yang diambil), 9% kembar satu kelas dari beberapa studi yang diambil dan 16% kembar mengalami perpindahan pola belajar yang semula sekelas menjadi kelas pararel.

Hasilnya, dengan mengacu pada status ekonomis orang tua, peneliti menemukan fakta bahwa si kembar yang hidup dalam keluarga pra sejahtera cenderung mengalami prilaku agresif ketika dipisahkan. Namun, peneliti tidak menemukan masalah pada kembar yang berusia 12 tahun (kelas 8 SD).

Hasil itu tidak memuaskan Polderman dkk, terlebih riset mengacu pada status sosial ekonomi orang tua si kembar.

Meski begitu, peneliti menambahkan, tidak ada alasan untuk memisahkan selama si kembar sedang menginjakan kaki di pendidikan dasar yang berbasis peminatan studi.

"Pilihan untuk memisahkan si kembar harus diputuskan guru, orang tua, dan si kembar, dengan berdasar pada karakteristik si kembar," tulis peneliti. cr2/rin

Sumber : www.republika.co.id

Gangguan Jiwa juga Ancam si Kecil

Sabtu, 13 Maret 2010
Pukul 11.00 -12.00 WITA


JAKARTA--Penyakit kejiwaan sangat sulit di deteksi melalui penampilan fisik, kecuali jika penyakit tersebut sudah parah. Selain itu stigma bahwa hanya orang dewasa yang bisa terkena gangguan jiwa atau atau Orang Dengan Masalah Kesehatan Jiwa (ODMK)sepenuhnya salah.

Demikian dinyatakan Kepala Seksi Penanggulangan Masalah Kesehatan Sudin Kesehatan Jakarta Selatan, Dewi R Anggraini, kepada Republika, dalam pelatihan Forum Komunikasi Kesehatan Jiwa Kota Administrasi Jakarta Selatan, Kamis (10/12).

Kegiatan itu diikuti lintas sektoral, yaitu Sudin Kesehatan, Sudin Pendidikan Dasar (Dikdas) dan Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti), Olahraga, Sudin Nakertrans, Politik, serta PKK dari sepuluh kecamatan di Jaksel.

Menurut Dewi, dalam kegiatan ini, penyuluh menyosialisasikan konsep pendidikan pola asuh anak pada lima tahun pertama. Karena menurutnya, jika pola asuh kepada anak di lima tahun pertama kurang baik maka ke depannya akan terjadi gangguan kejiwaan.

"Gangguan kejiwaan bukan hanya seperti orang yang seperti kita bayangkan. Jika anak tidak mau belajar atau masih mengompol sampai usia lima tahun, itu juga merupakan gangguan kejiwaan,'' paparnya.
Hal itu yang melatari dilakukannya kegiatan yang melibatkan lintas sektor. Agar setiap sektor mampu mendeteksi dini gangguan pada anak.
Dewi berharap, setiap sektor membuat program-program yang menyangkut dengan kesehatan jiwa. Misalnya dalam Dikdas dan Dikmenti, guru BP di sekolah dapat mengawasi kenakalan remaja yang sering terjadi.
Dia menuturkan, guru dapat mendeteksi gangguan kejiwaan yang berupa kenakalan remaja, sehingga dapat ditangani dengan baik. ''Anak yang tidak mau belajar juga sudah mengalami gangguan tetapi belum sampai sakit,''tuturnya

Kegiatan itu juga dapat memberikan rangsangan ke semua unit, karena menurut Dewi belum tentu seseorang sadar akan gangguan kejiwaan disekitarnya. ''Obsesi saya, ibu-ibu kader RW nantinya bisa mendeteksi gangguan kejiwaan dari perilaku anak, sehingga dapat ditangani dengan cepat dan tidak berkelanjutan,'' pungkasnya. c12/rin

Sumber : www.republika.co.id

Suntikan Vitamin C Berpotensi Perlambat Pertumbuhan Tumor

Sabtu, 13 Maret 2010
Pukul 10.30 - 11.00 WITA


KapanLagi.com - Suntikan dosis tinggi vitamin C, yang juga dikenal sebagai ascorbate, atau ascorbic acid, mengurangi bobot tumor dan tingkat pertumbuhan hingga 50% pada contoh otak tikus, kanker indung telur dan pankreas, kata beberapa peneliti dari U.S. National Institutes of Health (NIH).
Para peneliti tersebut melacak dampak anti-kanker ascorbate pada pembentukan hydrogen peroxide pada cairan extracellular yang mengelilingi tumor. Sel-sel normal tak terpengaruh. Hasil itu direncanakan disiarkan pada jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
Pemantauan psikologis alamiah secara pasti mengatur jumlah ascorbate yang diserap oleh tubuh ketika zat itu dikonsumsi secara oral. Untuk melewati pemantauan normal itu, para ilmuwan NIH menyuntikkan ascorbate ke dalam nadi atau rongga perut hewan pengerat dengan tumor pankreas, indung telur dan otak agresif.
Dengan melakukan itu, mereka mampu mengirim dosis tinggi ascorbate, sebanyak 4 gram per kilogram berada badan setiap hari.
"Pada dosis tinggi suntikan, kami berharap akan melihat kegiatan seperti obat yang mungkin bermanfaat dalam perawatan kanker," kata Mark Levine, penulis utama studi tersebut.
Vitamin C memainkan peran penting dalam kesehatan, dan kemerosotan berkepanjangan vitamin tersebut mengakibatkan penyakit gusi berdarah dan akhirnya kematian. Vitamin C mungkin juga bertindak sebagai anti-oksidan, melindungi sel dari dampak kerusakan radikal bebas.
Namun para peneliti NIH tersebut menguji pendapat bahwa ascorbate, ketika disuntikkan pada dosis tinggi, mungkin memiliki prooksidan, dan bukan kegiatan anti-oksidan. Prooksidan akan menggerakkan radikal bebas dan pembentukan hydrogen peroxide, yang, menurut hipotesa ilmuwan, mungkin membunuh sel-sel tumor.
Dalam percobaan laboratorium pada 43 jalur sel kanker dan 5 sel normal, para peneliti tersebut mendapati bahwa konsentrasi tinggi ascorbate memiliki dampak anti-kanker pada 75% jalur sel kanker yang diuji coba, dan pada saat yang sama tak mempengaruhi sel normal. Dalam tulisan mereka, para peneliti itu juga memperlihatkan konsentrasi ascorbate tinggi tersebut dapat dicapai pada manusia.
Tim itu kemudian menguji suntikan ascorbate pada tikus yang mengalami penurunan daya tahan tubuh yang juga memiliki tumor otak, pankreas dan indung telur yang menyebar.
Suntikan ascorbate tersebut mengurangi berat dan pertumbuhan tumor hingga 41 sampai 53%.
"Data pra-klinis itu memberi dasar kuat pertama bagi tercapainya pharmacologic ascorbate pada pengobatan kanker pada manusia," demikian kesimpulan para peneliti tersebut. (kpl/cax)
Sumber : www.kapanlagi.com 

Melamin, Piring Cantik yang Menyimpan Racun

Sabtu, 13 Maret 2010
Pukul 10.30-11.00 WITA

Di banyak toko yang menjual perabot rumah tangga, peralatan makan dan minum yang disebut melamin relatif mudah ditemukan.

Kalau sekitar tahun 1970-1980-an melamin masih terbatas warna maupun coraknya, maka kini desain melamin bisa bersaing dengan barang pecah belah lainnya. 



Produk pecah belah melamin begitu banyaknya sehingga barang ini tak hanya bisa dibeli di toko tertentu, tetapi juga di pasar tradisional sampai di pedagang kaki lima.

Cikal bakal melamin dimulai tahun 1907 ketika ilmuwan kimia asal Belgia, Leo Hendrik Baekeland, berhasil menemukan plastik sintesis pertama yang disebut bakelite. Penemuan itu merupakan salah satu peristiwa bersejarah keberhasilan teknologi kimia awal abad ke-20.

Pada awalnya bakelite banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan telepon generasi pertama. Namun, pada perkembangannya kemudian, hasil penemuan Baekeland dikembangkan dan dimanfaatkan pula dalam industri peralatan rumah tangga. Salah satunya adalah sebagai bahan dasar peralatan makan, seperti sendok, garpu, piring, gelas, cangkir, mangkuk, sendok sup, dan tempayan, seperti yang dihasilkan dari melamin.

Peralatan makan yang terbuat dari melamin di satu sisi menawarkan banyak kelebihan. Selain desain warna yang beragam dan menarik, fungsinya juga lebih unggul dibanding peralatan makan lain yang terbuat dari keramik, logam, atau kaca. Melamin lebih lebih ringan, kuat, dan tak mudah pecah. Harga peralatan melamin pun relatif lebih murah dibanding yang terbuat dari keramik misalnya.

Potensi formalin
Dengan segala kelebihan melamin, tak heran kalau sebagian orang tidak menyadari bahwa melamin menyimpan potensi membahayakan bagi kesehatan manusia.

Menurut pengajar pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung, Bambang Ariwahjoedi PhD, MSc, melamin berpotensi menghasilkan monomer beracun yang disebut formaldehid (formalin).

Selain berfungsi sebagai bahan pengawet, formaldehid juga digunakan untuk bahan baku melamin. Menurut Ariwahjoedi, melamin merupakan suatu polimer, yaitu hasil persenyawaan kimia (polimerisasi) antara monomer formaldehid dan fenol. Apabila kedua monomer itu bergabung, maka sifat toxic dari formaldehid akan hilang karena telah terlebur menjadi satu senyawa, yakni melamin.

Berdasarkan kerja sama penelitian antara Universitas Indonesia dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), diketahui kandungan formaldehid dalam perkakas melamin mencapai 4,76?9,22 miligram per liter.

Permasalahannya, dalam polimerisasi yang kurang sempurna dapat terjadi residu, yaitu sisa monomer formaldehid atau fenol yang tidak bersenyawa sehingga terjebak di dalam materi melamin. Sisa monomer formaldehid inilah yang berbahaya bagi kesehatan apabila masuk dalam tubuh manusia,? ujar Ariwahjoedi.

Dalam sistem produksi melamin yang tidak terkontrol, bahan formaldehid yang digunakan cenderung tidak sebanding dengan jumlah fenol. Maka, kerap terjadi residu.

Ini bukan berarti proses produksi yang sudah menerapkan well controlled dan tidak menghasilkan residu terbebas dari potensi mengeluarkan racun. Menurut Ariwahjoedi, formaldehid di dalam senyawa melamin dapat muncul kembali karena adanya peristiwa yang dinamakan depolimerisasi (degradasi). Dalam peristiwa itu, partikel-partikel formaldehid kembali muncul sebagai monomer, dan otomatis menghasilkan racun.

Ariwahjoedi menjelaskan, senyawa melamin sangat rentan terhadap panas dan sinar ultraviolet. Keduanya sangat berpotensi memicu terjadinya depolimerisasi. Selain itu, gesekan-gesekan dan abrasi terhadap permukaan melamin juga berpotensi mengakibatkan lepasnya partikel formaldehid.

Ariwahjoedi menambahkan, formaldehid sangat mudah masuk ke tubuh manusia, terutama secara oral (mulut). Formaldehid juga dapat masuk melalui saluran pernapasan dan cairan tubuh.

Monomer formaldehid yang masuk ke tubuh manusia berpotensi membahayakan kesehatan. ?Formalin kan berfungsi untuk membunuh bakteri. Kalau bakteri saja tidak bisa hidup, berarti tinggal selangkah lagi meracuni makhluk yang lain,? ungkapnya berilustrasi.

Formaldehid yang masuk ke dalam tubuh dapat mengganggu fungsi sel, bahkan dapat pula mengakibatkan kematian sel.

Dalam jangka pendek, hal ini bisa mengakibatkan gejala berupa muntah, diare, dan kencing bercampur darah. Sementara untuk jangka panjang, akumulasi formaldehid yang berlebih dapat mengakibatkan iritasi lambung, gangguan fungsi otak dan sumsum tulang belakang. Bahkan, fatalnya dapat mengakibatkan kanker (karsinogenik).

Sumber : Kompas dan Republika
 

Kanker Paru-paru Akibat Merokok Dapat Diketahui Dari Mulut

Sabtu, 13 Maret 2010
Pukul 10.30 - 11.00 WITA


KapanLagi.com - Sel-sel yang melapisi mulut dapat mencerminkan kerusakan molekul yang disebabkan oleh rokok pada lapisan paru-paru, demikian laporan beberapa peneliti AS.
Pemeriksaan jaringan oral yang melapisi mulut untuk mengukur perubahan molekul yang menyebabkan kanker pada paru-paru dapat menyelamatkan pasien dan orang yang beresiko terserang kanker paru-paru dari prosedur tak nyaman yang digunakan saat ini, kata tim peneliti tersebut.
Mereka berharap akan ada kemungkinan untuk pada suatu hari menyeka mulut perokok guna meramalkan siapa yang akan terserang kanker paru-paru, sehingga menghindari biopsi berbahaya dan menyakitkan pada paru-paru.
Proses itu juga mungkin mengarah kepada pemeriksaan yang akan meramalkan kanker lain, kata Dr. Li Mao, ahli dalam penyakit kanker kepala, tengkuk dan paru-paru di M.D. Anderson Cancer Center, University of Texas, di Houston.
"Studi kami membuka pintu bagi peningkatan kemampuan kita untuk meramalkan siapa yang memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk terserang kanker yang berkaitan dengan tembakau," kata Mao dalam suatu pernyataan. "Bukan hanya kanker paru-paru, tapi juga kanker pankreas, kandung kemih dan kepala serta tengkuk, yang juga berkaitan dengan penggunaan tembakau."
Merokok adalah penyebab utama kanker paru-paru, tapi hanya sebanyak 10% perokok terserang penyakit tersebut. Penyakit itu menimbulkan sedikit gejala sampai berkembang, yang berarti pasien jarang didiagnosis atau dirawat hingga sudah sangat terlambat untuk diobati.
Tim Mao ingin menemukan cara untuk memantau pasien yang menggunakan satu obat, COX-2 inhibitor celecoxib, yang dijual oleh Pfizer (PFE.N) dengan nama Celebrex, dengan harapan dapat mencegah kanker paru-paru.
Mereka meneliti dua gen yang dikenal membantu mencegah perkembangan kanker, p16 dan FHIT. Ada kerusakan mendasar (pada kedua gen itu) jauh sebelum kanker menyerang," kata Mao.
Ketika berbicara pada pertemuan American Association for Center Research di San Diego, mereka mengatakan mereka mencari kerusakan khusus pada kedua gen tersebut dalam sampel paru-paru dan mulut dari 125 perokok lama.
"Kami berbicara mengenai hanya pemeriksaan dalam untuk memperoleh informasi yang sama dengan yang dapat kami peroleh dari penyikatan paru-paru yang diperoleh melalui bronchoscopy," kata penyaji studi itu Dr. Manisha Bhutani yang bekerja bersama Mao.
Tim tersebut mengkaji jaringan oral dan yang melapisi paru-paru yang disebut epithelium, pada 125 perokok kronis yang terdaftar dalam studi itu.
Status dua gen penting yang menekan tumor dianalisis. Gen itu, p16 dan FHIT, diketahui rusak sangat dini dalam proses perkembangan kanker.
Peserta studi itu memberi sampel mulut dan paru-paru pada awal dan kemudian tiga bulan kemudian. Para peneliti melacak apakah p16, FHIT atau keduanya telah dirusak. Perbandingan jaringan dasar mereka memperlihatkan persentase gen yang dirusak sama pada sel-sel mulut dan paru-paru.
Gen p16 ditutup melalui suatu proses yang disebut methylation di dalam paru-paru sebanyak 23% relawan, sementara FHIT terpengaruh pada 17%. Di mulut, p16 dirusak pada 19% perokok, dan FHIT pada 15% di antara mereka.
Pada 95% orang yang gen mereka terpengaruh, mereka terpengaruh pada mulut dan paru-paru, kata Mao dan Bhutani.
"Studi kami menyediakan bukti sistematis pertama bahwa jaringan yang dapat ditembus, oral epithelium, dapat digunakan untuk memantau kejadian molekular pada jaringan yang kurang dapat ditembus," kata Bhutani. "Ini memberi metode pemantauan-bio yang sesuai guna memberi pandangan ke dalam berbagai peristiwa molekular yang terjadi di paru-paru perokok kronis."
Satu daerah lanjutan pada studi tersebut ialah menemukan pembuat-bio tambahan pada jaringan mulut. (kpl/cax)
Sumber : www.kapanlagi.com 

Tradisi Penulisan Surat

Jum'at, 12 Maret 2010
Pukul, 19.00 - 19.30



Kemampuan menulis surat mengantarkan para penulis pada status sosial dan jabatan yang tinggi.
Seni menulis surat mengalami perkembangan di dunia Islam. Bahkan, umat Islam tak hanya memiliki kemampuan menulis dengan tingkat kefasihan bahasa yang tinggi. Mereka juga mampu menyusun tata cara dan struktur penulisan surat.

Pada dasarnya, mengutip George Abraham Makdisi dalam bukunya Cita Humanisme Islam, ada sejumlah istilah penting yang kerap digunakan saat membahas keahlian atau keterampilan menulis surat. Ada tiga akar kata yaitu, asala, nasya'a dan kataba.

Kata-kata  tarasul, tarsil, kitabah, dan  insya digunakan  merujuk pada ilmu persuratan. Sedangkan, untuk surat, kata-kata yang biasanya dipakai adalah  risalah dan  kitab. Selain istilah di atas, umat Islam telah berkemampuan menyusun struktur sebuah surat.

Ada tiga bagian utama dari sebuah surat. Pertama, Al-Fawatih atau kata-kata pembuka yang disebut  iftitah al-mukatabah. Kata pembuka ini terdiri atas ucapan basmalah, hamdalah, tasyahud, salwalah, tasliyah, kata salam, dan ucapan amma ba'du.

Unwan atau alamat juga bagian dari kata pembuka, seperti dari si A kepada si B. Bagian kedua adalah batang tubuh surat atau al-lawaqih. Batang tubuh ini merupakan teks surat yang ada di antara dua salam.
Sebab, biasanya, surat diawali dengan salam dan diakhiri pula dengan salam. Sedangkan, bagian ketiga adalah kata penutup al-khawatim yang berisi kalimat insya allahu ta'ala yang artinya bila Allah menghendaki.

Bagian lainnya dari kata penutup adalah tarikh atau penanggalan surat serta alamah, berupa tanda tangan dari orang yang mengirimkan surat tersebut. Di sisi lain, ada frase hamdallah yang biasa digunakan untuk menutup sebuah surat.

Menurut Makdisi, tiga bagian utama yang terdapat dalam struktur surat di dunia Islam dan dokumen sejenisnya ini pada kemudian hari ditemukan pula pada dokumen-dokumen berbahasa Latin yang merupakan peninggalan abad pertengahan.

Kemampuan berbahasa, menurut cendekiawan Muslim, Ibnu al-Nadim, merupakan keterampilan yang mesti dimiliki oleh seorang ahli menulis surat. Ia mengungkapkan hal ini dalam bukunya yang terkenal, Fihrist.
Bab ketiga dari buku yang ditulis pada 987 Masehi ini membahas para ahli pembuat surat dan orator ulung. Dalam bukunya itu, Nadim membagi ahli menulis surat ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah mereka yang suratnya dipublikasikan.

Kelompok ini terdiri atas 49 nama penulis surat. Biasanya, publikasi surat-surat mereka dalam bentuk antologi. Sementara itu, kelompok kedua terdiri atas 12 orang. Kelompok ini adalah mereka yang surat-suratnya sering dikutip oleh penulis surat pada masa selanjutnya.

Pengelompokan yang dilakukan Nadim menunjukkan bahwa kedudukan seorang penulis surat ditentukan oleh kefasihan bahasanya atau balaghah-nya. Hal ini juga berlaku bagi para orator yang biasanya mampu memberikan pengaruh besar bagi pendengarnya.

Sebenarnya, tradisi penulisan surat ini mewujud pada masa Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan tabiin. Namun, saat itu, penulisan surat belum menjadi sebuah seni yang memiliki tata cara tertentu yang terperinci.
Penulisan surat mulai menjadi sebuah keahlian baru pada masa Abd al-Hamid ibn Yahya, sekretaris terakhir Dinasti Umayyah. Lalu, banyak bermunculan penulis surat pada abad ke-8 hingga abad-abad berikutnya. Puncaknya, terjadi pada abad ke-10.

Melihat perkembangan penulisan surat, sejumlah kalangan akhirnya kerap menyebut bahwa ilmu persuratan diawali oleh Abd al-Hamid dan ditutup oleh Ibn al-Amid. Ini merepresantasikan perkembangan ilmu persuratan yang bermula pada abad ke-8 dan mencapai puncaknya pada abad ke-10.
Puncak perkembangan seni menulis surat ini ditandai dengan tingginya capaian artistik dan estetika bahasa. Bahkan, saat itu, mereka yang memiliki kemampuan menulis surat berhasil meraih status sosial dan jabatan politik yang tinggi.

Sebagian mereka ada yang diangkat menjadi penasihat negara yang memiliki juru tulis sendiri dan ada pula yang menjadi perdana menteri yang kedudukannya di bawah seorang khalifah atau sultan. Dua status itu merupakan puncak jabatan dalam bidang kesekretariatan.

Tak heran jika banyak orang tertarik untuk menjadi seorang yang memiliki keahlian dalam menulis surat. Lalu, muncullah buku-buku tentang pedoman penulisan surat yang dikarang oleh ahli menulis surat.
Buku tersebut banyak digunakan oleh para juru tulis di kantor-kantor pemerintahan. Buku semacam itu juga sangat berguna bagi para siswa yang ingin mempelajari dunia kesekretariatan dan magang di kantor-kantor administrasi negara.

Buku pedoman menulis surat ini sering disebut adab al-katib dan jumlahnya sangat banyak. Karya Ibnu Qutaybah itu diuraikan secara perinci oleh Abu Bakar al-Anbari; Al-Zajjaji; dan Al-Batalyausi yang berasal dari Spanyol dan meninggal pada 1127 Masehi; serta al-Jawaliq. Cendekiawan Muslim Al-Kindi juga pernah menulis buku mengenai penulisan surat.

Buku tersebut berjudul Risalah fi Rasm Riqa ila al-Khalifah wa al-Wazir atau  Risalah dan Pengajuan Proposal kepada Khalifah dan Perdana Menteri. Dalam bukunya ini, Al-Kindi menjelaskan pedoman menulis surat terkait dengan pengajuan sebuah proposal.

Selain itu, ada pula Qudamah ibn Ja'far yang meninggal pada 948 Masehi. Kemudian, Al-Farabi juga menulis buku tentang seni menulis surat, keahlian seorang penulis, dan keahlian seorang sekretaris negara dalam karya berjudul Shina'ah al-Kitabah.

Cendekiawan terkenal lainnya, Tsabit Ibnu Qurra, juga menulis sebuah karya tentang penulisan surat berjudul  Risalah fi al-Farq Bayn al-Mutarasil wa al-Syair atau  Risalah mengenai Perbedaan antara Penulis Surat dan Penyair.

Namun, ada sebuah karya yang dinilai paling komprehensif yang membahas pokok-pokok penting dalam ilmu persuratan dan mengaitkan tradisi kepenyairan yang ditulis oleh Dhiya al-Din ibn Al-Atsir. Judul karya tersebut adalah Al-Matsal al-Sa'ir fi Adab al-Katib wa al-Sya'ir (Model Populer mengenai Disiplin Penulis dan Penyair).

Seni Berpidato

Selain penulisan surat, umat Islam juga mengembangkan kemampuan berpidato dan bersyair. Seorang ahli pidato atau khatib sering diasosiasikan dengan ahli bercerita atau ahli riwayat kejadian pada masa lampau.
Pada masa awal Islam, terdapat istilah yang digunakan untuk ceramah atau pidato, yaitu khotbah yang berarti ceramah atau pidato yang disampaikan oleh seorang penceramah dari atas mimbar masjid pada setiap Jumat.
Istilah lainnya adalah wa'zh yang berarti ceramah yang disampaikan oleh penceramah. Penceramah sendiri disebut wa'izh karena berada di depan majelis dalam institusi akademis ataupun tempat-tempat lain. Buku kumpulan khotbah yang pertama ditulis oleh Ibnu Nubata al-Fariqi. Ia meninggal pada 985 Masehi.
Khotbah dalam karya itu lalu ditambah dan disempurnakan oleh putranya, Abu Thahir Muhammad, dan cucunya, Abu al-Faraj. Karya tersebut kemudian direvisi kembali pada 1223 dan dicetak dalam beberapa edisi.

Pada masa itu, Ibnu Nubata dikenal sebagai seorang ahli pidato di istana seorang amir dari Bani Hamdan, yaitu Sayf al-Dawlah. Dia hidup sezaman dengan penyair istana yang terkenal, yaitu al-Mutanabbi. Ia pun pernah belajar pada Mutannabi.

Pidato Nubata terdiri atas beberapa kategori, yaitu pidato agama atau disebut khotbah agama. Ini berisi puji-pujian kepada Allah SWT dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Pun, tentang nasihat agar selalu bertakwa kepada Allah SWT dan mengingatkan pada hukum agama.

Selain itu, dalam pidato agama, biasanya juga ada doa untuk memohon karunia dan bantuan dari Allah SWT, yang kemudian ditutup dengan membaca ayat Alquran. Jenis pidato lain yang dilakukan Nubata adalah pidato politik.

Suatu saat, Nubata berpidato untuk mendorong umat Islam mendukung Syaf al-Dawlah, seorang amir pada masanya, dalam berperang melawan musuh Islam di Byzantium. Pidato Nubata itu menjadi rujukan para ahli sejarah untuk mengetahui berbagai peristiwa pada masa itu.

Redaksi - Reporter
Red: 
Taqi
Reporter: 
Dyah Ratna Meta Novi 

Sumber : www.republika.co.id

Yaqut al-Hamawi, Ahli Geografi Muslim

Selasa, 9 Maret 2010
Pukul 11.00 - 12.00 WITA



Yaqut berujar, jika ilmuwan tak memikirkan sebuah karya dan manfaat bagi orang lain, ini menjadi awal bagi manipulasi ilmu pengetahuan.

Misteri sebuah tempat, memikat hati Yaqut ibn-‘Abdullah al-Rumi al-Hamawi. Ilmuwan yang lahir di Asia Kecil ini, kemudian menelusuri dan menyingkap beragam tempat yang ia kun jungi dan dikisahkan oleh orang-orang yang ia jumpai setelah melakukan sebuah perjalanan.

Ketertarikan Yaqut, demikian ia sering dipanggil, membuahkan sejumlah karya dalam bidang yang kemudian akrab disebut geografi. Paling tidak ada dua karya yang melambungkan namanya, yaitu Mu’jam al-Udaba atau Kamus Orang-orang Terpelajar.

Sedangkan buku lainnya yang secara khusus membicarakan tentang bidang yang ia kuasai, geografi, berjudul Mu’ajam al-Buldan atau Kamus Negara-negara. Dua karya tersebut memiliki ketebalan hingga 33.180 halaman.

Mu’jam al-Buldan, merupakan sebuah ensiklopedia geografi yang lengkap, yang memuat hampir seluruh wilayah yang ada di abad pertengahan dan kejayaan Islam. Dalam menjelaskan sebuah tempat, Yaqut memasukkan hampir seluruh aspek yang terkait tempat tersebut.

Yaqut menguraikan mengenai aspek arkeologi, etnografi, antropologi, ilmu alam, geografi, dan koordinat dari setiap tempat yang ia jelaskan dalam ensiklopedianya itu. Bahkan, ia juga memberikan nama untuk setiap kota, menginformasikan monumen dan bangunan megah di kota itu.
Tak lupa pula, Yaqut mengisahkan tentang sejarah sebuah tempat, populasi, hingga figur atau sosok ternama dari tempat atau kota yang ia jelaskan. Untuk mendapatkan informasi perinci yang ia gunakan dalam ensiklopedianya itu, ia melangkahkan kakinya ke sejumlah wilayah.

Yaqut bepergian ke Persia, Arabia, Irak, dan Mesir. Ia sendiri saat itu menetap di Allepo, Suriah. Ia membangun relasi dan pertemanan dengan para ahli geografi dan sejarawan. Ia mengorek kumpulan fakta dari mereka dan juga para pelancong.

Namun, hal yang paling penting dan ini menjadi ruh dalam ensiklopedianya itu, ia menuliskan fakta-fakta yang dikumpulkan dari perjalananperjalanan yang ia lakukan sendiri dan dari orang yang ia temui saat ia melakukan sebuah perjalanan.

Selain itu, Yaqut juga sepenuhnya memahami dengan beragam konsep para ahli geografi Muslim sebelumnya bahwa mereka tak hanya menguasai geografi, tetapi juga mengaitkannya dengan sejumlah bidang ilmu lainnya. Seperti, matematika dan fisika.

Semua itu, Yaqut tuangkan pula dalam karyanya. Bahkan, dalam bab pendahuluan di dalam ensiklopedianya itu, ia terlebih dahulu membahas mengenai istilah yang ia gunakan dalam karyanya itu dan istilah-istilah geografi yang tersebar di dalamnya.

Untuk melengkapi dan memperkaya data, Yaqut memanfaatkan hasil kerja dari ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Namun, ia bersikap kritis terhadap data-data yang ia gunakan. Ia melakukan koreksi atas data yang ingin ia gunakan jika memang diperlukan.

Bahkan, Yaqut dikenal sebagai ilmuwan yang sangat ketat dengan data dan fakta yang ingin ia gunakan dalam karyanya. Hasil kerjanya, merupakan akhir dari sebuah proses ketat yang ia lakukan. Semua data dan fakta ia teliti. Fakta yang dinilai tak valid, ia buang.

Yaqut sangat berpegang pada akurasi dan ketelitian informasi. Tak heran jika dalam laman Muslimheritage, disebutkan bahwa Mu’jam al-Buldan hingga sekarang dianggap sebagai sumber referensi yang sangat bagus.
Dalam karyanya itu, Yaqut juga melihat adanya hubungan erat antara geografi dan sejarah. Ia menekankan pula peran ortografi atau sistem penulisan dari tempat-tempat yang ia gambarkan dalam karya ensiklopedianya itu.

Selain itu, pengaturan alfabet dalam karyanya, merupakan upaya untuk memberikan ejaan yang tepat mengenai nama-nama tempat, posisi geografisnya, batas, pegunungan, padang pasir, laut, dan pulau-pulau yang ada di suatu tempat.

Yaqut juga menyematkan nama pada setiap tempat, nama aslinya, termasuk anekdot, dan fakta-fakta penting lainnya yang terkait tempat yang ia jelaskan itu. Ia memberikan catatan pula, para penulis terdahulu tak memiliki perhatian memadai soal ketepatan ejaan sebuah tempat.

Tak hanya itu, Yaqut juga menilai mereka menyebutkan lokasi yang tepat mengenai sejumlah tempat. Ini membuat banyak ilmuwan salah mendapatkan informasi dari catatan-catatan yang dihasilkan oleh sejumlah ilmuwan terdahulu.

Yaqut juga menegaskan, karya ensiklopedianya itu tak hanya bermanfaat bagi Muslim dalam bepergian. Apa yang ia tulis juga terinsipirasi ajaran Alquran. Ia yakin bahwa karyanya bukan hanya berguna bagi para pelancong, tapi juga bagi para hakim, teolog, sejarawan, dan dokter.

Dalam karya lainnya, yang dalam bahasa Inggris berjudul Dictionary of Men of Letters, Yaqut menuliskan pandangannya. Ia membedakan antara orang terpelajar dengan ilmuwan. Ia mengatakan, orang terpelajar memilih dari segala bahan kemudian menyusunnya.

Sedangkan ilmuwan, ungkap Yaqut, adalah seseorang yang memilih cabang ilmu pengetahuan tertentu kemudian mengembangkannya. Ia juga menekankan pada kegunaan atau manfaat. Dalam konteks ini, ia mengutip seorang ilmuwan bernama Ali Ibnu al-Hasan.

Jika ilmuwan tak berpikir tentang kegunaan dan hasil kerja, ujar Yaqut, itu akan menjadi awal bagi terwujudnya manipulasi terhadap ilmu pengetahuan. Dengan persepsinya itu, ia kemudian menuntaskan Mu'jam al-Udaba.

Di sisi lain, Yaqut juga berpandangan bahwa ilmu di atas kekuasaan. Ia menuliskan pandangannya itu dalam Mu'jam al-Udaba, melalui sebuah kisah Khalifah Al-Mutamid. Suatu pagi, khalifah berjalan di taman dan mengangkat Thabit Ibnu Qurra dengan tangganya.

Lalu, Khalifah Al-Mutamid, menjatuhkan Thabit secara perlahan. Dan ini membuat Thabit bertanya. Ada apa tuan? tanya Thabit. Khalifah pun kemudian menjawab, tanganku ada di atasmu, namun ilmu pengetahuan lebih tinggi lagi, katanya.

Dalam karyanya tersebut, Yaqut ingin menjelaskan bahwa dalam persepsi Muslim, tingkatan ilmu pengetahuan lebih tinggi dibandingkan kekuatan politik.

Kisah Yaqut

Yaqut lahir dari keluarga berdarah Yunani. Meski ia lahir di wilayah Asia Kecil, ia lebih dikenal sebagai ilmuwan yang berasal dari Suriah. Sebab, ia lebih banyak menghabiskan masa hidupnya di wilayah tersebut. Ia hidup antara 1179 hingga 1229 M.

Yaqut pernah menja lani kehidupan sebagai seorang budak. Saat itu, berkecamuk perebutan kekuasaan antara Kerajaan Seljuk dan Byzantium. Banyak orang yang kemudian ditangkap dan dijual kepada orang kaya sebagai budak.

Saat itu, Yaqut jatuh ke tangan seorang pedagang buku dari Baghdad. Namun, pedagang tersebut akhirnya membebaskan Yaqut dan memberinya pendidikan yang memadai. Namun, ia juga masih terus ikut bersama pedagang tersebut, ia menjadi sekretaris mantan tuannya.

Bahkan, Yaqut juga ikut berkeliling ke sejumlah wilayah bersama pedagang buku tersebut. Ia pun kemudian menjadi penulis. Bahkan, ia menguasai bahasa Arab. Ia tertarik pula dengan geografi. Pengalamannya dalam mengunjungi sejumlah tempat membuatnya tertarik menuliskannya.

Yaqut akhirnya sampai ke Kota Merv, Turkmenistan, sebuah kota yang dikenal sebagai gudangnya ilmu pengetahuan dan ilmuwan. Ia sangat menyukai kota tersebut dan tinggal di sana selama dua tahun. Ia senang mengunjungi perpustakaan yang ada di masjid dan madrasah.

Menurut Yaqut, di satu perpustakaan yang ada di masjid agung di Merv, terdapat 12 ribu judul buku. Ia betah berkutat di perpustakaan itu. Ia bahkan diizinkan petugas perpustakaan membawa 200 buku dalam satu waktu ke dalam sebuah ruangan di perpustakaan itu.

Pada 1218, Yaqut pindah ke Khiva dan Balkh. Namun, ini merupakan saat yang salah baginya untuk pindah. Sebab, pada awal 1220-an, tentara Mongol bergerak ke wilayah barat. Seluruh wilayah timur Islam dihancurkan.

Hanya dalam kurun waktu satu tahun, Mongol berhasil menguasai bagian-bagian wilayah Islam yang subur dan makmur. Kemudian, mereka menghancurkan semua yang berharga. Anak lelaki Jengiz Khan, Jagtai, menguasai dan menghancurkan Otrar.

Sedangkan, tentara Jengiz Khan menyerang Bukhara, Samarkand, dan Balkh. Mereka juga bergerak menuju Khurasan. Merv dan Nishapur akhirnya takluk juga. Dalam penyerangan itu, Yaqut hampir tertangkap. Namun, akhirnya, ia berhasil lolos dengan pakaian yang melekat di tubuhnya.

Beruntung, Yaqut juga berhasil membawa manuskrip-manuskrip yang dimilikinya. Ia bergerak menyeberangi Persia ke Mosul. Dari Mosul, ia ke Aleppo, Suriah, di mana ia tinggal di sana. Selama tinggal di sana, ia sempat melancong ke beberapa tempat, seperti Irak. dya/taq

Sumber : www.republika.co.id

Al-Qalasadi, Sang Pencetus Simbol Aljabar

Selasa, 9 Maret 2010
Pukul 11.00 - 12.00 WITA



Simbol-simbol Aljabar pertama kali dikembangkan oleh matematikus dari Andaluisa, Ibnu Al-Banna pada abad ke-14 dan Al-Qalasadi pada abad ke-15

Jasa al-Qalasadi dalam mengembangkan matematika sungguh sangat tak ternilai. Betapa tidak. Tanpa dedikasi sang matematikus Muslim di abad ke-15 itu, dunia boleh jadi tak mengenal simbol-simbol ilmu hitung.  Sejarah mencatat, al-Qalasadi merupakan salah seorang matematikus Muslim yang berjasa memperkenalkan simbol-simbol Aljabar.

''Simbol-simbol Aljabar pertama kali dikembangkan peradaban Islam oleh matematikus dari Andalusia, Ibnu al-Banna pada abad ke-14 dan al-Qalasadi pada abad ke-15,'' ujar  J  Samso-Moya. Al-Qalasadi memperkenalkan simbol-simbol matematika dengan mengunakan karakter dari alfabet Arab.
Ia menggunakan wa yang berarti ''dan'' untuk penambahan (+). Untuk pengurangan (-), al-Qalasadi menggunakan illa berarti ''kurang''. Sedangkan untuk perkalian (x), ia menggunakan fi yang berarti ''kali''. Simbol ala yang berarti ''bagi'' digunakan untuk pembagian (/).

Selain itu, al-Qalasadi juga menggunakan simbol j untuk melambangkan ''akar''.  Simbol sh digunakan untuk melambangkan sebuah variable (x).  Lalu, ia menggunakan simbol m) untuk melambangkan ''kuadrat'' (X2). Huruf k digunakan sebagai simbol ''pangkat tiga'' (x3). Sedangkan,  melambangkan persamaan (=).

Tanpa jasa al-Qalasadi, boleh jadi masyarakat modern tak akan mengenal simbol Aljabar yang sangat penting itu. Lalu, sebenarnya siapakah al-Qalasadi itu? Matematikus Muslim terkemuka itu bernama lengkap  Abu al-Hasan ibnu Ali al-Qala?adi. Ia terlahir pada 1412  di Bastah (sekarang, Baza), Andalusia yang kini dikenal sebagai Spanyol.

Menurut JJ O'Connor dan EF Robertson,  Andalusia berasal dari bahasa Arab, al-Andalus. Nama itu digunakan  umat Islam untuk menyebut seluruh wilayah Spanyol dan Portugal yang pernah dikuasai umat Muslim dari abad ke-8 M hingga abad ke-11. Wilayah tempat berdirinya Kekhalifahan Umayyah Spanyol itu, kemudian direbut kembali orang Kristen.

Andalusia, kata O'Connor,  hanya digunakan untuk menyebut kawasan yang tersisa di bawah kekuasaan Islam. Penaklukan Kristen terhadap wilayah Andalusia membutuhkan empat abad. Andalusia merupakan wilayah yang makmur pada abad ke-13 M. Di wilayah itu, terdapat Alhambra, istana yang indah dan benteng dari penguasa Granada.

Al-Qalasadi adalah seorang intelektual Muslim yang dibesarkan di Bastah. Masa kanak-kanaknya dilalui dengan sangat sulit. Pada masa itu, Kerajaan Kristen sering menyerang kota Bastah.  Meski hidup dalam situasi keamanan yang tak stabil, ia tak pernah melalaikan tugasnya untuk belajar dan menimba ilmu.
Ilmu hukum dan Alquran merupakan pelajaran pertama yang diperolehnya di tanah kelahiran. Setelah menginjak remaja, al-Qalasadi hijrah ke selatan, menjauhi zona perang menuju Granada. Di kota itu, ia melanjutkan studinya mempelajari ilmu filsafat, ilmu pengetahuan dan hukum Islam. Al-Qalasadi sering melakukan perjalanan ke negara-negara Islam. Secara khusus,  dia menghabiskan banyak waktunya di Afrika Utara. Dia hidup di negara-negara Islam yang memberikan dukungan kuat terhadap Andalusia baik secara politik maupun dengan bantuan militer dalam melakukan perlawanan terhadap serangan Kristen.

Dia menghabiskan waktu di Tlemcen (sekarang di barat laut Aljazair, dekat perbatasan Maroko). Di tempat itu,  ia belajar di bawah  bimbingan guru-gurunya untuk mempelajari aritmatika dan aplikasinya. Setelah itu,  dia hijrah ke Mesir untuk berguru  pada beberapa ulama terkemuka.

Al-Qalasadi  juga sempat menunaikan ibadah haji ke  Makkah dan kembali ke lagi Granada. Ketika kembali  ke Granada, keadaan wilayah tersebut semakin memburuk. Bagian yang tersisa dari wilayah Muslim terus diserang orang-orang Kristen Aragon dan Castile. Suasana itu tak menyurutkan tekadnya untuk tetap mengajarkan ilmu yang dikuasainya.

Dalam situasi genting pun, al-Qalasadi tetap mengajar dan menulis sderet karya yang sangat penting. Serangan tentara Kristen yang terus-menerus membuat kehidupannya di Granada, semakin sulit.  Wilayah kekuasaan Muslim di Granada habis pada 1492, ketika  Granada jatuh ke tangan orang Kristen.
Selama hidupnya, al-Qalasadi menulis beberapa buku mengenai aritmatika dan sebuah buku mengenai aljabar. Beberapa di antaranya berisi komentar-komentar terhadap karya Ibnu al-Banna yang bertajuk Talkhis Amal al-Hisab (Ringkasan dari Operasi Aritmatika). Ibnu al-merupakan matematikus Muslim yang hidup satu abad lebih awal dari al-Qalasadi.

Risalah utama al-Qalasadi adalah al-Tabsira fi'lm al-Hisab (Klarifikasi Ilmu Berhitung). Sayangnya, buku itu sulit dipelajari orang kebanyakan. Untuk mempelajarinya dibutukan ketajaman pikiran. Buku itu sangat dipengaruhi pemikiran Ibnu al-Banna. Meskipun al-Qalasadi sudah berusaha menyederhanakan tingkat kerumitan karya al-Banna.

Buku aritmatika  karya al-Qalasadi yang lebih sederhana, terbukti begitu populer dalam pengajaran aritmatika di Afrika Utara. Karya-karyanya itu digunakan selama lebih dari 100 tahun. Jejak intelektual  al-Qalasadi rupanya cukup dikenal  dan diketahui para sejarawan.
Salah seorang penulis yang bernama J Samso Moya, mengatakan, para penulis menganalisis karya para ahli matematika dari Maghrib (Afrika Utara) seolah-olah mereka sepenuhnya tidak terpengaruh dari pendahulu mereka di Timur Islam.

Hal itu, kata Moya, mendorong mereka untuk menekankan pentingnya mengunakan simbol aljabar yang digunakan  Al-Qalasadi (1412-1486), tanpa memperhatikan usaha-usaha serupa sebelumnya baik di Timur maufut di Barat Islam. Para penulis di abad ke-19 percaya bahwa simbol-simbol aljabar pertama kali dikembangkan dalam Islam oleh ahli matematika Spanyol-Arab Ibn al-Banna dan Al-Qalasadi.

Kalangkaan simbol-simbol matematika di Italia, mungkin disebabkan ketidaktahuanilmuwan Italia seperti, Leonardo Fibonacci akan adanya karya-karya hebat para ahli matematika dari  Andalusia. Boleh jadi simbol-simbol Aljabar tersebut bukan penemuan al-Qalasadi, tetapi dia  memiliki kontribusi yang besar dalam mengenalkan simbol-simbol Aljabar tersebut kepada dunia. Simbol-simbol Aljabar tersebut telah digunakan di kekaisaran Muslim Timur, bahkan mungkin lebih awal dari itu.

Tradisi Belajar di Tanah Kelahiran Sang Ilmuwan

Tradisi belajar di Andalusia sudah tampak sejak awal abad ke-9 M. Di wilayah kekuasaan kekhalifahan Umayyah itu, anak-anak para pangeran, pejabat atau orang yang terhormat harus belajar. Mereka belajar dari ajaran ilmiah menggunakan salinan terjemahan karya ilmiah Yunani dan India.

Lalu muncullah buku-buku pengajaran bahasa Arab pertama di Andalusia yang berasal dari  Baghdad, ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah. Belajar bukan hanya hak kelompok elite semata.  Anak-anak para pedagang dan keluarga kerajaan mendapatkan buku-buku dari orang tuanya yang kaya.

Melihat keinginan yang besar untuk belajar, Khalifah akhirnya mendukung kegiatan-kegiatan ilmiah dengan membiayai pembentukan sebuah perpustakaan penting untuk menyediakan beraneka macam buku. Inisiatif Khalifah untuk memajukan pendidikan dengan membangun banyak perpustakaan akhirnya meningkatkan perkembangan kegiatan ilmiah di kota-kota utama Muslim Spanyol.

Beberapa kota yang pendidikan dan ekonominya maju pada masa itu antara lain: Cordoba, Toledo, Sevilla, Zaragoza dan Valencia. Selama sepertiga akhir abad ke-9 dan abad ke-10 M, kegiatan mengajar dan penelitian berkembang pesat terutama dalam bidang matematika.

Khalifah Umayyah dpada abad ke-10 dan Khalifah Abd ar-Rahman III ( 912-961) serta putranya al-Hakam II (961-976) sangat mendukung perkembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Maka bisa dikatakan bahwa Andalusia --  tempat kelahiran al-Qalasadi -- merupakan wilayah yang memiliki tradisi belajar dan penelitian.

Pada masa itu, berbagai macam karya astronomi maupun matematika banyak dilahirkan oleh para ilmuwan besar, termasuk al-Qalasadi. Selain itu, banyak juga ilmuwan yang lahir di Andalusia, termasuk Ibnu as-Samh dan al-Zahrawi, yang mendominasi kegiatan ilmiah paruh pertama abad ke-11 M,  serta menerbitkan banyak buku di Spanyol dan di Maroko.

Tradisi belajar dan ilmiah di Andalusia ditandai dengan pertukaran ilmu antara umat Muslim di Andalusia dan  Maghribi (Afrika Utara).  Pada zaman itu, begitu  banyak ilmuwan dari Andalusia yang pergi ke Maghribi, begitu pula sebaliknya. dya/taq

Sumber : www.republika.co.id

Syeikh Ahmad Yasin


 Kamis, 11 Maret 2010
Pukul 11.00 -12.00 WITA

Ahmed Yassin, mantan pemimpin spiritual Hamas, lahir pada Januari 1937. Dia adalah seorang pengungsi di Gaza setelah tahun 1948 dan bekerja sebagai guru, pemuka agama, dan buruh. Yassin terpaksa duduk kursi roda setelah kecelakaan olahraga pada usia 12.

Yassin dibunuh 22 Maret 2004 ketika sebuah rudal helikopter Israel menghantam mobilnya saat ia meninggalkan sebuah masjid di Jalur Gaza utara.

Dia bergabung dengan Persaudaraan Muslim dan mengadopsi keyakinan dalam gerakan untuk menyerukan pemerintahan Islam di seluruh dunia. Setelah kembali ke Gaza, Yassin menjadi benar-benar terlibat dalam politik. Ia mendirikan Pusat Islam di Gaza pada tahun 1973, yang menguasai semua lembaga-lembaga keagamaan sesudahnya.
Sheikh Yassin ditangkap pada tahun 1984 dan dijatuhi hukuman 13 tahun penjara karena mendirikan organisasi militer yang menyerukan untuk mengakhiri pendudukan Israel di Palestina. Yassin mendirikan sebuah organisasi keagamaan yang bertujuan memerangi faksi non-religius di wilayah-wilayah, dan melaksanakan Islam "Jihad", yaitu  operasi melawan pendudukan Israel. Organisasi ini menggunakan dari dari kelompok-kelompok Islam di Yordania dalam rangka mempeoleh suplai senjata yang diperlukan untuk melawan serangan Israel yang berlangsung terus-menerus. Yassin dipenjara sampai Mei, dan kemudian ia dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran tawanan antara Israel dan organisasi Ahmed Jibril.

Selama intifadhah Palestina pertama pada tahun 1987, Sheikh Ahmed Yassin mendirikan kelompok Hamas yang berdiri sampai sekarang sebagai salah satu yang paling kuat gerakan perlawanan Islam; Hamas berarti semangat dalam bahasa Arab.

Organisasi ini memperoleh dukungan rakyat di Palestina, dan mengungkapkan isi  perjanjian teori konspirasi dari "para penatua Protokol Sion" dan berkomitmen untuk berperang melawan orang-orang Yahudi dan mengangkat panji-panji Allah atas setiap inci tanah Palestina ..

Sheikh Ahmed Yassin ditahan dari Mei 1989 sampai Oktober 1997, kemudian ia dibebaskan dalam pertukaran dua agen Mossad berikut upaya pembunuhan yang gagal pada tahun 1997 oleh Mossad pada anggota Hamas di Yordania.

Tuntutan Barat terhadap kami adalah kami menghentikan perlawanan. Alih-alih meminta penjajah untuk meninggalkan tanah kami, mereka malah meminta kami untuk menyerah kepada penjajah  yang  semakin hari memperkuat pendudukan, permukiman, dan mengasingkan rakyat Palestina. Ini bukanlah perdamaian,” Kata Sheikh Ahmed Yassin.

Pada 6 September 2003, angkatan udara Israel menjatuhkan bom di sebuah bangunan Gaza di mana para pemimpin Hamas berkumpul, tetapi Yassin lolos dengan luka kecil di tangannya.

Pada 22 Maret 2004, dia dibunuh oleh rudal Israel, ketika ia kembali dari sebuah masjid di Gaza City saat fajar.
Tujuh orang lain tewas dan banyak terluka.

Bagi umat Islam, pembunuhan Sheikh Ahmed Yassin mewakili sebuah peristiwa pengaliran darah, dan  mungkin menandakan titik balik dalam perjuangan Arab-Israel dan dalam keseluruhan konflik Muslim-Barat yang baru saja diambil alih oleh  Amerika Serikat menyatakan perang terhadap terorisme.

Pembunuhan Sheikh Ahmed Yassin, adalah sebuah simbolis perannya  dalam  konflik Arab-Israel jauh melampaui keadaan dirinya lumpuh, tubuh lemah. Dan peristiwa ini sudah pasti menjadi salah satu peristiwa penting yang semakin meningkatkan kebencian terhadap Zionis yang menyatu dalam  Sheikh Yassin dan sudah menjadi ikon di dunia Arab. Kini, ia adalah seorang martir, demikian kata International Herald Tribune.
Sumber : www.islamonline.net

Tipu Sultan, Harimau dari Kesultanan Mysore India

Kamis, 11 Maret 2010
Pukul 11.00 -12.00 WITA


Tipu Sultan merupakan seorang yang sangat religius dan toleran terhadap pemeluk agama lain.
Dunia Islam memiliki banyak pejuang gigih. Salah satunya adalah Sultan Fateh Ali Tipu yang lebih dikenal Tipu Sultan. Nama lain yang disematkan pada dirinya adalah Harimau dari Mysore. Ia memang penguasa Kesultanan Mysore di India dari 1782 hingga ia mangkat pada 1799.
Tipu Sultan adalah putra pertama dari Haidar Ali dengan istri keduanya, Fatima atau Fakhr-un-nissa. Dan rupanya, ia tak hanya dikenal sebagai penguasa, tetapi juga seorang ilmuwan, prajurit, serta pujangga.
Tipu lahir di Devanahalli, sekarang merupakan distrik Bangalore, yang berjarak 33 km sebelah timur Bangalore. Dia dikenal sebagai orang yang sangat religius dan sangat toleran dalam interaksi dengan pemeluk agama lainnya.

Sebagai seorang penguasa Muslim dan sebagian besar rakyatnya beragama Hindu, Tipu sering menghadapi sejumlah masalah dalam membangun kekuatan legitimasi pemerintahannya. Namun, ia terus mencari jalan keluar agar rakyatnya itu agama menerima dengan tangan terbuka.

Sejumlah pakar sejarah mengungkapkan bahwa Tipu memiliki sikap yang egaliter terhadap orang-orang Hindu. Namun, ia akan bersikap tegas ketika menghadapi pertentangan dalam masalah politik. Ia akan dengan segera menuntaskan masalah tersebut.

Tak hanya jalinan hubungan harmonis yang ia bangun dengan pemeluk agama berbeda, termasuk rakyatnya. Selama pemerintahannya, Tipu Sultan melakukan sejumlah pembangunan dalam skala besar. Ia misalnya, membangun bendungan Khrishna Raja Sagara di Sungai Cauvery.

Tipu Sultan juga menyelesaikan proyek yang telah dirintis ayahnya, Haidar Ali, yaitu proyeek Lal Bagh. Ia membangun banyak jalan, gedung-gedung publik, serta pelabuhan di sepanjang garis pantai Kerala. Pembangunan ekonomi untuk kesejahetraan rakyatnya, juga ia perhatikan.

Dalam masa pemerintahannya, Tipu Sultan tak hanya mengembangkan perekonomian dan perdagangan domestik. Namun, ia memperluas dengan melakukan perdagangan dengan neger-negeri tetangga seperti Sri Lanka, Afghanistan, Prancis, Turki, dan Iran.

Tak lupa, ia membangun kekuatan militernya untuk meningkatkan pertahanan negara. Ia mengembangkan sebuah lembaga pendidikan militer di Mysore. Bahkan, lembaga pendidikan itu menjadi pusat pendidikan bagi para pangeran di India.

Kekuatan militer Tipu Sultan yang mumpuni, terlihat saat pasukannya mampu memukul mundur pasukan Inggris dalam Perang Mysore Pertama dan Kedua. Dan, keberhasilan ini kemudian meningkatkan reputasi militer yang dimilikinya.

Mantan presiden India, Abdul Kalam, dalam sebuah orasinya pernah mengatakan, Tipu Sultan merupakan inovator di dunia perang, yang memelopori penggunaan roket. Penggunaan roket oleh pasukan Tipu Sultan terjadi ketika menyerang pasukan Inggris di Srirangapatna.

Roket yang digunakan Tipu Sultan ini kemudian diambil Inggris dan hingga sekarang masih disimpan di Royal Artillery Museum di London. Abdul Kalam juga mengatakan bahwa sebagian besar pertempuran Tipu Sultan menuai kemenangan gemilang.

Sebelum melakukan perlawanan terhadap pasukan dari luar, pasukan Tipu Sultan mampu menaklukkan sejumlah kerajaan kecil di wilayah selatan Mysore. Dia mengalahkan Marathas dan Nizams dan juga beberapa penguasa India yang telah mengalahkan pasukan Inggris.

Tipu pernah membantu ayahnya, Haidar Ali, mengalahkan Inggris di Perang Mysore Kedua. Inggris akhirnya mau melakukan negosiasi dalam sebuah perjanjian yang disebut Perjanjian Mangalore. Namun, ia mampu dipukul mundur pada sejumlah perang berikutnya.

Pada Perang Anglo-Mysore Ketiga dan Perang Anglo-Mysore Keempat, pasukan Tipu Sultan harus mengakui keunggulan lawan dan mundur. Sebab, musuh membentuk aliansi yang kuat antara British East India Company, Nizam dari Hyderabad dan negeri kecil, Travancore.

Tipu Sultan memiliki seorang kepercayaan yang bernama Sirdar Yar Muhammad yang juga dikenal sebagai Ghazi-e Mysore. Sirdar merupakan putra Shah Muhammad, seorang sufi. Tipu sendiri menjadi salah satu murid Shah Muhammad ini.

Tak lama setelah Sirdar Yar bergabung dengan tentara Mysore, ia segera menjadi salah salah satu jenderal favorit Tipu Sultan. Sebab, Tipu melihat perilaku patriotik, pemberani, dan sikap gagah berani Sirdar Yar dalam medan perang dan dia sangat bangga akan hal itu.

Salah satu perang yang dibanggakan Tipu Sultan yaitu saat Sirdar Yar terlibat dalam perang di Seringapatam pada 1799. Namun, keperkasaannya mulai luluh ketika Tipu Sultan mangkat. Sirdar tak mampu mempertahankan ibu kota Mysore, Srirangapattana, dari serangan Inggris.

Sirdar Yar merasa terpuruk. Dia melarikan diri ke bukit-bukit Kullu, kemudian lari ke pusat Punjab Maharaja Ranjit Singh. Dengan demikian, dia berhasil menghindari penangkapan oleh pasukan Inggris. Ia kemudian menjadi salah satu buronan penting pasukan Inggris.

Selama menjadi penguasa, Tipu Sultan juga menorehkan pencapaian gemilang lainnya. Ia menerapkan sistem mata uang, perbankan, sistem kalender, dan ukuran baru. Ia membuat mata uang atas namanya sendiri yang kemudian digunakan secara luas dalam perdagangan.

Tipu yang merupakan seorang sufi, sebenarnya berkeinginan untuk menjadi seorang sufi, tetapi ayahnya Hyder Ali bersikeras bahwa dia mampu menjadi prajurit dan pemimpin besar. Dan, keinginan ayahnya kemudian terwujud, Tipu Sultan menjadi prajurit tangguh dan penguasa. dyah ratna meta novia

Sultan di Medan Perang

Tipu Sultan mulai mempelajari taktik militer saat usia 15 tahun atas permintaan ayahnya, Haidar Ali. Pada 1766, ia sudah menemani ayahnya saat bertempur melawan Inggris dalam Perang Mysore Pertama. Ia menjadi komandan korps kavaleri dalam invasi Carnatic pada 1767 saat berusia 16 tahun.

Perang Mysore Kedua

Tipu Sultan memimpin sekelompok pasukan besar dalam Perang Mysore Kedua pada Februari 1782, dan dia mengalahkan Kolonel Annagudi Braithwaite di tepi Kollidam. Meski saat itu ia berhasil mengalahkan pasukan Inggris, namun ia menyadari Inggris merupakan ancaman serius India.
Tipu Sultan menyita semua senjata musuh dan menawan pasukan yang kalah tersebut. Sebelumnya pada Desember 1781, ia berhasil merebut Chittur dari kekuasaan Inggris. Kehebatan Tipu tidak bisa terlepas dari upaya ayahnya Haidar Ali yang memberikan pelatihan militer terhadapanya sejak remaja.
Perang Kedua Mysore berakhir dengan Perjanjian Mangalore. Perjanjian antara Sultan India dan Kolonial Inggris tersebut menjadi dokumen bergengsi dalam sejarah India. Meskipun demikian, Perang Mysore Kedua dianggap memiskinkan negara.

Pertempuran Pollilur

Pertempuran Pollilur terjadi pada 1780 di Pollilur dekat Kota Kanchipuram. Pertempuran ini merupakan bagian dari perang Anglo-Mysore kedua. Tipu dikirim oleh Haidar Ali dengan 10.000 laki-laki dan 18 senjata untuk mencegat Kolonel Baillie yang sedang dalam perjalanan untuk bergabung dengan Sir Hector Munro.
Dalam pertempuran tersebut, sekitar 200 orang ditangkap hidup-hidup, tentara Sepoy yang berjumlah sekitar 3.800 orang juga ditangkap. Akibatnya, Munro harus mundur ke Madras dan menelantarkan pasukan artilerinya di dekat sebuah tangki air Kanchipuram.

Perang Srirangapattana

Dalam perang ini, Inggris mengerahkan 26 ribu prajurit. Sedangkan Nizam dari Hyderabad yang merupakan aliansi Inggris menyediakan 10 batalion dan lebih dari 16.000 kavaleri. Sementara, Tipu Sultan memimpin 30 ribu prajurit.

Tipu Sultan meninggal dalam pertempuran tersebut. Wellesley, salah satu pemimpin pasukan Inggris, memastikan kematian Tipu Sultan setelah meraba denyut nadinya tak lagi berdetak. Tipu gugur di gerbang jalan yang terletak 300 meter dari Benteng Srirangapattana. dya/taq

www.republika.co.id