Sungai bawah laut

"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi." (Q.S Al Furqan:53)
Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery' pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau, ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak
kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan
(surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi "Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan..."Artinya: "Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus." Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi "Yakhruju minhuma lu'lu`u wal marjaan" ertinya "Keluar dari keduanya mutiara dan marjan." Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur'an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur'an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih
untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur'an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.

Allahu Akbar...! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim.Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air." Bila seorang bertanya, "Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?" Rasulullah s.a.w. bersabda, "Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran."

Jika anda seorang penyelam, maka anda harus mengunjungi Cenote Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat
sebuah "sungai" di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan.

Ini ada cuplikan video penyelaman tersebut

Sejarah Lengkap Israel dan Palestina

BAGIAN 1
Konflik Israel dan Palestina sesungguhnya berawal dari persekongkolan antara kaum imperialis Barat dengan bangsa Yahudi Zionis lebih dari setengah abad yang lalu, mereka bahu membahu sekuat tenaga merampas tanah Palestina dengan klaim-klaim agamis maupun historis. Padahal peristiwa panjang ribuan tahun yang terjadi di atas bumi para nabi ini memperlihatkan bahwa bangsa Palestina adalah pewaris sah tanah Palestina, baik dilihat dari aspek agamis maupun aspek historis.

Sejarah
Israel dan Palestina menjadi menarik untuk dicermati karena dapat menguak tentang lemahnya klaim Yahudi atas ‘tanah yang dijanjikan’. Selain itu sejarah ini akan menyadarkan umat Islam tentang pertarungan antara al-haq dengan al-bathil yang akan senantiasa terjadi sepanjang waktu. Untuk itu umat Islam dituntut untuk terus memupuk persatuan dan rasa persaudaraan di antara mereka.

Asal-usul Israel dan Yahudi

Sejarah
Israel berawal dari hijrahnya Ibrahim as. (1900 SM) bersama pengikutnya dari Babilonia untuk menghindari tekanan Raja Namruz. Orang-orang Assiria dan Kan’an menyebut para muhajirin ini dengan sebutan Ibrani, yang menurut bahasa Aramy atau Siryany artinya; orang yang menyeberang, karena mereka hijrah dari Babilonia ke Kan’an (Palestina) dengan melintasi sungai Eufrat. Sejak itu kelompok muhajirin dan seluruh turunannya menjadi suatu bangsa yang dinamai bangsa Ibrani.

Sekilas Tentang Kan’an

Sebelum melanjutkan uraian tentang asal-usul
Israel dan Yahudi, mari kita ulas sejenak tentang Kan’an yang dijadikan tempat hijrah Nabi Ibrahim.

Cikal bakal bangsa Kan’an datang dari jazirah Arab pada 2500 SM. Mereka kemudian membangun tidak kurang dari 200 kota dan desa di sana, seperti Pisan, Alqolan, Aka, Haifa, al-Khalil, Usdud, Bi’ru Alsaba’, dan Betlehem. Mayoritas penduduk Palestina sekarang, khususnya di pedesaan, merupakan keturunan kabilah bangsa Kan’an, Umuriyah, dan Filistin.

Nama Palestina diambil dari salah satu nama bangsa pelaut yang bermukim di wilayah-wilayah pesisir yang berasimilasi dengan bangsa Kan’an. Bangsa Filistin kemungkinan datang dari daerah barat
Asia kecil dan wilayah laut Ijah sekitar abad 12 SM.

Bani
Israel atau Yahudi

Setelah mangkatnya Ibrahim, tugas kepemimpinan bangsa Ibrani dipegang oleh putranya, Ishak as.. Selanjutnya Ishak digantikan oleh puteranya yang bernama Ya’qub as. Nabi Ya’kub mempunyai nama kehormatan;
ISRAEL, artinya: Hamba Allah yang amat taat. Beliau mempunyai 12 orang putera: Rubin, Simeon, Lewi, Yahuda, Zebulon, Isakhar, Dan, Gad, Asyer, Naftali, Yusuf, dan Bunyamin. Anak cucu Ya’kub kemudian menjadi suatu bangsa yang disebut Bani Israel (anak cucu Israel). Di antara putera Ya’kub, yang paling banyak keturunannya ialah Yahuda, maka Bani Israel pun dibangsakan kepada Yahuda dengan sebutan YAHUDI.

Atas anjuran Yusuf as—yang pada saat itu menjadi pejabat di pemerintahan Fir’aun—semua anak cucu Ya’kub berhijrah ke negeri Mesir. Di
sana mereka diperlakukan dengan baik oleh Pharao (Fir’aun) zaman itu. Akan tetapi berabad-abad kemudian muncullah Pharao yang tidak menyenangi mereka, ia bernama Thotmosis. Dia sangat khawatir terhadap perkembangan bangsa Israel dan juga tidak suka pada agama tauhid yang dianutnya. Karena kedengkiannya tersebut Bani Israel dihinakan menjadi budak.

Bani
Israel bersama Musa

Allah kemudian mengutus Musa dan Harun (abad 13 SM) untuk membebaskan Bani Israel dan mengajak Fir’aun bertauhid. Tetapi Fir’aun menolak mentah-mentah seruan Musa tersebut. Bahkan penindasan malah semakin menjadi-jadi. Musa kemudian mengajak Bani Israel berhijrah menuju Kan’an. Fir’aun mencoba mencegah, tapi akhirnya ia diazab Allah SWT dengan ditenggelamkan di Laut Merah. Sedangkan Bani Israel selamat mendarat di gurun Sinai.

Dari Sinai mereka melanjutkan perjalanan melewati
padang belantara Syur yang tandus. Kemudian ke Sana, Mara, Elim, dan Thursina. Disinilah watak kolokan Bani Israel mulai nampak, mereka menggerutu, mengomel, serta menyesali Musa dan Harun yang telah membawa mereka hijrah dari Mesir. Meskipun demikian, dalam perjalanan hijrah tersebut Allah SWT tetap memberikan berbagai macam kemudahan bagi Bani Israel, diantaranya berupa naungan awan untuk melindungi dari panas dan menurunkan manna-salwa sebagai makanan ketika lapar. Tapi di sini pula kebodohan Bani Israel terkuak:

1. Sewaktu di perjalanan berjumpa dengan orang-orang Assiria dan Kan’an penyembah berhala, mereka minta kepada Musa agar dibuatkan patung-patung seperti yang mereka lihat untuk disembah.

2. Di gurun Sin Bani Israel kembali mengomel dan menggerutu karena kehausan, maka Allah menyuruh Musa pergi ke lereng gunung Horeb dan memukul batu gunung itu dengan tongkatnya sehingga keluarlah 12 mata air.

3. Di Thursina Musa dan Bani Israel mendirikan perkampungan. Setelah itu Musa pergi selama 40 hari ke bukit Thursina untuk mendapatkan wahyu dari Allah berupa Taurat (perundang-undangan). Akan tetapi kepergian Musa ke bukit Thursina dimanfaatkan oleh seorang fasik bernama Samiri, yang mengajak Bani Israel menyembah patung anak sapi.

4. Ketika diajak untuk beriman kepada Taurat yang diturunkan Allah kepada Musa, mereka malah ragu-ragu dan ingkar seraya berkata, ”Wahai Musa, kami tidak akan pernah percaya kepadamu, kecuali kami bisa melihat Allah secara langsung dengan jelas..” (lihat QS. Al-baqarah ayat 55).

5. Manakala diajak untuk berjihad memasuki Kan’an (Palestina) mereka menolak dengan ungkapan yang tidak sopan, sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur’an,

Mereka berkata: “Hai Musa, kami sampai kapan pun tidak akan memasukinya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, Sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja”. (QS. Al-Maidah,
5: 24)

Sebelum sampai di Kan’an Harun wafat, tugas beliau sebagai Imam Bani
Israel diserahkan Musa kepada Eliazar (putera Harun). Tidak lama setelah itu Musa pun wafat, beliau berwasiat kepada Bani Israel agar meneruskan cita-cita memasuki negeri Palestina (Kan’an).

Raja-raja
Israel

Kepemimpinan Eliazar diganti Yusya. Ia kemudian menggerakkan Bani Israel keluar dari gurun Sinai untuk memerangi bangsa Kan’an dan Filistin penyembah berhala yang tinggal di
sana. Setelah Bani Israel berhasil mengalahkannya, negeri itu kemudian dibagi menjadi 12 wilayah. Raja mereka yang pertama adalah Thalut yang memerintah kira-kira antara 1042-1012 SM. Selanjutnya Dawud memerintah lebih kurang 40 tahun lamanya (1012-972 SM). Ia diganti oleh anaknya Sulaiman yang memerintah selama lebih kurang 40 tahun juga (972-937 SM). Pada masa pemerintahan Sulaiman inilah didirikan Haikal (Baitul Maqdis) di atas bukit Moria (Sion/Zion).

Pengaruh kekuasaan Sulaiman pada saat itu sangat luas, meliputi daerah antara pinggiran sungai Eufrat sampai ke laut Merah. Kebesaran zaman Sulaiman inilah yang diimpikan orang-orang
Israel saat ini dengan melakukan gerakan zionisme.

Setelah mangkatnya Sulaiman, timbulah sengketa dan perpecahan. Golongan Yahuda dan Benyamin memilih Rahbeam (anak Sulaiman) untuk menggantikan ayahnya menjadi raja. Sementara 10 golongan yang lain lebih memilih Yerobeam dari turunan suku Efraim. Karena tidak menemukan titik temu, kerajaan
Israel akhirnya terpecah menjadi dua. Golongan Yahuda membentuk kerajaan sendiri yang mereka namai kerajaan Yahuda, berpusat di Yerusalem, dengan rajanya Rahbeam. Walaupun kerajaannya lebih kecil dari kerajaan Israel, kerajaan Yahuda memiliki kelebihan:

a. Mereka menguasai Palestina sebagai ibu
kota pusaka raja Dawud.

b. Baitul Maqdis berada di daerah mereka.

c. Tabut tempat tersimpannya Taurat Musa berada dalam wilayah mereka.

Yerobeam, raja
Israel, tidak senang melihat pengaruh kekuasaan kerajaan Yahuda yang tetap mendalam pada hati semua rakyat, karena setiap sembahyang mereka tetap menghadap ke Palestina (Baitul Maqdis). Lalu Yerobeam membuat patung lembu emas untuk sesembahan rakyat Israel, sebagai ganti ibadah biasa, menyembah Yehoah (Allah) sambil berkiblat ke Baitul Maqdis.

Kehancuran Israel, Yahuda, dan Taurat

Kira-kira pada tahun 721 SM bangsa Assiria menyerang kerajaan
Israel yang berpusat di Samaria. Seluruh negeri mereka hancurkan, ribuan orang Israel mati terbunuh, orang-orang terkemuka ditawan dan dibuang ke Assiria.

Pada tahun 606 SM negara Yahuda menemui nasib yang sama. Tentara Babilonia di bawah pimpinan Nebukadnezar menyerang Palestina. Orang-orang terkemuka dibuang ke Babilonia.
Ada upaya-upaya untuk merebut kemerdekaan, tetapi perlawanan ini dipatahkan dan dibalas dengan kejam oleh Babilonia. Kota Palestina dihancurkan, Baitul Maqdis diratakan dengan tanah, Tabut pusaka Musa dengan Tauratnya dihancurkan, ribuan orang terbunuh, selebihnya dijadikan budak. Sebagian dapat meloloskan diri ke luar negeri, di antaranya ke tanah Arab, tepatnya Yatsrib (Madinah).

Peristiwa duka ini sudah diperingatkan Musa kepada bani
Israel sebelum beliau wafat, bahwa jika mereka menyimpang dari Taurat mereka akan mendapatkan hukuman dari Allah (wasiat ini tertera dalam Kitab Ulangan: XXVIII; 15, 21, 25, 26)
BAGIAN 2

Kembali ke Palestina

70 tahun lamanya bangsa Yahudi menjadi budak buangan di Babilonia, sampai negeri Babilonia ditaklukkan Persia di bawah kekuasaan Cirus (539 SM). Pada tahun inilah Kaisar Persia membolehkan mereka kembali ke Palestina. Akan tetapi musnahnya Taurat dan pembuangan 70 tahun itu telah merubah bentuk dan pandangan hidup bangsa Yahudi, mereka kehilangan pedoman.

Pada tahun 330 SM, Alexander Agung dari Macedonia (Yunani) mengalahkan Raja Persia, Darius III. Bangsa Yahudi pun berganti tuan. Pada tahun 301 SM negeri-negeri jajahan Yunani sebagian dapat direbut oleh Kerajaan Mesir. Palestina jatuh menjadi jajahan Mesir.

Tahun 199 SM Assiria merebut Palestina dari kerajaan Mesir, mereka menguasainya selama setengah abad, sampai tahun 142 SM. Pada tahun inilah bangsa Yahudi berhasil merebut kemerdekaan dari tangan Assiria. Tetapi tidak sampai seabad, karena tahun 63 SM mereka telah jatuh menjadi jajahan bangsa Romawi.

Pada masa-masa penjajahan Romawi inilah Allah SWT mengutus Isa as. Para sejarawan berselisih pendapat mengenai tahun kelahiran Nabi Isa. Di dalam Injil Matius 2: 1 disebutkan bahwa kelahiran Isa adalah pada masa Herodes, jadi paling lambat kelahirannya terjadi pada 4 SM, tahun matinya Herodes. Sedangkan Lukas menghubungkan kelahiran Isa dengan masa sensus penduduk di zaman Kirenius wali negeri di Syiria. Ini berarti Isa lahir pada 6 atau 7 M, sewaktu Yudea dan Samaria langsung diperintah oleh Roma.

Namun seruan dakwah Nabi Isa yang mengajak Bani Israel berpegang teguh pada ajaran Musa diingkari dengan penuh kedengkian. Pada tahun 33 M diadakan perayaan Paskah tahunan di Bait Allah (Baitul Maqdis). Maksud dari perayaan ini adalah untuk memperingati diselamatkannya bangsa Israel dari penindasan Raja Fir’aun. Akan tetapi perayaan ini sudah jauh dari maksud semula, karena telah berubah menjadi pesta perniagaan yang diwarnai perjudian. Bahkan pintu gerbang Bait Allah diberi patung burung Garuda sebagai lambang kebesaran kekaisaran Romawi. Hal ini amat menghina dan mengotori kesucian bait Allah.

Oleh karena itu Nabi Isa bersama para pengikutnya menyerbu Bait Allah dan memporak-porandakan arena perniagaan tersebut. Kerusuhan ini menimbulkan kemarahan penguasa Romawi. Pasukan Romawi kemudian merangsek ke Bait Allah dan berupaya menangkap Nabi Isa beserta pengikutnya. Tetapi mereka telah menyingkir dan bersembunyi di bukit Gesmani. Pada saat itu orang-orang yahudi karena kedengkian mereka, menyebarkan isu bahwa Isa akan melakukan pemberontakan kepada Romawi dan mengangkat dirinya sebagai Raja Yahudi. Maka terjadilah upaya penangkapan Isa, dan terjadilah peristiwa controversial: penyaliban Isa.

Pada tahun 70 M, Bani Israel pernah mencoba memberontak kepada Romawi, tapi tidak berhasil. Komandan militer Romawi, Titus, berhasil mematahkan pemberontakan itu.

Pada tahun 132-135 M bangsa Yahudi kembali memberontak, tapi lagi-lagi gagal. Pemimpin Romawi Julius Cyprus akhirnya memporak-porandakan Yerusalem. Di atas puing kota ini, Kaisar Romawi, Hendrian I membangun kota baru yang dinamakan Elia Capitolina yang kemudian dikenal dengan nama Elya. Bangsa Yahudi dilarang memasuki kota Yerusalem selama 200 tahun kemudian. Jumlah populasi mereka pun sangat jarang di sepanjang 18 abad berikutnya. Sementara itu, penduduk pribumi dari keturunan Kan’an dan mereka yang berasimilasi dengan mereka dari kabilah-kabilah Arab tetap langgeng di sana, mereka tetap berkelangsungan hidup setelah kehengkangan bangsa Yahudi hingga saat sekarang ini.

Bangsa Romawi berkuasa di Palestina sampai tahun 640 M, yakni sampai datangnya tentara Islam mengusir mereka. Kota Yerusalem kemudian diserahkan secara resmi kepada Khalifah Umar bin Khattab tanpa peperangan. Di bawah pemerintahan Islam seluruh warga masyarakat diperlakukan dengan adil dan diberi kebebasan beribadah sesuai agamanya masing-masing. Saat itu Yahudi, Kristen dan Islam dapat hidup berdampingan dengan damai.
BAGIAN 3

Zionisme: Tonggak Berdirinya Negara Israel

Istilah Zionisme berasal dari akar kata Zion (nama bukit tempat dibangunnya baitul maqdis) yang pada masa awal sejarah Yahudi menjadi sinonim dengan penyebutan untuk kota Yerusalem. Kata ini mempunyai arti khusus bagi orang Yahudi terutama sejak terjadinya penghancuran Baitul Maqdis, untuk mengekspresikan kerinduan memiliki sebuah tanah air.

Tahun 1896 M, di Berlin Theodore Hertzel menerbitkan sebuah buku berjudul Negara Yahudi yang berisi seruan agar orang Yahudi yang bertebaran di mana-mana bertemu. Maka pada 29 Oktober – 11 Nopember 1897, di kota Pall, Swiss, diselenggarakanlah Konferensi Zionisme Internasional pertama yang merekomendasikan berdirinya Negara Yahudi di Palestina.

Hertzl begitu piawai mengembangkan ideologi zionisme, karena ia sangat menguasai senjata terpenting abad 20, yakni media massa, lobi, dan public relations. Dalam rangka merebut pengaruh, Hertzel beraudiensi dengan Paus di Roma, dengan Kaisar Wilhelm di Jerman, dengan Ratu Victoria di Inggris, atau bahkan dengan Sultan Turki di Istambul.

Hertzel menemui Sultan Abdul Hamid II, Khalifah Islam waktu itu. Mereka menawarkan berbagai tawaran yang menggiurkan kepada sultan asalkan mengizinkan bangsa Yahudi menetap di Yerusalem. Ada tiga rayuan yang disampaikan Hertzel:

1. Yahudi menawarkan 120 juta frank Swiss untuk digunakan membangun armada laut kekhalifahan Turki.

2. Yahudi siap melunasi hutang-hutang luar negeri Kesultanan Turki.

3. Yahudi siap memberikan pinjaman tanpa bunga sebesar 35 juta lira emas


Tawaran manis itu ditolak mentah-mentah oleh Sultan Abdul Hamid, karena beliau mengetahui rencana sesungguhnya di balik tawaran beracun itu. Bahkan menurut beberapa catatan, Sultan sampai meludahi wajah Hertzel.

Hertzel pun mampu memobilisir dana dari para hartawan Yahudi seperti Moses Hess atau Baron de Rothchilds di London. Selain itu, setiap cabang gerakan Zionis di berbagai penjuru dunia selalu dianjurkan untuk menerbitkan koran atau majalah yang memuat artikel mengenai perjuangan mereka. Mereka mencoba menyebarkan citra dan opini positif mengenai gerakan zionisme.

Sementara itu di Hollywood tiga serangkai Yahudi Melvyn, Goodwyn dan Meyer mendirikan studio film MGM yang terkenal itu. Tokoh lain, Adolfh Zuckor, merupakan pionir terpenting perkembangan industri film Amerika Serikat yang kini menguasai dunia. Dengan peranan mereka sebagai perintis industri, maka tidak aneh jika sutradara, bintang film, bisnismen maupun produser film Hollywood sebagian besar berasal dari kalangan Yahudi. Saat ini diantaranya David Geffen, Steven Spielberg dan Jeffry Katzenberg bersama-sama membentuk studio baru “Dreamworks”, merupakan pendukung setia zionisme.

Berkat lobi-lobi dan pembentukan opini yang intens, maka pada 9 Mei 1916, terwujudlah persetujuan “Sykes-Picot” antara Perancis dan Inggris yang berisi pembagian wilayah-wilayah kekuasaan Usmani yang berhasil mereka rebut, Palestina kemudian diletakkan di bawah mandat Inggris.

Usaha untuk menghancurkan kekhalifahan Utsmani dan merampas tanah Palestina juga dilakukan dengan menimbulkan perpecahan di kalangan bangsa Muslim. Di dalam hal ini peranan Inggris amatlah penting. Kepada Syarif Husein, Penguasa Mekkah saat itu, pemerintah Inggris menjanjikan kemerdekaan bagi negara-negara Arab dan berdirinya Khilafah Islamiyah Arabiyah yang dipimpin tokoh Mekkah atau Madinah, bila berhasil meruntuhkan Khilafah Utsmaniyah dari dalam. Pada 10 Juni 1916 Syarif Husein memproklamasikan pemberontakan Arab terhadap kekuasaan Khalifah Turki Utsmani. Tapi ternyata Inggris mengkhianati janjinya, bahkan yang terjadi adalah wilayah Arab dibagi-bagi menjadi negara-negara kecil dan Syarif Husein sendiri dibuang ke Syprus.

Pada 2 Nopember 1917 lahir apa yang disebut perjanjian Balfour yang menyatakan Inggris akan berusaha keras mewujudkan cita-cita berdirinya negara nasional Yahudi di Palestina. Perjanjian Balfour tersebut kemudian diperkuat oleh keputusan Majelis Umum PBB pada 24 Juli 1922 yang melegalisasi mandat Inggris atas Palestina. Orang-orang Yahudi dari berbagai negara mulai bergerak menduduki Yerusalem (Al-Quds) pada tahun 1929. Pada tahun ini kaum Muslimin Palestina menyelenggarakan pertemuan besar untuk mendukung berdirinya Badan Pembela Masjid Al-Aqsha. Pada musim panas tahun yang sama orang-orang Yahudi melancarkan demonstrasi pamer kekuatan, yang kemudian dibalas dengan demonstrasi tandingan kaum Muslimin yang lebih besar. Suasana di Al-Quds memanas, puncaknya adalah pecahnya bentrokan antara kaum Muslimin yang tidak bersenjata dengan kaum Yahudi yang dipersenjatai Inggris. Peristiwa ini disusul dengan bentrokan-bentrokan lain dan penangkapan besar-besaran penduduk Palestina oleh Inggris. Pada 23 Agustus 1929 meletuslah perlawanan yang dikenal dengan Revolusi Buraq. Inggris segera mematahkannya, pada 17 Juni 1930, Gubernur Jenderal Inggris di Palestina menghukum gantung 3 pejuang Palestina yang terlibat perlawanan tersebut. Namun hal ini tidak membuat perlawanan kaum Muslimin berhenti, pada 25 Nopember 1935, Izzudin Al-Qassam dengan beberapa rekannya menemui syahadah setelah pertempuran hebat melawan Inggris di Junain.

Selain perlawanan bersenjata, bangsa Palestina pun melawan dengan cara melaksanakan pemogokan menyeluruh di Palestina selama kurang lebih 6 bulan sebagai bentuk protes dipersenjatainya Yahudi oleh Inggris. Tetapi pemogokan ini berhenti setelah adanya campur tangan beberapa pemimpin Arab atas desakan Inggris, teman sepersekongkolan mereka.

Pada 15 Mei 1947 Majelis Umum PBB membentuk Komisi Khusus untuk urusan Palestina. Komisi Khusus ini menyelesaikan tugasnya pada bulan Agustus 1947 dan menghasilkan sejumlah laporan, antara lain berisi pentingnya Yahudi mempunyai satu negara di Palestina dan mengamankan nasib imigran Yahudi yang semakin bertambah. Sedangkan masalah Arab, menurut komisi ini perlu didirikan sebuah negara Arab Palestina merdeka.

Pada 29 Nopember 1947 Majelis Umum PBB mengeluarkan keputusan No. 181 tentang pembagian Palestina berdasarkan hasil penelitian Komisi Khusus untuk urusan Palestina. Sejak 10 Februari 1948 penguasa Inggris mulai mengukur beberapa daerah dan menyerahkan bumi Palestina kepada orang Arab dan Yahudi sebagai pelaksanaan keputusan PBB. Akibat pembagian wilayah tersebut seluruh kaum muslimin Palestina melancarkan demonstrasi dan penolakan serta bantahan terhadap hasil penelitian internasional PBB tersebut. Demonstrasi-demonstrasi serupa dilancarkan di Mesir, Suria, Libanon dan negara-negara Arab lainnya.

Sementara itu, bentrokan-bentrokan keras terus terjadi. Pada bulan Maret 1948 Dewan Keamanan PBB bersidang untuk mempelajari situasi dan menyerukan supaya PBB meletakkan Palestina di bawah perwalian PBB sementara dan menghentikan rencana pembagian Palestina. Tapi, tanggal 15 Mei 1948, Yahudi malah memproklamasikan negara Israel. Sekaligus juga tanda berakhirnya mandat Inggris.

Esoknya, 16 Mei 1948, pasukan Arab (Mesir, Suriah, Iraq, Yordania, dan Libanon) memasuki Palestina, namun tanpa kekuatan dan perlawanan yang berarti, kecuali 10.000 pasukan relawan Organisasi Al-Ikhwan Al-Muslimun yang dikirim pemimpinnya, Hasan Al-Banna untuk membebaskan Palestina. Kehadiran pasukan Al-Ikhwan Al-Muslimun ini bukan hanya menggetarkan Israel, tapi juga menimbulkan kekhawatiran negara-negara Arab. Mereka khawatir, kemenangan dan keperwiraan pasukan Al-Ikhwan Al-Muslimun bukan saja berdampak di Palestina, tapi juga di negara-negara Arab. Mereka tidak mau kehilangan pengaruh di tengah-tengah rakyatnya.

Akhirnya negara-negara Arab berkomplot untuk memusnahkan pasukan Al-Ikhwan Al-Muslimun. Atas desakan Inggris pasukan Al-Ikhwan Al-Muslimun akhirnya ditarik mundur oleh Mesir, selanjutnya para aktivisnya dijebloskan ke penjara dengan tuduhan akan merencanakan kudeta militer.

Perang ini akhirnya dimenangkan Yahudi dan mengakibatkan kekalahan besar bagi bangsa Arab. Akan tetapi perlawanan terhadap Yahudi tidak berhenti dan tidak akan pernah berhenti. Perlawanan tersebut saat ini diantaranya dimotori oleh Harakah Muqawwamah Al-Islamiyah (HAMAS) yang didirikan oleh Syaikh Ahmad Yasin (alm) pada hari Selasa, 15 Desember 1987, yang juga merupakan salah satu sayap organisasi Al-Ikhwan Al-Muslimun di Palestina.
BAGIAN 4


Klaim-klaim Yahudi atas Palestina

Penjajahan Yahudi atas Palestina didasari klaim-klaim serta mitos-mitos relijius dan historis. Secara relijius mereka menganggap bahwa Allah telah menjadikan Palestina sebagai “Tanah yang dijanjikan”. Sedangkan relasi historis mereka dengan Palestina, adalah karena mereka pernah berkuasa, bermukim disana dan punya hubungan psikis dan spiritual dengan negeri ini.

Akan tetapi kaum muslimin tetap konsisten pada pendirian bahwa Yahudi tidak berhak sama sekali atas negeri ini. Alasannya adalah, pertama, dari sudut pandang agama, wilayah ini diberikan pada bangsa Yahudi di saat mereka menjunjung tinggi bendera tauhid dengan penuh konsisten di bawah kepemimpinan para rasul dan pemuka agama mereka. Adapun apabila mereka melenceng dari kebenaran dan berupaya mendistorsinya, bahkan membunuhi para Nabi serta membuat keonaran di muka bumi, hilanglah keabsahan relijius yang mereka klaimkan. Yang berhak atas negeri ini justru adalah kaum Muslimin, karena mereka adalah pewaris panji tauhid. Jadi, persoalannya tidak terkait dengan bangsa, keturunan, dan nasionalisme. Namun erat hubungannya dengan persoalan ikut tidaknya seseorang dengan ajaran tauhid.

Allah memberitahu Ibrahim bahwa keimanan dan kepemimpinannya tidak dapat dipegang oleh mereka yang zalim dari keturunan dan anak cucunya. Karena, sekali lagi, persoalannya terkait dengan konsistensi terhadap manhaj dan ajaran Allah. Kalau persoalannya adalah masalah garis keturunan, maka Bani Israel tidak berhak mengklaim bahwa mereka adalah satu-satunya yang berhak atas kepemimpinan. Pasalnya, Ismail as dan keturunannya pun berhak atas janji yang diberikan pada Ibrahim.

Alasan kedua, menanggapi klaim dari sisi historis, maka sesungguhnya pemerintahan Bani Israel di Palestina sangatlah singkat yang tidak lebih dari 4 abad di sebagian wilayah Palestina dan bukan seluruhnya. Sedangkan pemerintahan Islam berlangsung disana selama 12 abad (636-1917 M) yang sempat dijeda oleh peperangan Salib untuk beberapa masa. Selain itu sebagian besar bangsa Yahudi telah meninggalkan wilayah Palestina, dan terputus kontak mereka dengan negeri ini selama 18 abad (sejak 135 M hinga abad 20), sedangkan penduduk pribumi asli Palestina asli—yang kemudian masuk Islam—belum pernah meninggalkan negeri ini selama 4500 tahun yang lalu hingga tiba waktu pendeportasian besar-besaran yang dilakukan para kriminal Zionis pada tahun 1948 M.

Satu hal lagi, sesungguhnya lebih dari 80% Yahudi di zaman ini tidak jelas hubungannya sama sekali dengan Bani Israel, baik keturunan maupun sejarah. Hal itu karena sebagian besar Yahudi kontemporer adalah bangsa Yahudi Khazar yang berasal dari kabilah Tatar, Turki kuno yang berdiam di wilayah Kokaz dataran tinggi Georgia (selatan Rusia). Mereka berkonversi dengan Yahudi pada abad 8 SM di bawah pimpinan rajanya Bolan.Tahun 740 M saat kerajaan mereka runtuh, tersebarlah mereka ke berbagai penjuru Rusia dan timur Eropa. Mereka kemudian disebut Yahudi Askhenazi. Golongan Yahudi ini adalah penganut sekte sesat Qabalisme. Golongan yang lain adalah Yahudi Sephardim, berasal dari kerajaan Yahuda yang berpegang pada Taurat Musa, saat ini mereka paling menderita akibat berkembangnya gerakan zionis. Mereka akhirnya terusir dari kampung halamannya di berbagai negara Arab. Ketika beremigrasi ke Israel pun mereka menjadi warga negara kelas dua dan mendapat perlakuan diskriminatif dari Yahudi Askhenazi yang menguasai politik dan ekonomi negara.

Sumber : www.kaskus.us 

Koloni Rayap dan Sistem Pertahanan Kimiawi

Seri Buku: Keajaiban Desain Alam
By Harun Yahya


Rayap merupakan makhluk kecil menyerupai semut yang hidup dalam kelompok (koloni) yang ramai. Mereka membangun sarang menakjubkan yang menjulang tinggi di atas permukaan tanah, sehingga merupakan sebuah keajaiban tersendiri dalam gaya bangunannya. Yang lebih mengejutkan lagi adalah para pembuat bangunan tinggi megah itu adalah rayap pekerja, yang benar-benar buta.  

Bentuk bangunan sarang rayap menunjukkan sistem yang rumitnya luar biasa. Ada satuan-satuan prajurit khusus dalam kelompok rayap yang bertanggung jawab dalam hal pertahanan. Rayap prajurit juga dilengkapi dengan persenjataan berat yang mengagumkan. Jika beberapa rayap bertugas sebagai prajurit perang, yang lain menjadi rayap patroli, sedang lainnya lagi menjadi "pasukan khusus berani mati". Dari penjagaan ratu yang mengerami telur hingga pembangunan terowongan dan dinding-dinding atau memanen jamur yang mereka semaikan, setiap tugas di dalam sarang rayap tergantung pada ketangguhan prajurit dalam bertahan. 

Kelangsungan hidup kelompok tergantung pada keberadaan raja dan ratu rayap yang melakukan tugas perkembangbiakan. Ratu rayap membesar sejak pembuahan pertama. Panjangnya dapat mencapai 3,5 inci (9 sentimeter), dan terlihat layaknya sebuah mesin perkembangbiakan. Ia tidak dapat bergerak dengan mudah. Karena ia tidak dapat melakukan apa pun kecuali bertelur, ada petugas khusus yang hanya bertugas merawatnya dengan memberi makan dan membersihkannya. Ia bertelur sebanyak tiga puluh ribu telur per hari, yang berarti hampir sepuluh juta telur sepanjang hidupnya. 

Karena mandul, rayap pekerja bertugas mengurus rumah tangga kelompok. Jangka waktu kehidupannya mulai dari dua hingga empat tahun. Kelompok tertentu membangun dan menjaga sarang rayap. Sisanya mengawasi telur, rayap yang baru menetas, dan sang ratu.

 Dalam bangunan sarang rayap, terdapat sarana pendukung seperti perangkat pendingin udara, pengatur kelembaban serta peredaran udara. Selain itu, untuk bagian sarang yang berbeda-beda, terdapat suhu yang berbeda-beda pula, yang senantiasa dijaga. Suhu dan kadar karbon dioksida dalam udara yang beredar beragam, tergantung pada letaknya di dalam sarang rayap
A: 860F (300C) - 2.7% CO2
B: 770F (250C) - 2.7% CO2
C: 750F (240C) - 0.8% CO2


 Ratu rayap tak bergerak sama sekali ketika tubuhnya mencapai sepanjang 3,5 inci (9 cm). Karenanya, terdapat sekelompok rayap khusus yang bertanggung jawab untuk memberi makan, membersihkan dan menjaga keamanannya.

Seluruh anggota kelompok tinggal bersama dalam masyarakat yang teratur. Anggota masyarakat ini berkomunikasi melalui indera seperti penciuman dan perasa, tempat sinyal kimiawi saling bertukar. Makhluk yang tuli, bisu dan buta ini bekerja dan saling bekerja sama dalam melakukan tugas-tugas yang rumit seperti membangun sarang, berburu, menguntit buruan, memberi peringatan, dan manuver pertahanan, dengan menggunakan sinyal-sinyal kimiawi. 

Musuh terbesar rayap adalah kelompok semut dan hewan pemakan semut. Ketika suatu kelompok rayap mendapat serangan dari pemangsa itu, suatu senjata bunuh diri khusus dilancarkan. Rayap-rayap Afrika adalah prajurit tangguh yang dilengkapi dengan gigi setajam silet. Mereka menyayat tubuh penyerang hingga terpotong-potong. 

Satu-satunya penghubung antara sarang rayap dengan dunia luar adalah lorong-lorong seukuran tubuh seekor rayap. Untuk melalui lorong ini setiap rayap di terowongan ini memerlukan "izin." Rayap prajurit "penjaga" yang berada di pintu dapat dengan mudah mengenali jika penyusup ternyata adalah anggota kelompok dari penciuman mereka. Kepala seekor rayap juga bisa berguna sebagai penyumbat terowongan ini, yang ukurannya tepat sama. Jika ada serangan, rayap benar-benar menggunakan kepalanya untuk menutup lubang dengan masuk dari belakang dan terjebak di pintu-pintu masuk.

 

Pengorbanan Diri Rayap 

Cara lain untuk mempertahankan diri yang sering digunakan rayap adalah dengan suka rela mengorbankan kehidupan mereka untuk mengamankan koloni dan mencelakai musuh. Beberapa jenis rayap melakukan serangan bunuh diri ini dengan beragam cara, contohnya, suatu jenis tertentu yang hidup di hutan hujan di Malaysia, cukup menarik dalam hal ini. Rayap-rayap tersebut seperti "bom berjalan" karena bentuk tubuh dan perilakunya. Suatu kantung khusus di tubuhnya mengandung senyawa kimiawi yang menyebabkan musuhnya lumpuh. Jika diserang, ketika dijebak dengan kasar oleh seekor semut atau penyusup lain, rayap mengecilkan otot lambungnya dan mengeluarkan jaringan getah benting, yang menjerakan sang pemangsa dengan cairan kuning kental. Rayap pekerja di Afrika dan Amerika Selatan juga menggunakan cara yang serupa. Ini benar-benar serangan bunuh diri karena alat bagian dalam makhluk ini akan rusak parah karenanya dan makhluk ini mati segera setelahnya.  

 Rayap melancarkan peperangan yang sangat teratur melawan musuh terbesar mereka, yakni semut dan binatang pemakan semut. Mereka begitu gigih dalam bertahan sehingga bahkan rayap pekerja yang buta pun rela maju menghadapi penyerang demi membantu rayap prajurit mengatasi musuh. Di atas, gambar memperlihatkan para pekerja rela membantu rayap prajurit dengan kepalanya yang berukuran besar.

Kerjasama dalam kelompok rayap dan pengorbanan diri seperti itu menggugurkan pernyataan paling mendasar dari Darwinisme bahwa "setiap makhluk hidup untuk kepentingan pribadinya semata." Bahkan, contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa makhluk ini diatur dengan cara yang mengagumkan. Misalnya, mengapa seekor rayap ingin menjadi penjaga? Jika ia memiliki pilihan, mengapa ia memilih tugas yang terberat yang mengorbankan dirinya? Jika saja ternyata ia dapat memilih, ia akan memilih tugas yang termudah dan paling kecil tingkat kesulitannya. Meskipun kita menganggap bahwa ia memutuskan untuk mengorbankan dirinya demi pertahanan, mustahil baginya mewariskan perilaku ini kepada keturunan selanjutnya melalui gen mereka. Kita mengetahui bahwa rayap pekerja mandul dan tidak mampu menghasilkan keturunan penerus apa pun. 

Hanya Yang Menciptakan rayaplah yang telah merancang kehidupan koloni sesempurna itu dan telah menganugerahkan kepada kelompok rayap di dalamnya tanggung jawab yang berbeda-beda. Rayap penjaga pun dengan sungguh-sungguh menyelesaikan tugas yang telah Allah ilhamkan kepada mereka. Al Qur’an menyatakan bahwa: 

…Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya… (Surat Hud: 56)

Sistem Pencegah Penggumpalan 

Rayap menggunakan sistem khusus yang diciptakan di dalam tubuhnya untuk melaksanakan pertahanan maupun pengorbanan diri secara alamiah. Misalnya, sejumlah rayap menyemprotkan zat kimia beracun pada luka yang ditimbulkan akibat gigitan. Ada pula yang menggunakan teknik "mengoles" yang menarik. Mereka mengoleskan racun ke tubuh musuhnya dengan menggunakan bibir atas layaknya kuas. Beberapa rayap menggunakan lem beracunnya ke arah penyerang dengan cara "menyemprot."

 Seekor rayap mempertahankan koloninya bahkan dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri. Dalam gambar terlihat seekor rayap menyemprotkan cairan lengket ke arah semut yang menyerang.

Pertahanan sarang rayap merupakan tanggung jawab kelompok betina dalam jenis rayap Afrika. Rayap-rayap betina ini mandul dan merupakan tentara yang berukuran kecil jika dibanding lainnya. Pengawal keluarga raja yang berukuran lebih besar, melindungi larva lalat muda serta pasangan raja dan ratu dengan mencegah adanya penyusup yang memasuki ruang utama. Prajurit yang lebih kecil membantu rayap pekerja dalam mengumpulkan makanan dan memperbaiki sarang. 

Rayap pengawal keluarga raja diciptakan untuk bertempur. Mereka memiliki kepala seperti perisai serta rahang bawah yang setajam silet, yang dirancang untuk pertahanan. Sepuluh persen dari berat tubuh prajurit utama terdiri atas cairan khusus. Cairan ini tersusun atas hidrokarbon rantai terbuka (alkena dan alkana) dan tersimpan di dalam suatu kantung yang berada di bagian depan tubuhnya. Rayap penjaga keluarga raja mengeluarkan cairan kimia ini ke dalam luka yang dibuatnya pada musuhnya dengan menggunakan rahang bawah mereka. 

Apakah sesungguhnya pengaruh yang diakibatkan cairan yang disemprotkan kepada musuhnya itu? Para peneliti menemukan sebuah kenyataan yang mengherankan ketika mencari jawaban pertanyaan tersebut. Cairan yang disemprotkan oleh rayap ini bertujuan mencegah penggumpalan darah pada tubuh musuhnya. Pada tubuh semut terdapat cairan yang disebut "hemolimfa" yang berperan sebagai darah. Bila terdapat luka terbuka pada tubuhnya, maka suatu zat kimia lain memulai proses pembekuan darah dan memungkinkan luka sembuh. Cairan kimia dari rayap ini menjadikan bahan kimia pembeku darah ini tidak berfungsi.  

Keberadaan sistem penggumpalan di dalam tubuh serangga mungil seperti semut ini adalah bukti lain akan adanya penciptaan. Ajaibnya, rayap tidak hanya menghasilkan cairan yang dapat melumpuhkan sistem tersebut, namun juga memiliki alat tubuh yang mampu mengantarkan cairan tersebut secara efektif. Tentunya keselarasan sempurna seperti ini tidak mungkin dijelaskan dengan peristiwa "kebetulan" dengan cara apa pun juga. Rayap tentu bukanlah ahli kimia, yang memahami seluk beluk sistem penggumpalan darah pada semut atau membuat rumusan senyawa kimia untuk melumpuhkan sistem tersebut. Rancangan tak bercacat ini tidak diragukan lagi merupakan bukti nyata yang lain bahwa makhluk ini telah diciptakan oleh Allah 

Senjata Rayap 

Kita dapat menemukan banyak contoh serupa lain mengenai rancangan sempurna di dunia rayap. Rayap prajurit dari suatu keluarga rayap membunuh musuhnya dengan mengoleskan racun ke tubuh musuhnya. Untuk melakukannya lebih ampuh lagi, mereka dikaruniai rahang bawah yang lebih kecil serta bibir atas yang mirip kuas. Para prajurit ini juga menghasilkan sekaligus menyimpan bahan kimia anti serangga lain. Prajurit tertentu mampu menyimpan cairan pertahanan tersebut yang meliputi 35% dari berat tubuhnya, yang cukup untuk membunuh ribuan semut.

Rayap Prorhinotermes yang hidup di Florida diciptakan mempunyai teknik pengolesan racun. Mereka menggunakan bahan kimia bernama "nitroalkana" sebagai racun. Banyak rayap lain yang juga menggunakan cara ini, yang meliputi penggunaan racun, tetapi yang mengejutkan adalah bentuk kimiawi berbeda dari seluruh racun ini. Contohnya, rayap Schedorhinotermes dari Afrika menggunakan "vinil keton" sebagai racun. Rayap Guyana menggunakan "B-Ketoaldehida" sedangkan rayap Armitermes menggunakan "untaian molekul" sebagai racun dan bahan kimia yang disebut "ester" atau "laktona" sebagai senjata mereka. Seluruh racun tersebut segera bereaksi terhadap molekul makhluk hidup sehingga menyebabkan kematian. 

 Rayap prajurit berpatroli di depan sarang rayap. Rayap ini menyemprotkan cairan beracun dan lengket, yang merupakan sejenis senjata kimia.

Pada kening keluarga rayap Nasutitermitinae terdapat tonjolan menyerupai moncong pipa yang memiliki kantong khusus di dalamnya. Dalam keadaan bahaya, rayap membidikkan moncong pipa ini ke arah musuh dan menyemprotkan cairan beracun. Senjata ini bekerja layaknya sebuah meriam kimia.  

Menurut teori evolusi, kita harus menerima anggapan bahwa "rayap purba" tidak memiliki sistem yang menghasilkan senyawa kimiawi di dalam tubuhnya dan bahwa hal itu kemudian akan terbentuk dengan sendirinya melalui serangkaian peristiwa kebetulan. Padahal jelas, anggapan tersebut sangat tidak masuk akal. Agar sistem senjata beracun tersebut bekerja dengan baik, tidak hanya zat kimia itu sendiri, melainkan juga alat-alat tubuh yang menangani senyawa kimia ini perlu bekerja secara sempurna. Selain itu, alat-alat ini harus terpisah dengan cukup baik sehingga tidak ada racun yang tersemprot di dalam tubuhnya sendiri. Kantung penyemprot juga harus terbentuk dengan baik dan dipisahkan pula. Pipa penyemprot selanjutnya membutuhkan sistem penggerak yang didorong oleh otot-otot terpisah.  

Semua alat-alat tubuh tersebut tidak mungkin telah terbentuk dalam proses evolusi seiring perjalanan waktu mengingat kurangnya satu bagian saja akan menyebabkan keseluruhan sistem tidak bisa digunakan, sehingga menyebabkan punahnya rayap. Oleh karena itu, satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah: "sistem senjata kimia" tersebut telah diciptakan sekaligus pada saat yang sama. Dan ini membuktikan bahwa ada "perancangan" secara sengaja di seluruh hal tersebut, yang disebut "penciptaan." Sebagaimana semua makhluk lain di alam, rayap juga telah diciptakan seketika. Allah, Penguasa Alam Raya, menciptakan pusat penghasil racun di dalam tubuh mereka dan mengilhami mereka cara terbaik untuk menggunakan kemampuan ini. Hal ini diterangkan dalam sebuah ayat sebagai berikut: 

Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi dan Dialah Yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana (Surat Al Hasyr: 24)

Sumber : Harun Yahya 

Kanoute: Muslim di Luar dan Dalam Lapangan



Tak banyak pesepak bola Muslim yang mau menunjukkan identitas keislamannya di lapangan hijau. Pengecualian itu tak berlaku buat Frederic Kanoute. Penyerang klub sepakbola asal Spanyol, Sevilla bangga menjadi seorang Muslim, dan itu ia tunjukan dengan jelas dalam aksi, sikap hidup, atau selebrasinya. 

Hidup di Barat, dan bergelut dengan budaya serta kebiasaan yang banyak bertentangan dengan prinsip hidup seorang Muslim, memang berat. Apalagi di dunia sepak bola, satu bidang olahraga yang paling popular di Eropa dan sangat memberi ruang pada kebebasan duniawi. Bahkan cenderung membuat orang lupa akan nilai-nilai agama. Kalaupun ada, untuk insan pesepak bola Muslim, diharuskan berhati-hati. Bukan rahasia lagi, sentimen agama masih keras dirasakan, selain juga anti-Islam yang banyak didengungkan oleh banyak pihak. 

Kita tentu mengenal beberapa nama terkenal yang menghiasi dunia bola internasional. Misalnya saja, Zinedine Zidane. Jika Anda pergi ke tanah Arab dan berjumpa dengan seorang penggila bola di sana, maka jangan heran jika Zidane dianggap dewa, dikagumi sedemikian rupa. Alasannya? “Zidane seorang Muslim!”. Tapi apa daya, jarang sekali, bahkan mungkin kita tidak pernah melihat Zidane menunjukan sikapnya yang Muslim itu sendiri. Jika merayakan gol, Zidane biasa saja. Berita-berita tentang keseharian Zidane yang menunjukan kebiasaan Muslimnya, amatlah minim. Terus, kedua anak Zidane pun diberi nama Enzo dan Luca, dua nama yang sama sekali tidak mencirikan identitas Islam. 

Zidane hanya satu contoh. Di Jerman, ada Franck Ribery yang juga Muslim namun—maaf—masih ikut menenggak bir ketika Bayern Muenchen juara liga. Di Premier League, Nicolas Anelka sering meletakan dua tangannya usai mencetak gol sebagai tanda syukur yang menunjukan ia seorang Muslim. Namun, media Inggris juga ramai memberitakan kehidupan bebasnya. Wallohu alam. 

Namun, berbeda dengan Frederic Kanoute. Di dalam dan luar lapangan, ia adalah Muslim sejati. Siapa Kanoute? 

Karir Sepakbola Kanoute 

Kanoute terlahir dengan nama Frederic Oumer Kanoute di Sainte-Foy-lès-Lyon, 2 September 1977. Walaupun lahir di Prancis, tetapi Kanoute lebih dekat dengan Negara asal kedua orang tuanya, Mali. Ini dikarenakan ikatan Muslim yang melekat dalam dirinya.
Karir sepakbolanya dimulai di klub Prancis, Lyon. Ia memulai di usia yang cukup belia yaitu 18 tahun. Tahun 2000, Kanoute direkrut oleh salah satu klub Liga Inggris, West Ham United. Di klub ini, ia main sebanyak 84 kali dan menghasilkan 29 gol. Jumlah yang cukup banyak untuk ukuran pendatang baru saat itu. Karena aksinya itu, Kanoute diminati klub yang lebih besar. Pada tahun 2002, ia pun hijrah ke Tottenham Hotspur. Di Spurs, Kanoute hanya bertahan dua musim dengan torehan gol sebanyak 21. Namun karir cemerlang Kanoute sebenarnya semakin nampak ketika ia mulai bermain untuk Sevilla, klub Spanyol. Di klub ini, kecuali musim pertamanya dan musim 2008-2009, Kanoute selalu mencetak gol lebih dari 20 gol setiap musimnya. Jumlah yang hanya bisa diraih segelintir penyerang saja.  

Keislaman Kanoute 

Kanoute tak pernah sungkan dalam menunjukan identitas keislamannya, baik di luar lapangan ataupun di dalam lapangan. Di lapangan misalnya, setiap kali mencetak gol, ia tak pernah lupa merayakannya dengan cara-cara yang “berani”. Misalnya dengan bersujud dan atau gerak tangan seperti orang Islam yang telah berdoa.
Dalam kondisi apapun, Kanoute tetap menjalankan kewajibannya untuk shalat. Tak jarang ia shalat di kamar ganti dan disaksikan oleh rekan-rekannya. Awalnya ritual itu membuat heran sesama pemain yang memang notabene non-Islam, namun lama-kelamaan, hal itu menjadi pemandangan yang biasa. Bahkan rekan-rekannya di Sevilla memberikan toleransi yang besar kepada Kanoute untuk melaksanakan keyakinannya.

Jika Ramadhan mendatang, Kanoute tetap menjalankan ibadah puasa. Baik ketika latihan ataupun bertanding. Namun, khusus ketika berlatih, pelatih fisik Sevilla memberikan kelonggaran kepada Kanoute untuk berlatih tidak secara penuh. Sedangkan dalam pertandingan, Kanoute tetap bermain penuh dan profesional kendati tidak makan dan minum. Untungnya, pertandingan Liga Spanyol lebih banyak dimainkan pada waktu malam hari, terutama untuk klub-klub besar.

Simpati Untuk Palestina.
Ketika Gaza tengah diobrak-abrik Israel, ribuan rakyat Palestina syahid akibat agresi kaum Yahudi Zionis Januari silam, Kanoute tercatat hanya satu-satunya pesepakbola yang menyampaikan simpati dan dukungannya kepada Palestina. Hal itu ia tunjukan dengan cara membuka bajunya untuk memperlihatkan kaos dalamnya yang bertuliskan "Palestine". Kata Palestina itu ditulis juga dalam beberapa bahasa yang lain. Itu ia lakukan dalam pertandingan Sevilla kontra Deportivo La Coruna.

Aksi Kanoute tersebut mengundang banyak komentar dan reaksi. Federasi Sepak Bola Spanyol (REF) memberlakukan denda kepada Kanoute sebanyak 3000 euro atau sekitar Rp. 45 juta. Keputusan Federasi Sepak Bola Spanyol ini menuai aksi protes dari segala penjuru. Peraturan federasi Spanyol melarang para pemain menunjukkan berbagai publisitas atau slogan-slogan sepanjang pertandingan berlangsung. Menurut federasi itu, hukuman tersebut tidak mempermasalahkan sifat dasar politik dari pesan itu. Tetapi mereka menyoroti fakta bahwa sang pemain telah menunjukkan suatu pesan yang dinilai melanggar peraturan. Pep Guardiola, pelatih Barcelona, membela Kanoute untuk aksinya itu. 

Tanggapan Kaonute? ”Itu merupakan sesuatu yang saya rasa harus saya lakukan. Setiap orang seharusnya merasa bertanggung jawab saat menyaksikan ada suatu situasi yang sangat tidak adil itu. Saya merasa 100 persen bertanggung jawab atas apa yang saya lakukan dan saya tidak takut atas sanksi itu,” ujarnya kepada televisi swasta Telecinco. 

Muslim di Luar Lapangan 

Kanoute memang dikenal sebagai muslim yang taat. Pada tahun 2007 misalnya, pemain terbaik Afrika 2007 ini pernah memberikan gajinya selama setahun, sebesar 700.000 dolar AS atau sekitar Rp 7 miliar untuk menyelamatkan masjid terakhir yang ada di Sevilla. Masjid tersebut sedianya akan dijual karena populasi Muslim di kota tersebut mulai punah. Pemerintah setempat pun akhirnya memberi nama tempat ibadah tersebut sesuai dengan sang pembeli. 

"Jika tidak ada Kanoute, kami tidak akan beribadah pada hari Jumat lagi, di mana itu adalah hari yang suci bagi umat muslim," tukas wakil dari komunitas Islam Spanyol, sesaat setelah Kanoute membeli Masjid tersebut, seperti dilansir AFP.

Ketaatan Kanoute dalam mengamalkan ajaran Islam juga mendapat dukungan penuh dari Sevilla. Ia diberi jersey (seragam) khusus tanpa sponsor. Hal itu karena sponsor utama Los Palanganas, 888.com, adalah situs judi yang bertentangan dengan ajaran Islam. Ia juga menyumbangkan seluruh hasil penjualan kaosnya untuk beramal. (sa/bbc/wkpd)
 Sumber  : Eramuslim

Urologi dalam Kitab Al-Hawi Karya Al-Razi


Al-Razi, Ibnu al-Jazzar, al-Zahrawi serta Ibnu Sina merupakan dokter-dokter Muslim legendaris yang lahir di era kekhalifahan. Nama dan buah pikir yang mereka sumbangkan bagi kemajuan peradaban manusia telah diakui masyarakat dunia dari zaman ke zaman. Kontribusi para dokter Muslim itu sangat besar pengaruhnya bagi dunia kedokteran modern. 

Salah satu sumbangan yang diberikan keempat dokter Muslim bagi dunia kedokteran modern adalah dalam bidang urologi. Urologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang khusus menangani bedah ginjal dan saluran kemih serta alat reproduksi. Keempat dokter  Muslim itu mengkaji dan membahas tentang urologi dalam buku kedokteran yang mereka tulis. 

Prof Rabie E Abdel-Halim dalam tulisannya bertajuk Paediatric Urology 1000 Years Ago, mengungkapkan keberhasilan dunia kedokteran Muslim pada 1.000 tahun silam dalam bidang urologi. Keempat  kitab kedokteran yang mengupas masalah urologi itu adalah;  Kitab al-Hawi fi al-Tibb  karya Al-Razi;  Risala fi Siyasat as-Sibian wa-Tadbirihim, karya Ibnu al-Jazzar;   Kitab at-Tasrif li-man 'Ajiza 'an at-Ta 'lif, karya Al-Zahrawi; dan  Al-Qanun fi al-Tibb, karya Ibnu Sina. 
Lalu bagaimana  al-Razi mengupas urologi dalam kitabnya yang fenomenal  al-Hawi fi al-Tibb? 
 Campbell DC dalam karyanya  Arabian Medicine and Its Influence on the Middle Ages, mengungkapkan, kitab  al-Hawi yang terdiri dari 23 volume merupakan  karya Al-Razi dokter Muslim yang hidup di Baghdad pada 841-926 M.  Campbell menyebut  al-Hawi sebagai sebuah ensiklopedia kedokteran dan operasi. "Dan ini merupakan kontribusi utama al-Razi pada bidang kedokteran," tutur Campbell. 

Dalam kitab itu, al-Razi mengkritik dunia kedokteran yang berkembang di Yunani dengan hasil pengamatannya yang sangat akurat. Ia telah mampu mengembangkan sebuah mode analisis yang di masa depan membentuk dasar penelitian ilmiah. Sejarawan kedokteran,  Margotta R Cumston, karyanya  An Illustrated History of Medicine, menyatakan, dokter-dokter Muslim di era keemasan Islam memiliki sejumlah kelebihan, yakni  lebih teliti dan hati-hati dalam menganalisis,  memiliki wawasan yang luas mengenai kedokteran Yunani serta  mampu menggali bahan-bahan yang penting dan membuang bahan yang tak berguna. 

Menurut Husain dan al-Okbey dalam karyanya  Tibb ar-Razi Dirasa wa tahlil li-kitab al-Hawi,/ tidak seperti pendahulunya, al-Razi mengikuti skema asli dari metode pengklasifikasian penyakit menurut organ yang terpengaruh. 

"Dalam hal ini, ia menunjukkan kemampuan yang tertinggi sebagai seorang dokter dengan presentasi berbagai kondisi ilmu penyakit,''  imbuh Campbel dan Meyerhof M dalam karyanya berjudul  Thirty-Three Clinical Observations by Rhazes (circa 900 AD). 

Al-Razi biasanya mengkaji sebuah penyakit dari keluhan, kemudian dilakukan analisa awal dan akhir, menjelaskan tanda-tanda yang diperlukan untuk diagnosa. Dalam bidang urologi, al-Razi sudah mampu mendeteksi  gejala yang berat pada penyakit pinggang. Ia sudah berhasil membedakan secara tepat antara ginjal dan batu ginjal atau pembengkakan. 

"Perbedaan antara penyakit ini adalah dengan peradangan, bercampur dengan demam, kekerasan dan polyuria dengan frekuensi, dengan halangan, oliguria dan air seni yang jelas dan dengan batu, air seni yang baik atau tidak dan dengan sedimentasi yang mengandung pasir,'' papar al-Razi dalam kitabnya tersebut. 

Desnos E dalam karyanya  The History of Urology up to the Latter Half of the Nineteenth Century menjelaskan,  meskipun Rufus of Ephesus telah membedakan antara vesical dan ginjal haematuria, al-Razi,  juga yang memberi alasan physio-anatomis untuk perbedaan ini. 

"Tiba-tiba haematuria dalam kaitan dengan pecahnya pembuluh ginjal seperti ini bukan kasus dalam kandung kemih. Ini tidak untuk pembuluh vesical  memecahkan banyak darah yang datang ke situ terjadi pada ginjal. Dan ini adalah karena darah tidak disaring pada pembuluh dari kandung kemih, karena itu terjadi di pembuluh ginjal,'' ungkap al-Razi. 

''Tetapi jumlah darah yang datang ke kandung kemih hanya cukup untuk gizi, sedangkan di ginjal, karena darah yang disaring di dalamnya dan kemudian pembuluh darah membesar dan banyak darah datang ke sana, jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk nutrisi. Juga pada pembuluh di kandung kemih tidak dekat dengan interior dan tidak didukung dengan pembuluh yang masuk ke dalam ginjal," jelas Al-Razi. 

Al-Razi  juga membedakan antara ginjal haematuria berkaitan dengan pemecahan pembuluh dan itu berkaitan dengan kongesti dengan peningkatan permeabilitas. Dalam bab tentang "menghentikan air seni,"  al-Razi berbeda pendapat dengan  pendahulunya Celsus yang menulis di awal era Kristen, dan Paulus of Egina (625-690 M), keduanya hanya menyebutkan untuk penyimpanan air seni. 

Al-Razi membedakan antara penyimpanan dan anuria. Ia menyebutkan bahwa air seni berhenti karena kekurangan ginjal dan tanda pemberhentian dari air seni ini. Selain itu,  tidak ada rasa sakit berat di bagian belakang dan bukan di pinggang, saluran kencing dan kandung kemih. 

Rasa sakit di daerah pinggang, tutur dia, terjadi akibat kekosongan pada kandung kemih. Tetapi jika ia menjadi batu, tanda-tanda dari batu akan muncul sebelum itu. Dan jika ia menjadi bengkak panas, dengan rasa sakit ada beberapa denyut. Dan jika ia menjadi penyakit di ginjal kemudian itu hanya kekakuan. 

Menurut al-Razi, jika terjadi pembengkakan yang kuat, maka air seni tidak berhenti tiba-tiba, namun secara bertahap dan hanya dengan kekakuan. Dan jika akan pembekuan darah atau nanah, maka itu akan diawali oleh maag. 

"Dan jika air seni dihentikan karena air seni petikan dari ginjal, kandung kemih akan kosong dan sakit di sepanjang saluran kencingnya itu karena ada penusukan dan penyulaman dan merupakan sakit yang berkelanjutan setelah itu, menggunakan kriteria sebelumnya dalam ginjal," papar Al-Razi. 

Dengan gaya yang sama, ia membahas pengamatan klinis tentang penyimpanan. Menurut Husain dan Al-Okbey, al-Razi membedakan dengan presisi hebat antara ginjal vesical atau rasa sakit vesical dan sakit yang berkaitan dengan radang usus besar. 

Dia juga unggul dalam membedakan antara batu dormant dan pergerakannya, yang menggambarkan lokasi yang tepat selanjutnya. Radbill menyatakan bahwa al-Razi adalah orang yang pertama  yang menjelaskan  spina bifida. Al-Razi  merupakan dokter pertama yang  menggunakan enemas sebagai persiapan untuk operasi. 

Ia juga tercatat sebagai dokter pertama yang berhasil menghancurkan batu besar dengan menggunakan gapit batu. Selain itu, al-Razi juga ditabalkan sebagai dokter pertama yang pertama kali menjelaskan Meatotomi.
Kitab Rujukan Urologi Karya Dokter Muslim

Risala fi Siyasat as-Sibian wa-Tadbirihim

Kitab ini merupakan karya  Ibnu al-Jazzar atau al-Gizar (895-980 M).  Kitab  Siyasat as-Sibian wa-Tadbirihim, terdiri dari 22 bab. Buku kedokteran ini dianggap sebagai lanjutan dari perbedaan pediatri dari penyakit lain. Dalam satu bab khusus, kitab karya al-Jazzar ini  membahas batu yang terdapat pada kandung kemih, termasuk aetiology, kejadian jenis kelamin, gejala dan tanda-tanda.

At-Tasrif li-Man 'Ajiza 'an al-Ta'lif

Kitab karya al-Zahrawi (930-1013 M) itu disebut  Abouleish E dalam karyanya  Contributions of Islam to Medicine Kitab at-Tasrif li-man 'ajiza' 'an at-Ta'lif sebagai  karya terbesarnya dalam bidang pengobatan. Buku kedokteran yang terdiri dari 30 volume itu lebih cocok disebut sebagai ensiklopedia kedokteran dan operasi. 

"Al-Zahrawi menjelaskan semua pengetahuan operasi sepanjang hidupnya dalam kitab sebanyak 30 jilid mengenai ensiklopedia kedokteran yang besar," imbuh  Spink MS dalam  Albucasis on Surgery and Instruments. 

Sejumlah sejarawan telah menjelaskan jilid ini sebagai buku kedokteran pertama yang pertama memberikan penjelasan  pengobatan lengkap yang rasional disertai ilustrasi, dan berbagai prosedur operasi dan instrumen. 

Pada bidang urologi,  al-Zahrawi telah  menemukan sebuah  peralatan pengeboran untuk sebuah lubang pada batu urethal yang berbentuk seperti bor  bernama Al-Michaab. Alat ini terbuat dari  baja, dapat dianggap sebagai dasar lithotripsy.  Al-Zahrawi juga merancang gunting khusus yang disebut  Kalalib , yang digunakan menghancurkan  vesical batu besar melalui perineal cystotomy. 

Al-Qanun fi al-Tibb 

Cumston menjelaskan Ibnu Sina atau Avicenna (980-1037 M) dalam bidang urologi pada dasarnya mengikuti metode atau analisis  al-Razi. Menurut Desnos, klasifikasi penyakit ginjal  dan kandung kemih telah dijelaskan Ibnu Sina dalam  Al-Qanun. 

Gejala Batu Ginjal 

Menurut Ibnu Sina, seseorang yang menderita batu ginjal akan merasakan rasa sakit. Rasa sakit akan tambah memburuk ketika batu mulai terbentuk atau saat batu itu turun menuju ke kandung kemih. Penderita batu ginjal, kata kedua dokter Muslim legendaris itu, akan merasakan betapa beratnya panggul mereka. 

Ibnu Sina telah mampu membuat perbedaan yang jelas antara batu ginjal dan batu kandung kemih. Para dokter Muslim di zaman memang terbilang fenomenal. Saat dunia barat dikungkung kegelapan, mereka telah menguasai perbedaan beragam penyakit. Mereka telah mampu menjelaskan perbedaan diagnosis antara sakit usus dan sakit ginjal. Penjelasan yang dibuat seribu tahun lalu itu ternyata tak berbeda dengan apa yang diajarkan di sekolah kedokteran saat ini. she/des