Dedikasi dan pengabdian sang ilmuwan Muslim bernama Abu al-Fida ini telah diakui oleh peradaban Barat. Tak heran jika namanya diabadikan di sebuah kawah bulan, yakni Abulfeda. "Manusia yang sungguh luar biasa,'' begitu penulis Barat bernama de Vaux memuji sosok sejarawan dan geografer Muslim di abad ke-13 itu.
Ia bernama lengkap Abu al-Fida Ismail Ibnu Ali bin Mahmud al-Malik al-Mu'ayyad Imad Ad-din. Ia adalah seorang ahli sejarah keturunan Kurdi yang sangat legendaris. Abu al-Fida terlahir di
Abu al-Fida merupakan keturunan dari Ayyub, ayah seorang panglima hebat pada masa Perang Salib yakni Salahuddin al-Ayyubi. Abu al-Fida terlahir dalam kondisi politik dan keamanan yang tak menentu, menyusul serangan bangsa Mongol ke kota-kota Islam. Pada saat lahir, ayahnya telah diusir dari kerajaan Hama oleh para penyerang dari Mongol yang melakukan invansi kedua pada 1259 di bawah komando Hulagu Kan. Invasi pertama Mongol terjadi pada 1219-1222 yang dipimpin Jenghis Khan.
Meski tumbuh dalam situasi politik dan keamanan yang tak menentu, semangat Abu al-Fida untuk belajar tak pernah surut. Pada masa kanak-kanaknya, ia menghabiskan hampir seluruh waktu bermainnya untuk mempelajari Alquran, hadis dan ilmu pengetahuan umum.
Mengingat kondisi keamanan yang tak menentu, setelah tumbuh menjadi remaja, Abu al-Fida mencurahkan dirinya untuk terjun dalam bidang militer.Ia telah turut angkat senjata membela agama Allah SWT saat melawan para Tentara Perang Salib dari Roma.
Setelah menerima pendidikan, pada usianya yang ke-12, dia sudah berani berjuang melawan tentara Salib bersama ayahnya bersama Penguasa Dinasti Mamluk. Dia juga tercatat ikut berjuang mengambil alih benteng tentara Salib dari Ksatria Markab Hospitaler.
Ketika menginjak usia 16 tahun, Abu al-Fida masih berjuang bersama ayahnya dan sepupunya untuk merebut
Abu al Fida juga pernah menceritakan kehebatan kisah Sultan Ladjyn yang berasal dari Jerman dan asal-usulnya sebagai keturunan dari Ordo Ksatria Teutonik. Sultan Ladjyn berjuang melawan kaum Kristen di Italia dan melawan orang-orang kafir, kemudian dia datang ke
Pada tahun 1309, Abu al Fida berjuang di
Abu al Fida kemudian kembali lagi ke Mekkah pada tahun 1321, lalu dia pergi melakukan kampanye militer sekali lagi untuk berperang di wilayah Asia Kecil. Saat berada di tengah-tengah kampanye militer ini, Abu al Fida menggunakan sedikit waktunya yang tersisa untuk menulis. Pada tahun 1323, dia kembali ke
Pada tahun 1285 Abu al-Fida ikut dalam pertempuran melawan kubu Knights of
Selama lebih dari dua puluh tahun lamanya ia Abu al-Fida memerintah dalam suasana yang penuh ketenangan dan keindahan. Dia mengabdikan dirinya untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah dan membuat berbagai macam karya yang membuatnya menjadi termasyhur. Dia juga tipoe orang yang suka sekali berkirim
Meskipun Abu al Fida sangat tertarik dengan ilmu sejarah dan geografi, dia juga aktif mempelajari dengan baik berbagai bidang ilmu lainnya seperti botani dan Materia Mediaca. Dia juga menulis sebuah karya dalam banyak volume tentang obat-obatan yang berjudul Kunash, dan dia juga membuat sebuah buku tentang keseimbangan.
Karya Abu al Fida
Salah satu karya fenomenal Abu al Fida adalah bukunya yang berjudul The Concise History of Humanity (Ringkasan sejarah manusia) atau dalam bahasa Arabnya Tarikhu 'l-Mukhtasar fi Akhbari' l-Bashar yang dia tulis pada tahun 1315, lalu dia lanjutkan penulisan buku tersebut pada tahun 1329. Buku ini selain memuat tentang penciptaan dunia, juga memuat tentang sejarah universal, sejarah pra-Islam dan sejarah Islam pada tahun 1329. Buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Perancis dan Inggris.
Abu al-Fida sendiri dalam menciptakan karya-karyanya berdasarkan kepada sumber-sumber kepercayaannya juga pengalaman sendiri sebagai seorang pejuang yang menyaksikan berbagai peristiwa penting dan bersejarah. Dia juga mendapatkan banyak pengaruh dari sejarawan besar di
Karya-karya Abu Al Fida banyak dihargai oleh para orientalis Barat. Bahkan banyak dari karyanya sebagian diterbitkan di Barat, John Cagnier (1670-1740) pernah menerbitkan karya Abu al Fida, begitu pula Reiske. Sehingga karya sejarah Islam banyak dikenal di dunia Barat.
Seperti banyak karya sejarah sebelumnya, termasuk karya-karya Ptolemeus dan Muhammad al-Idrisi. The Concise History of Humanity memiliki sebuah pengantar panjang tentang berbagai macam masalah geografis yang isinya tentang kota-kota utama di dunia. Dalam buku tersebut juga terdapat garis bujur, lintang, iklim, ejaan. Buku tersebut mulai diterbitkan dan diterjemahkan pada awal tahun 1650 di Eropa.
Dalam bukunya dia juga menegaskan bahwa tiga perempat permukaan bumi tertutup dengan air. Beberapa wilayah yang diceritakan dalam buku tersebut antara lain 1, Arab; 2. Mesir; 3. Maghrib; 4.
Buku tersebut juga berisi tentang negara termasuk batas-batasnya, keanehan fisik, kehidupan politik, divisi etnis , sopan santun, adat istiadat, monumen, jalan-jalan utama, kota-kota utama, sumber informasi, bujur, lintang, iklim, ortografi, deskripsi singkat. Abu al Fida berusaha keras untuk menetapkan ortografi dan orthophony dari nama-nama tempat. Salah satu aspek yang paling penting dalam karya Abu al-Fida adalah pengamatan bentuk bola bumi. dya/taq
Sumber : Republika Online
0 komentar:
Posting Komentar