Goreng-goreng, Tumis-tumis ! Si Minyak Goreng


Ternyata minyak goreng banyak macamnya. Banyak juga kelebihannya.

Sahabat Darussalam, anda tentu sudah tahu yang namanya minyak goreng. Sudah sejak lama, minyak goreng digunakan untuk mengolah bahan mentah dengan batuan api. Minyak goreng bukan hanya sebagai penghantar panas yang konstan, tapi minyak goreng juga memberikan tambahan rasa pada makanan, tambah gurih.

Jenis minyak goreng
Cukup banyak jenis minyak goreng yang beredar di pasaran sekarang ini. Masing-masing memiliki kegunaan sendiri.
Minyak wijen dan minyak zaitun tidak sepenuhnya digunakan sebagai minyak goreng. Bisanya  di campur dengan mentega untuk menumis atau minyak lain untuk menggoreng. Minyak wijen (cair dan kecoklatan) dan zaitun (agak kental dan bening) memberikan aroma khas pada makanan. Minyak zaitun juga digunakan untuk campuran salad.
Minyak kelapa dan minyak sawit umumnya berwarna bening keemasan dan cair. Sering di pakai untuk mengolah makanan, menggoreng atau memanggang.
Minyak biji matahari agak jarang dijumpai, kecuali di pasar swalayan tertentu, karena harganya yang terbikang mahal. Warnanya bening dan di gunakan untuk menggoreng.
Minyak kedelai atau minyak sayur berwarna bening, biasanya digunakan sebagai campuran salad. Jarang digunakan untuk menggoreng.
Minyak jagung paling sering di gunakan untuk menggoreng. Warnanya bening keemasan dan panas yang ideal 160-190 derajat celcius. Bila panasnya melebihi 200 derajat, minyak akan rusak

Mudah rusak
            Minyak goreng mudah sekali rusak. Bila baru sekali dipanaskan sudah berasap. Cepat tidaknya minyak goreng trgantung pada jenis minyak, bahan yang digoreng, suhu, dan kandungan asamnya. Minyak kelapa dan minyak sawit tidak bisa disimpan lama dan penggunaannya paling banyak dua kali pakai. Kerena, mengandung asam lemak jenuh, yaitu asam larut dan asam palmirat.
            Minyak yang mengandung asam lemak tidak jenuh bisa disimpan agak lama dan penggunaannya bisa empat kali. Comtohnya minyak jagung (asam oleat) dan minyak kedelai (asam Linoleat dan asam linoleat). Agar minyak tidak cepat rusak, gunakan teknik memasak api kecil, terutama jika menggunakan minyak jagung dan minyak zaitun.

Minyak jelantah
            Biasanya dihasilkan dari minyak yang sudah mengalami proses panas lebih dari tiga kali atau jika bahan yang digoreng beraroma keras, seperti ikan asin dan makanan laut.
            Jangan gunakan bila telah berubah warna, kecoklatan atau hitam, dan berbau tengik. Sebaiknya minyak tersebut langsung dibuang karena mengandung radikal bebas bersifat racun.

Minyak non kolesterol
            Tidak berarti dapat menurunkan kadar kolesterol tubuh. Minyak ini tidak mengandung kolesterol karena terbuat dari tumbuhan atau nabati. 



Adinda
Sumber : lisa

0 komentar:

Posting Komentar