Minggu ke-3 Bulan November 2009


( Untuk wilayah Samarinda dan sekitarnya )

Hari/Tgl
Imsak
Shubuh
Dzuhur
Ashar
Maghrib
Isya’
Senin / 16
4.23
4.33
11.58
15.21
18.03
19.15
Selasa /17
4.23
4.33
11.58
15.22
18.03
19.15
Rabu / 18
4.23
4.33
11.58
15.22
18.03
19.15
Kamis / 19
4.23
4.33
11.59
15.22
18.04
19.16
Jum’at / 20
4.23
4.33
11.59
15.23
18.04
19.16
Sabtu / 21
4.23
4.33
11.59
15.23
18.04
19.17
Ahad / 22
4.23
4.33
11.59
15.24
18.04
19.17

Sumber : Kanwil Departemen Agama Kalimantan Timur

MITOS VS FAKTA



Makan kentang
Mitos  : Hindari memakan kentang, kerena kentang menggemukkan.
Fakta  : Menurut penekitian kentang ternyata merupakan sumber karbohidrat tinggi yang mengisi bahan baker dalam tubuhdari otak ke otot. Yang menjadi masalah hanyalah cara memasaknya. Hindari menggoreng kentang dengan minyak tak jenuh karena akan melipatgandakan kalori yang nasuk.

Sirip ikan hiu
Mitos  : Makan sup sirip ikan hiu membuat tubuh bugar dan awat muda.
Fakta  : Tidak benar. Memang makanan ini tergolong mewah, dan biasanya disajikan di restoran China. Menurut penelitian hiu merupakan ikan yang lama hidup, dan tubuhnya sakat peka menyerap kandungan merkuri dan logam yang ada di laut, yang justru berbahaya bagi manusia. Kandungan itu akan menyatu dengan semua bagian tubuhnya dan susah hilang. Menyantap bagian tubuh hewan ini sama saja dengan menyantap semua bahan kimia dan logam yang terkandung di tubuhnya selama hidupnya.

Kulit panas
Mitos  : Bila olah raga kulit terasa panas, maka lemak tubuh mulai luntur.
Fakta  : Tidak benar. Tanda-tanda perginya lemak dari tubuh tidak kentara. Sensasi panas yang anda rasakan ketika latihan angkat beban atau aerobic diakibatkan oleh suhu tubuh yang meningkat. Detak jantung yang meningkat menyebabkan peredaran darah berlangsung lancar dan cepat. Inilah yang membuat temperature tubuh anda naik sehingga menimbulkan panas di kulit.

Kurang tidur
Mitos  : Kurang tidur bisa menyebabkan orang tua sebelum waktunya.
Fakta  : Benar. Kurang tidur tidak hanya menyebabkan orang tua sebelum waktunya tetapi juga memicu munculnya berbagai penyakit serius. Sebuah penelitian yang dilakukian oleh ilmuan di University of Chicago, menemukan bahwa pria-pria  muda yang menjadi subjek penelitian mereka itu mulai mengalami tanda-tanda penuaan sesudah mereka hanya tidur selama empat jam saja dalam seminggu. Jadi paling tidak, dalam satu minggu tidurlah 12 jam selama beberapa malan saja. Atau, kalau itu masih belum bisa dilakukan, tidur delapan jam sehari pun bisa membantu anda awat muda dan terlihat segar.

Makam ikan
Mitos  : Lemak ikan bukan hanya enak tapi juga bermanfaat untuk kesehatan
Fakta  : Benar. Dari hasil peneliatian ilmuan di Swedia menemukan bahwa lemak ikan dapat menurunkan risiko terkena kanker prostate. Manfaat tersebut bisa diperoleh terutama jika rajin memakan ikan salmon, apalagi jika dibarengi dengan banyak mengkonsumsi sayur dan buah serta mengurangi rokokdan makan daging merah. Menurut mereka lemak ikan banyak mengandung asam lemak omega-3 yang dapat menghambat pertumbuhan sel-sel prostate. Para pria yang tidak pernah mengkonsumsi ikan mempunyai risiko lebih tinggi hingga dua kali lipat dibanding mereka yang sering makan ikan.

Makanan orang barat.
Mitos  : Makanan dan minuman orang barat cenderung tidak sehat.
Fakta  : Tidak semua semuanya. Tapi khusus yang fast food adalah benar. Ada anjuran untuk kita mengurangi makanan cepat saji alias fast food mulai sekarang. Menurut beberapa penelitian, terlalu banyak mengkonsumsi makanan cepat saji bisa menambah kolesterol darah dan memicu terjadinya penebalan arteri, jantung koroner dan strok. Jadi paling tidak, kurangilah makanan tersebut jika anda masih sulit untuk meninggalkannya sama sekali. Ganti minuman bersoda dengan air mineral saat makan makanan itu. Langkah ini perlu ditrmpuh demi kesehatan anda.



Adinda
 ( dari berbagai sumber )

Remaja Perlu Pendidikan Reproduksi yang Benar


Sabtu, 14 November 2009
( Pukul 11.00 - 11.30 WITA )


YOGYAKARTA-- Pendidikan kesehatan reproduksi penting bagi remaja agar mereka mendapatkan informasi yang benar dan akurat mengenai masalah seksual dan kesehatan reproduksi. "Oleh karena itu, pendidikan kesehatan reproduksi hendaknya lebih dibiasakan diberikan kepada remaja," kata Koordinator Divisi Pendampingan Komunitas Jari Mulia Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Stirahma Dhesmarleni di Yogyakarta, Jumat (21/8).
Sehingga remaja tidak perlu lagi mencari tahu sendiri informasi mengenai masalah seksual dan kesehatan reproduksi yang terkadang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. "Justru informasi yang tidak benar itu bisa menjerumuskan remaja kepada hal yang tidak dikehendaki, seperti kehamilan yang tidak diinginkan, serta terjangkit infeksi menular seksual dan HIV/AIDS," katanya.
Ia mengatakan akhir-akhir ini banyak komunitas, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan organisasi nonpemerintah yang peduli terhadap HIV/AIDS, namun sedikit yang menjadikan remaja sebagai objek preventif. "Oleh karena itu, perlu lebih sering diadakan kegiatan yang melibatkan remaja terutama dalam melakukan penyuluhan serta pendidikan kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS bagi remaja," katanya.
Menurut dia, pendidikan kesehatan reproduksi di kalangan remaja juga sesuai dengan rekomendasi "Bali Youth Forum", di antaranya pencapaian optimalisasi partisipasi kaum muda dan remaja dalam setiap pengambilan keputusan yang berkaitan dengan remaja. "Terkait dengan hal itu, kaum muda dan remaja diharapkan dapat terlibat langsung, sehingga hal yang dibutuhkan dapat disuarakan dan terpenuhi, salah satunya yakni mendapatkan pendidikan seksual serta kesehatan reproduksi," katanya.
Ia mengatakan, melalui penyampaian pendidikan dan informasi yang akurat diharapkan dapat menurunkan angka penyebaran HIV/AIDS melalui hubungan seksual di kalangan remaja.
Komunitas Jari Mulia UMY yang fokus pada upaya pencegahan dan penyebaran virus HIV/AIDS khususnya di kalangan remaja, melakukan metode, cara serta pencegahan melalui pendidikan teman sebaya yang baik. "Dengan demikian, pengalaman dan informasi yang diperoleh bisa maksimal dan efektif bagi remaja, tentunya juga akan dilakukan secara berkesinambungan," katanya. (ant/rin)

Tuli Mengancam Kaum Muda


Sabtu, 14 November 2009
( Pukul 10.00 – 11.00 )

Menurut penelitian, ketulian menyerang orang makin dini. Penyebabnya adalah gaya hidup modern, seperti mendengarkan musik melalui earphone.

Hentakan irama musik menemani perjalanan Linda—sebut saja begitu namanya selama penerbangan dari Bangkok menuju Jakarta. Sejak pesawat lepas landas hingga mendarat di Bandar Udara Soekarno-Hatta, sekitar tiga setengah jam, earphone yang tersambung pada alat pemutar musik mini terus menempel di telinga gadis 18 tahun ini.


Semula Linda merasa asyik dan nikmat bisa mendengarkan musik kesayangannya tanpa peduli orang sekitar. Namun, ketika kupingnya tak lagi disumpal, dia terkejut. Ternyata kupingnya terus berdengung dan gerebek-gerebek. Berkali-kali Linda menelan ludah, berharap dengungan dan rasa penuh di telinga segera pergi, tapi gagal. Kupingnya malah makin budek. Hiruk-pikuk kesibukan bandara cuma terdengar sayup-sayup.

Untunglah, perlahan-lahan dengungan itu memudar. Tapi Linda merasa pendengarannya tak setajam sebelumnya. Kondisi ini memaksanya mendatangi klinik telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).

Dia mengalami ketulian sampai 110 desibel, kata Ratna D. Restuti, dokter spesialis THT dari Rumah Sakit Proklamasi, Jakarta Pusat, yang menangani gadis itu.

Angka 110 menunjukkan ukuran intensitas pendengaran atau audiogram. Untuk orang dengan pendengaran normal, audiogramnya terletak antara nol dan 20 desibel. Di atas angka itu, artinya kondisi telinga sudah tidak beres.

Kebiasaan mendengarkan musik dengan alat yang langsung disumpalkan ke telinga (earphone)yang menjadi tren di kalangan anak muda masa kini membuat prihatin Ratna. Apalagi lingkungan sekarang tak bebas dari kepungan suara bising: rumah dengan suara berbagai peralatan elektronik, jalan raya yang penuh kendaraan bermotor, tempat-tempat hiburan dengan musik keras, dan pabrik yang penuh geraman mesin.

Menurut hasil penelitian Jenny Bashiruddin, yang juga ahli THT, efek bising ini memang luar biasa. Tak ada yang menyadari, misalnya, pusat permainan anak-anak di mal juga sumber bising berbahaya, karena tingkat kebisingannya mencapai 90-95 desibel, kata Jenny, yang melakukan penelitian efek bising di berbagai tempat selama 2007.

Dengan tingkat suara setinggi itu, anak-anak seharusnya hanya boleh tinggal satu-dua jam. Jika lebih lama dari itu, akan terjadi kelelahan koklea (rumah siput), yang berperan penting dalam proses pendengaran.

Kelelahan koklea yang terjadi terus-menerus dan tak segera ditangani dapat menyebabkan gangguan pendengaran menetap. Menurut Jenny, makin sering dan lama diserbu kebisingan, makin cepat berkurang masa seseorang mampu mendengar secara normal. Alhasil, tuli pun makin dini menyerang orang.

Ini rupanya menjadi kecenderungan global. Di Amerika Serikat, melalui penelitian lebih komprehensif, telah disimpulkan bahwa pendengaran sekitar 5,2 juta anak berusia 6-19 tahun terganggu gara-gara terlalu sering terpapar musik keras akibat pemakaian Walkman dan iPod, kebiasaan menikmati televisi ukuran jumbo dengan suara menggelegar, atau pergi ke klub joget dengan musik tekno ajib-ajib.

Para ahli kesehatan di sana memperkirakan anak-anak iPod generation ini bakal lebih awal mengalami presbiakusis (tuli karena usia lanjut), yakni pada usia 40-an tahun. Padahal, secara normal, pengurangan kualitas pendengaran baru terjadi saat menginjak usia 60-70 tahun.

Kondisi Indonesia pun tidak jauh berbeda. Apalagi makin banyak saja orang wira-wiri dengan kabel bersumpal tertancap di telinga.

Bila tidak percaya kedahsyatan dampaknya, lihat saja nasib Linda. Menurut Ratna, gadis muda itu didiagnosis mengalami tuli akibat bising karena telah mendengarkan musik dengan perangkat yang langsung menempel di telinga secara terus-menerus lebih dari tiga jam. Alat seperti ini semakin berakibat buruk karena si pemakai cenderung menggeber volume keras-keras agar telinga mereka tidak terganggu suara berisikdi sekitarnya. Seperti jika digunakan di kendaraan, termasuk pesawat dan kereta
api,kata Ratna.

Untunglah Linda segera mendapat pertolongan. Dengan terapi hiperbalik memberinya obat-obatan khusus tingkat ketuliannya berkurang, tapi tak sembuh. Tuli akibat bising memang cuma bisa dikurangi, tidak bisa pulih seratus persen jadi normal kembali, ujar Ratna. Sebab, yang rusak adalah sel rambut pada organ telinga bagian dalam yang berfungsi menangkap rangsangan atau frekuensi suara. Bila bagian ini sudah terganggu dan rusak, tak akan bisa kembali normal.

Menurut Damayanti Soetjipto, ahli THT dari Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan, paparan bising merupakan salah satu penyebab ketulian di Indonesia , yang kasusnya mencapai 0,4 persen dari total jumlah penduduk.

Penyebab lainnya adalah congek, serumen (kotoran telinga), obat-obatan, usia lanjut, tuli sejak lahir, dan tuli mendadak. Sebenarnya sebagian bisa dicegah, tapi kesadaran masyarakat soal ini masih rendah, katanya.

Untuk mendongkrak kesadaran masyarakat itu, Komisi Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian dibentuk dan diresmikan Sabtu dua pekan lalu di Jakarta . Damayanti, yang menjabat sebagai ketua, menerangkan komisi nasional ini dibentuk atas rekomendasi lembaga regional yang dibentuk Badan Kesehatan Dunia (WHO), Sound Hearing 2030. Tujuan utamanya mengurangi kasus gangguan pendengaran dan ketulian hingga 50 persen pada 2015, dan 90 persen dalam 15 tahun berikutnya.

Masalahnya, kebisingan belum dianggap sebagai ancaman serius. Bising malah dianggap keren. Beberapa aktivitas kehidupan modern identik dengan kebisingan. Konser-konser musik digelar dengan sound system makin canggih.

Tengok juga sejumlah kafe dan diskotek serta berbagai tempat nongkrong anak muda yang bertebaran di penjuru kota . Juga jalan raya yang makin semrawut dan bising. Itu semua masih ditambah dengan hobi mendengarkan musik dengan earphone. Sepertinya, makin bising makin keren.

Tapi, jika sudah tuli, pasti tidak lagi keren.

Suara Mengalir Sampai Jauh

1. Saat suara masuk, tulang-tulang pendengaran bergetar.
2. Suara lalu diteruskan ke koklea (rumah siput), yangterletak di bagian tengah telinga.
3. Pada koklea terdapat sel-sel rambut yang berfungsi menangkap rangsangan atau frekuensi suara.
4. Sel rambut juga berfungsi mengubah energi akustik menjadi rangsang listrik untuk dapat diteruskan ke pusat persepsi pendengaran di otak. Suara berfrekuensi lebih dari 80 desibel dapat membuat sel-sel rambut mengalami kelelahan. Sel-sel rambut yang sering lelah lama-kelamaan rusak. Kerusakan pada sel rambut menyebabkan terganggunya proses mendengar. Akibatnya, terjadi penurunan fungsi pendengaran. Pada awalnya, penurunan fungsi pendengaran hanya bersifat sementara, tapi bila paparan bising berlangsung terus, kerusakan akan permanen.


Nunuy Nurhayati
sumber : Tempo
 

Mouthwash. Life Style atau Kesehatan?


Sabtu, 14 November 2009
(Pukul 10.00 – 11.00 )

Kesehatan Mulut dan Gigi : Mouthwash atau obat kumur bagi kebanyakan orang dianggap sebagai pelengkap gaya hidup modern agar napas selalu segar. Dalam berbagai aktifitas, terutama yang dalam pekerjaannya mengharuskan bertemu dengan banyak orang atau klien, bau mulut bisa menggangu pembicaraan. Bahkan seringkali mempengaruhi rasa percaya diri. Padahal obat kumur tidak hanya membuat napas menjadi segar lebih lama, tapi juga menjaga kesehatan gigi dan mulut serta tenggorokan agar terhindar dari berbagai penyakit.


Tahukah anda, sekedar menyikat gigi tidak menjamin gigi dan mulut menjadi bersih dan sehat. Banyak dijumpai orang yang merasa sudah menyikat gigi dengan teratur sehari dua kali masih juga didera berbagai masalah gigi dan mulut seperti gigi berlubang atau radang gusi. Di dalam mulut kita hidup jutaan bakteri. Yang bila tidak dijaga keseimbangannya, kuman ini bisa berkembangbiak dan menyebabkan munculnya berbagai penyakit mulut dan gigi. Sisa makanan merupakan sumber makanan dan tempat yang paling nyaman bagi bakteri untuk berkembangbiak.

Dampak Kejahatan Bakteri Pada Mulut dan Gigi
Kuman yang berkembangbiak di dalam rongga mulut bisa memunculkan berbagai penyakit mulut, seperti:

Plak dan karang gigi (calculus)
Plak adalah sekumpulan kuman yang kenyal dan lengket yang terkumpul pada gigi, di atas dan di bawah gusi. Kuman plak akan menghasilkan asam yang menyebabkan kerusakan gigi atau toksin yang menyebabkan timbulnya karang gigi dan radang gusi.

Peradangan gusi (gingivitis)
Gusi bengkak, mudah berdarah dan terasa sakit.

Gigi berlubang (caries dentis)
Kuman dalam plak gigi akan mengurai sisa makanan terutama karbohidrat dan gula dan menghasilkan asam yang menyebabkan gigi kehilangan mineral, atau disebut demineralisasi. Bila terjadi demineralisasi maka gigi menjadi berlubang.

Peradangan amandel dan tenggorokan

Radang mulut (stomatitis)

Bau mulut (halitosis)
Gas yang dihasilkan kuman pada mulut inilah yang membuat napas menjadi bau.

Prosesi Membersihkan Gigi dan Mulut
Membersihkan gigi dan mulut yang baik ternyata ada prosesinya dan tidak hanya dengan sekedar menyikat gigi. Rangkaian yang terbaik dan direkomendasikan oleh ADA (Asosiasi Dokter Gigi di Amerika Serikat) meliputi:

Dental Floss
Setelah makan atau sebelum menggosok gigi, bersihkan sisa makanan yang menyangkut di sela-sela gigi (terutama gigi bagian depan) dengan benang gigi (dental floss). Bulu-bulu sikat gigi yang dirancang cukup lembut bagi gusi tidak mampu menyingkirkan sisa makanan yang terjepit di sela-sela gigi.

Sikat Gigi
Setelah itu baru menyikat gigi dengan pasta gigi. Disarankan menggunakan pasta gigi yang mengandung flouride. Lakukan sehari paling tidak dua kali, pagi hari setelah sarapan dan sebelum tidur. Menyikat gigi yang baik adalah selama dua menit. Tetapi dari survey di Amerika Serikat ditemukan fakta bahwa orang cenderung menyikat giginya hanya selama 30 detik saja. Bagaimana dengan anda?
Beberapa dokter gigi bahkan menyarankan berkumur dengan obat kumur khusus antiplaque sebelum menyikat gigi agar plak yang menempel pada gigi menjadi mudah dibersihkan dengan sikat gigi.

Obat Kumur
Sebersih-bersihnya menyikat gigi, ternyata tidak dapat menyingkirkan kuman yang masih tertinggal di sela-sela gigi. Bulu sikat gigi tidak mampu menjangkau hingga ke sela-sela gigi. Untuk itu diperlukan obat kumur atau mouthwash yang mampu mengalir di sela-sela gigi untuk menaklukkan kuman yang tersisa. Biasakan berkumur setelah menggosok gigi dan sebelum tidur selama paling tidak 15 detik.
Saat ini telah banyak beredar obat kumur, pilih yang paling sesuai untuk kondisi dan selera anda. Meskipun obat kumur banyak jenisnya, misal yang antiplaque, flouride, extra strong maupun yang ditambah dengan rasa buah, paling tidak, obat kumur yang baik harus memenuhi persyaratan berikut:
1.Membasmi kuman yang menyebabkan gangguan kesehatan mulut dan gigi
2.Tidak menyebabkan iritasi
3.Tidak mengubah indera perasa
4.Tidak menganggu keseimbangan flora mulut
5.Tidak meningkatkan resistensi mikroba
6.Tidak menimbulkan noda pada gigi

Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut
Selain rangkaian membersihkan mulut dan gigi seperti di atas, ada beberapa tips agar kesehatan mulut dan gigi makin optimal:
1.Segera berkumur dengan air setelah makan, terutama setelah makan yang manis.
2.Hindari makanan yang manis menjelang tidur.
3.Kurangi makanan yang asam.
4.Hindari makan makanan atau minuman ketika masih panas.
5.Perbanyak makanan berserat.
6.Periksakan gigi secara berkala 6 bulan ke dokter gigi.


Emil Bustomi
Dari berbagai sumber.

Top 5 Tradisi-Tradisi Teraneh Yang Mengerikan didunia

1.Foot Binding
Foot Binding atau pengikatan kaki adalah tradisi menghentikan pertumbuhan kaki perempuan zaman dahulu yang terjadi di China. Tradisi ini telah menghadirkan penderitaan besar bagi para perempuan China pada masa itu. Pengikatan kaki biasanya dimulai sejak anak berumur antara empat sampai tujuh tahun. Masyarakat miskin biasanya terlambat memulai pengikatan kaki karena mereka membutuhkan bantuan anak perempuan mereka dalam mengurus sawah dan perkebunan.


Pengikatan kaki dimulai pada masa akhir dinasti Tang (618-907) dan mulai menyebar pada golongan kelas atas sampai pada zaman dinasti Song (960-1297), pada zaman dinasti Ming (1368-1644) dan dinasti Qing (1644-1911), budaya mengikat kaki menyebar luas dalam mayoritas masyarakat China sampai akhirnya dilarang pada Revolusi Sun Yat Sen tahun 1911. Kelompok yang menghindari adat ini hanyalah bangsa Manchu dan kelompok migran Hakka yang merupakan kelompok paling miskin dalam kasta sosial China. Kebiasaan mengikat kaki ini berlangsung selama sekitar seribu tahun dan telah menyebabkan sekitar satu milyar wanita China mengalami pengikatan kaki.


Pengikatan kaki dilakukan dengan cara membalut kaki dengan ketat menggunakan kain sepanjang sepuluh kaki dengan lebar dua inchi, melipat empat jari kaki ke bagian bawah kaki dan menarik ibu jari kaki medekati tumit. Hal ini membuat kaki menjadi lebih pendek. Pembalut kaki semakin diketatkan dari hari ke hari dan kaki dipaksa memakai sepatu yang semakin kecil. Kaki harus dicuci dan dipotong kukunya karena kalau tidak akan membuat kuku-kuku kaki di kaki yang diikat menusuk ke dalam dan menimbulkan infeksi. Jika balutan terlalu ketat maka dapat timbul buku-buku di kaki yang harus dipotong dengan pisau. Kemudian kaki juga harus dipijat dan dikompres dingin dan panas untuk sedikit mengurangi rasa sakit. Pengikatan kaki membuat siklus darah tidak lancar sehingga dapat membuat daging kaki menjadi busuk dan kaki dapat mengeluarkan nanah. Semakin kecil kaki seorang gadis maka akan semakin cantik ia dipandang. Panjang kaki seorang gadis hanya berkisar 10-15 sentimeter saja.

2.self Mummification
Sokushinbutsu adalah rahib Buddha atau imam yang didakwa menyebabkan kematian dengan cara menjadikan mereka jadi mumi. Praktek ini dilaporkan terjadi hampir secara eksklusif di utara Jepang sekitar Prefektur Yamagata.terdapat Antara 16 samapai 24 mummi yang telah ditemukan.


Tiga tahun para imam hanya makan diet khusus yang terdiri dari kacang-kacangan dan biji-bijian, Mereka kemudian hanya makan kulit dan akar dalam waktu tiga tahun dan mulai minum teh racun yang dibuat dari getah pohon yang Urushi,yang biasanya digunakan untuk laka mangkuk. Ini menyebabkan muntah dan cepat hilangnya cairan tubuh, dan yang terpenting, mematikan anggota tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh yang bisa menimbulkan kematian. Akhirnya,pada mummifying biarawan akan mengunci dirinya dalam kubur batu yang ukurannya hampir tidak lebih besar dari tubuhnya, di mana dia tidak akan bergerak dari posisi nya.penghubung ke dunia luar adalah tabung udara. Setiap hari ia mengingatkan pada agar orang-orang di luar bahwa ia masih hidup.

3. Eunuchs
Eunuchs disebut juga kasim,seorang laki-laki yang kehilangan kesuburannya karena kemaluannya telah dibuang dengan sengaja atau karena sebab-sebab lain.Catatan-catatan paling awal tentang pengebirian dengan sengaja untuk menghasilkan orang kasim berasal dari kota Lagash di Sumeria pada abad ke-21 SM. Sejak itu, selama beribu-ribu tahun orang kasim bekerja di berbagai kebudayaan seperti pelayan istana atau pelayan rumah tangga, penyanyi laki-laki dengan suara tinggi, petugas-petugas keagamaan khusus, pejabat pemerintah, komandan militer, dan pengawal kaum perempuan ataupun pelayan di harem.
Orang kasim pertama disebutkan di Kekaisaran Asyur (l.k. 850 hingga 622 SM). Mereka pun biasa tampil di istana kaisar-kaisar Akhemenid dari Persia atau firaun dari Mesir (hingga dinasti Lagid yang dikenal sebagai Ptolemeus, yang berakhir dengan Cleopatra).Di Tiongkok kuno, pengebirian adalah salah satu bentuk hukuman tradisional (hingga Dinasti Sui) dan sarana untuk mendapatkan pekerjaan di kalangan istana Kaisar. Pada akhir Dinasti Ming ada 70.000 orang kasim di Istana kaisar. Jabatan seperti itu demikian berharga—orang-orang kasim tertentu berhasil mendapatkan kekuasaan yang demikian besar sehingga melampaui kekuasaan perdana menteris—sehingga pengebirian diri sendiri harus dilarang. Jumlah orang kasim yang menjadi pegawai Istana Kaisar akhirnya menurun hingga 470 orang pada 1912, ketika mereka tidak lagi dipekerjakan. Orang-orang kasim diberikan jabatan-jabatan pegawai negeri yang demikian tinggi dengan alasan bahwa karena mereka tidak dapat mempunyai anak, mereka tidak akan tergoda untuk merebut kekuasaan dan memulai sebuah dinasti. Pada saat yang sama, sebuah sistem serupa juga ada di Vietnam.

4.Seppuku

seppuku disebut juga Harakiri,Salah satu tradisi yang menjadi kebanggan masyarakat Jepang, yang berasal dari kata hara yang berarti perut dan kiru yang berarti memotong. Harakiri juga dikenal dengan istilah seppuku. Kebiasaan harakiri ini dilakukan oleh prajurit berkelas dari kalangan samurai sebagai bukti kesetiaan. Bunuh diri yang dilakukan para Samurai ini sangat menyiksa, karena si pelaku harus menunggu kematian karena kehabisan darah setelah merobek dan mengeluarkan isi perutnya.

Ada ritual khusus yang harus dilakukan oleh Samurai jika ingin melakukan harakiri. Ia harus mandi, menggunakan jubah putih, dan makan makanan favorit. Pelaku harakiri ditemani seorang pelayan (kaishakunin), yang ia pilih sendiri. Kaishakunin ini bertugas membuka kimononya dan mengambilkan pisau yang akan digunakan. Jika pelaku harakiri menjerit atau menangis kesakitan saat ia menusuk dan mengeluarkan isi perutnya, hal tersebut dianggap sangat memalukan bagi seorang Samurai. Karena itu Kaishaku bertugas mengurangi penderitaan itu, mempercepat kematian dengan memenggal kepala si pelaku.

( Sumber : www.kaskus.us )

QS Ath Thariq


By.Prof.DR. M.Quraish Shihab
(Jum’at, 13 November 2009 / 25 Dzulqaidah 1430 H )
Pukul 17.00 -17.45 WITA

Membahas Surah Arh Thariq yang keseluruhan ayat-ayatnya turun sebelum Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah. Awal surah ini menerangkan bahwa Alloh SWT senantiasa melakukan pemeliharaan terhadap hamba-hambaNya. Sebagai bukti. Dengan melihat posisi bintang di langit, manusia dapat mengetahui arah perjalanan di bumi ini. Namun pada perjalannya, manusia harus ingat, karena serapi apapun ia menyembunyikam amal perbuatannya, Alloh SWT dapat menembusnya seperti halnya cahaya bintang membelah kegelapan malam. Kemudia Alloh SWT meminta manusia untuk melakukan renungan. Merenung mengenai dari apa iaciptakan. Ia sebenarnya diciptakan dari sperma yang menjijikkan. Lalu bagaimana proses selanjutnya menjadi manusia yang utuh ?

ORANG MISKIN YANG “MEMBAKAR UANG” Rp. 50 Miliar

Jum’at, 13 November 2009

Rokoknya om…! sapa seorang pedagang asongan pada orang yang sedang menunggu bis di terminal. Sahabat Darussalam, suasana seperti ini sangat lekat dengan kehidupan kita, dimana para pedagang yang menawarkan rokoknya, atau seorang teman yang menawarkan rokok kepada teman yang ada di sebelahnya.

Rokok memang tersedia dimana-mana, dan orang bosa dengan mudah merokok di sembarang tempat. Disadari atau tidak oleh para perokok, rokok dapat mengancam jiwa mereka maupun orang lain yang tidak merokok. Bahkan kebiasaan merokok bisa menyebabkan kemiskinan.

Dikatakan oleh Direktur pelayanan Medik RSUP Persahabatan dr. Tjandra Yoga Aditama Sp (k), MARS, bahwa data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan 215 miliar batang rokok dikonsumsi di Indonesia setiap tahun. Kalau diasumsikan harga rokok sekitar Rp 500 – Rp 700 per batang, maka uang yang akan dibakar percuma setiap tahun mencapai sekitar Rp 150 Triliun.

Di Negara kita sahabat, Indonesia, diperkirakan sekitar 70 juta orang atau 30 % dari populasi penduduk Indonesia adalah perokok. Kalau mereka rata-rata merokok sebungkus saja sehari, maka mereka “membakar uang” sekitar Rp 500 miliar setiap hari. Sementara itu perokok yang hidup di bawah garis kemiskinan sekitar 7 juta orang atau sekitar Rp 50 miliar uang yang dibakar oleh orang yang hidup dibawah garis kemiskinan.

Data yang di himpun dari Biro Pusat Statistik menyebutkan, proporsi konsumsi tembakau meningkat terus terhadap total mengeluaran konsumsi makanan. Secara keseluruhan penduduk Indonesia berbelanja tembakau sebanyak 2,5 kali lipat dari pengeluaran untuk biaya pendidikan dan 3,2 kali lipat lebih besar dibandingkan untuk biaya kesehatan.

Sementara, menurut WHO seseorang dapat menghabiskan sampai seperempat panghasilannya untuk membeli rokok. Di Negara lain seperti Filipina, orang yang membeli rokok local 20 batang sehari berarti ia menghabiskan 17 % anggaran belanja rumah tangganya. Kalau yang dibeli rokok impor maka 35 % anggaran belanjanya hilang untuk membeli rokok.

Di Malaysia harga 20 batang rokok dapat setara denga 5 % pendapatan buruh kasar. Di Shanghai, Cina petani menghabiskan uang untuk membeli rokok dab alcohol lebih banyak daripada uang yang dipakai untuk membeli gandum, daging, dan buah-buahan.

AKIBAT MEROKOK
Masih menurut dr Tjandra, bahwa kebiasaan mereokok telah terbukti menimbulkan 25 jenis penyakit pada berbagai organ tubuh. Antara lain kanker saluran pernafasan hingga paru, kandung kemih, bronchitis kronik, dan penyakit pembuluh darah. Dari sejumlah penyakit itu, kematian terbesar disebabkan oleh kanker paru, dan bronchitis kronik.
Kebiasaan merokok merupakan penyebab kematian 10 % penduduk dunia. Selama tahun 2000 lalu saja ditemukan 3,5 juta kematian akibat rokok.sebanyak 1,1 juta diantaranya terjadi di Negara-negara berkembang. Angka kematian akibat merokok diperkirakan menigkat menjadi 10 juta orang pada tahun 2025. tujuh juta diantaranya berasal dari negara berkembang.
Sahabat Darussalam, pada tahun 2030 diperkirakan satu dari enam manusia akan meninggal akibat kebiasaan merokoknya. Sekitar setengah dari para perokok akan meninggal akibat kebiasaan merokoknya, dan separuh dari kematian tersebut akan terjadi pada usia pertengahan, saat mereka sedang berada pada puncak produkfitasnya.
Kebiasaan merokok ternyata meningkatkan resiko terjadinya impotensi sebesar 50% pada pria berusia 30-40 tahun. Salahsatu penelitian pada veteran perang Vietnam di Amerika serikat pada tahun 1994 menunjukkan adan 50-80% peningkatan resiko terjadinya impotensi pada perokok bila dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah merokok sama sekali.

KEMATIAN
Kondisi perokok yang menderita bronchitis kronik dan emfisema sungguh menyedihkan. Karena biasanya mereka meninggal dalam keadaan sesak nafas dan sesaknya sulit diatasi. Sedangkan penderita jantung koroner biasanya meninggal secara mendadak karena serangan jantung. Sebelum meninggak biasanya ia mengalami nyeri dada, kemudian denyut jantung berhenti.
Biasanya perokok yang menderita bronchitis kronik, kalau diperiksa, juga ada kelainan jantung. Jadi, antara bronchitis kronik dengan jantung koroner itu beriringan. Kalau jantungnya lemah, maka dia meninggal karena serangan jantung.
Nah sahabat Darussalam, bayangkan uang sebesar Rp 500 miliar setiap hari “dibakar” secara mubazir, sungguh menakjubkan. Kalau uang sebesar itu digunakan untuk bekal menyongsong hari esok, sedekah, dan berinfak, pasti jau akan lebih bermanfaat. Lalu sahabat tunggu apa lagi…?



ADINDA
Sumber : Nabila

Manfaat Mentimun


Mengobati Sariawan, Darah Tinggi, dan Kulit Keriput
Dalam sebuah dongeng, timun dikisahkan membuahkan harapan bagi pasangan petani untuk memiliki anak. Nyatanya, timun yang sering kita jumpai dalam menu makan sehari-hari itu memang benar-benar bermanfaat bagi kesehatan.
Pernah mendengar dongeng Timun Emas? Seorang anak perempuan ayu, anak angkat dari pasangan petani timun? Konon putri ayu itu terlahir dari sebuah timun yang memancarkan cahaya keemasan. Maka diberilah putri ayu itu nama: Timun Emas, yang berparas cantik dan berhati emas. Dan ketika anak kesayangan tersebut hendak dimakan oleh Buto Ijo, yang sudah lama mengincarnya, justru perawan ayu itu yang berhasil membinasakan raksasa jahat itu. Begitulah dongeng masa kecil yang sering diceritakan oleh orangtua kita.

Buah yang mudah didapat dan murah ini ternyata mampu menurunkan tekanan darah tinggi, sariawan (seriawan), memperlancar air seni, dan menghilangkan keriput di kulit. Sayangnya, selain diketahui mengandung vitamin A, B, C, E, serta beberapa zat lain, buah ini kurang banyak mendapat perhatian sebagai bahan penelitian.
 Timun atau mentimun adalah tanaman merambat yang mempunyai sulur dahan berbentuk spiral. Biasanya ditanam di sawah dan di ladang-ladang sebagai tanaman untuk sayur ataupun rujak. Daunnya bertangkai panjang, bentuknya lebar bertaju dengan pangkal berbentuk jantung, ujung runcing, tepi bergerigi. Batangnya berbulu halus-halus. Bunganya berwarna kuning. Buahnya berbentuk bulat panjang, tumbuh bergantung, berwarna hijau keputihan sepanjang 10-20 cm, berbiji banyak dan
mengandung air.
Timun ada beberapa jenis, antara lain watang, turus, suri, dan krai.
Buah dari tumbuhan yang bernama latin Cucumis sativus ini dipercaya mengandung zat-zat saponin (mengeluarkan lendir), protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin A, B1, dan C. Biji buah mentimun mengandung banyak vitamin E untuk menghambat penuaan dan menghilangkan keriput.
Timun mentah bersifat menurunkan panas dalam, meningkatkan stamina, dan lain-lain. Selain itu, timun juga mengandung flavonoid dan polifenol sebagai antiradang serta mengandung asam malonat yang berfungsi menekan gula agar tidak berubah menjadi lemak, yang baik untuk mengurangi berat badan.
Kandungan seratnya yang tinggi berguna untuk melancarkan buang air besar, menurunkan kolesterol, dan menetralkan racun. Mentimun juga mengandung kukurbitasin C, yang berkhasiat untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah penyakit hepatitis.

Adinda

QS Al Buruj


By. Prof.DR.M Quraish Shihab
(Kamis, 12 November 2009 / 24 Dzulqaidah 1430 H )
Pukul 17.00 – 17.45 WITA

            Membahas Surah Buruj yang keseluruhan ayat-ayatnya diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah.
            Surah ini berbicara tentang sikap sementara pendurhaka yang melecehkan dan bahkan menyiksa orang-orang yang beriman kepada Alloh SWt sampai batas membakar mereka. Dan mereka yang telah menyiksa kaum mukminin tersebut kemudian tidak bertobat, akan mendapatkan siksa jahanam, disamping balasan yang setimpal dengan perbuatan mereka. Dan di hari kemudian nanti, mulut mereka akan terkunci, dan yang melaporkan amal perbuatannya adalah yangan dengan disaksikan oleh anggota tubuh lainnya. Tapi bagi orang-orang yang beriman serta dibuktikan dengan amal saleh, akan mendapat keberuntungan yang sangat besar berupa surga.

Ibukota Negara dipindahkan? Mungkinkah?

Indonesia sendiri pernah memindahkan ibukotanya dari Jakarta ke Yogyakarta.

Over Populasi (Jumlah penduduk melebihi daya tampung) merupakan penyebab utama kenapa banyak negara memindahkan ibukotanya. Sebagai contoh saat ini Jepang dan Korea Selatan tengah merencanakan pemindahan ibukota negara mereka. Jepang ingin memindahkan ibukotanya karena wilayah Tokyo Megapolitan jumlah penduduknya sudah terlampau besar yaitu: 33 juta jiwa. Korsel pun begitu karena wilayah kota Seoul dan sekitarnya jumlah penduduknya sudah mencapai 22 juta. Bekas ibukota AS, New York dan sekitarnya total penduduknya mencapai 22 juta jiwa. Jakarta sendiri menurut mantan Gubernur DKI, Ali Sadikin, dirancang Belanda untuk menampung 800.000 penduduk. Namun ternyata di saat Ali menjabat Gubernur jumlahnya membengkak jadi 3,5 juta dan sekarang membengkak lagi hingga daerah Metropolitan Jakarta yang meliputi Jabodetabek mencapai total 23 juta jiwa.

Jadi pemindahan ibukota bukanlah hal yang tabu dan sulit. Soeharto sendiri sebelum lengser sempat merencanakan pemindahan ibukota Jakarta ke Jonggol.

Kenapa kita harus memindahkan ibukota dari Jakarta? Apa tidak repot? Apa biayanya tidak terlalu besar? Jawaban dari pertanyaan ini harus benar-benar tepat dan beralasan. Jika tidak, hanya buang-buang waktu, tenaga, dan biaya.

Pertama kita harus sadar bahwa ibukota Jakarta di mana lebih dari 80% uang yang ada di Indonesia beredar di sini merupakan magnet yang menarik penduduk seluruh dari Indonesia untuk mencari uang di Jakarta. Arus urbanisasi dari daerah ke Jakarta begitu tinggi. Akibatnya jika penduduk Jakarta pada zaman Ali Sadikin tahun 1975-an hanya sekitar 3,5 juta jiwa, saat ini jumlahnya sekitar 10 juta jiwa. Pada hari kerja dengan pekerja dari wilayah Jabotabek, penduduk Jakarta menjadi 12 juta jiwa.

Jumlah penduduk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi diperkirakan sekitar 23 juta jiwa. Padahal tahun 1986 jumlahnya hanya sekitar 14,6 juta jiwa (MS Encarta). Jika Jakarta terus dibiarkan jadi ibukota, maka jumlah ini akan terus membengkak dan membengkak. Akibatnya kemacetan semakin merajalela. Jumlah kendaraan bertambah. Asap kendaraan dan polusi meningkat sehingga udara Jakarta sudah tidak layak hirup lagi. Pohon-pohon, lapangan rumput, dan tanah serapan akan semakin berkurang diganti oleh aspal dan lantai beton perumahan, gedung perkantoran dan pabrik. Sebagai contoh berbagai hutan kota atau tanah lapang di kawasan Senayan, Kelapa Gading, Pulomas, dan sebagainya saat ini sudah menghilang diganti dengan Mall, gedung perkantoran dan perumahan.

Hal-hal di atas akan mengakibatkan:

1. Jakarta akan jadi kota yang sangat macet
2. Dengan banyaknya orang bekerja di Jakarta padahal rumah mereka ada di pinggiran Jabotabek, akan mengakibatkan pemborosan BBM. Paling tidak ada sekitar 6,5 milyar liter BBM dengan nilai sekitar Rp 30 trilyun yang dihabiskan oleh 2 juta pelaju ke Jakarta setiap tahun.
3. Dengan kemacetan dan jauhnya jarak perjalanan, orang menghabiskan waktu 3 hingga 5 jam per hari hanya untuk perjalanan kerja.
4. Stress meningkat akibat kemacetan di jalan.
5. Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) juga meningkat karena orang berada lama di jalan dan menghisap asap knalpot kendaraan
6. Banjir dan kekeringan akan semakin meningkat karena daerah resapan air terus berkurang.
7. Jumlah penduduk Indonesia akan terpusat di wilayah Jabodetabek. Saat ini saja sekitar 30 juta dari 200 juta penduduk Indonesia menempati area 1500 km2 di Jabodetabek. Atau 15% penduduk menempati kurang dari 1% wilayah Indonesia.
8. Pembangunan akan semakin tidak merata karena kegiatan pemerintahan, bisnis, seni, budaya, industri semua terpusat di Jakarta dan sekitarnya.
9. Tingkat Kejahatan/Kriminalitas akan meningkat karena luas wilayah tidak mampu menampung penduduk yang terlampau padat.
10. Timbul bahaya kelaparan karena over populasi dan sawah berubah jadi rumah, kantor, dan pabrik. Saat ini pulau Jawa yang merupakan pulau terpadat di dunia 7 x lipat lebih padat daripada RRC. Kepadatan penduduk di Jawa 1.007 orang/km2 sementara di RRC hanya 138 orang/km2. Tak heran di pulau Jawa banyak orang yang kelaparan dan makan nasi aking.

Kenapa Kalimantan Tengah? Kenapa tidak di Jawa, Sulawesi, atau Sumatra?



Pertama Jawa adalah pulau kecil yang sudah terlampau padat penduduknya. Luas pulau Jawa hanya 134.000 km2 sementara jumlah penduduknya sekitar 135 juta jiwa. Kepadatannya sudah mencapai lebih dari 1.000 jiwa per km2. Apalagi pulau Jawa yang subur dengan persawahan yang sudah mapan seharusnya dipertahankan tetap jadi lahan pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan di Indonesia. Kalau dipaksakan di Jawa, maka luas sawah akan berkurang sebanyak 50.000 hektar! Produksi beras/pangan lain akan berkurang sekitar 200 ribu ton per tahun! Indonesia akan semakin kekurangan pangan karenanya. Selama ibukota tetap di Jawa, pulau Jawa akan semakin padat dan pembangunan tidak tersebar ke seluruh Indonesia. Jawa sudah kebanyakan penduduk/over-crowded!

Ada pun pulau Sumatera letaknya relatif agak di Barat. Dengan jumlah penduduk lebih dari 42 juta, pembangunan di Sumatera sudah cukup lumayan.

Sulawesi dengan luas 189.000 km2 dan jumlah penduduk sekitar 15 juta jiwa masih terlalu kecil wilayahnya. Sumatera dan Sulawesi adalah pulau yang subur dan cocok untuk pertanian. Jadi sayang jika pertumbuhan jumlah penduduk dipusatkan di situ. Belum lagi kedua wilayah ini rawan dengan gempa bumi dan tsunami.

Ada pun Kalimantan luasnya 540.000 km2 dengan jumlah penduduk hanya 12 juta jiwa. Pulau Kalimantan jauh lebih luas dibanding pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi dan jumlah penduduknya justru paling sedikit.

Di pulau Kalimantan juga tidak ada gunung berapi dan tidak ada gempa. Sementara di pesisir Kalimantan Tengah yang berbatasan dengan Laut Jawa juga ombak relatif tenang dan aman dari Tsunami. Ini cocok untuk jadi tempat ibukota Indonesia yang baru.

Jika iya, apakah ibukota memakai kota yang sudah ada seperti Palangkaraya atau membuat kota baru sama sekali?

Jika membuat ibukota dari kota yang sudah ada seperti Palangkaraya, ini akan menimbulkan 2 kendala besar. Pertama perencanaan pembangunan jadi tidak fleksibel. Sulit untuk merencanakan tata ruang baru karena ruang yang ada sudah terpakai. Sebagai contoh, sulit untuk membuat jalan protokol selebar jalan Thamrin dan Sudirman karena jalan yang sudah ada ukurannya kecil. Jika dipaksakan, harus menggusur gedung-gedung di sekelilingnya. Ini jumlahnya banyak sekali dan biayanya juga tentu sangat besar.

Kedua, karena tanah yang diperlukan sudah ada yang memiliki, akan ada banyak spekulan tanah yang menjual tanahnya dengan harga yang sangat tinggi. Per meter persegi bisa 2-3 juta lebih. Biaya pembangunan ibukota bisa meroket dengan tinggi. Untuk pelebaran jalan, gedung pemerintahan dan rumah dinas seluas total 50 km2 saja bisa mencapai Rp 500 trilyun rupiah lebih.

Oleh karena itu lebih mudah dan lebih murah membangun ibukota baru dari tanah kosong milik negara. Idealnya ibukota baru ini memakai lahan bekas HPH yang sudah gundul dan terletak di pinggir sungai. Jarak ke pantai sebaiknya tidak lebih dari 50 km sehingga bisa jadi pusat pelabuhan.

Dengan cara ini, seandainya harus ada pembebasan lahan, biayanya tak lebih dari 10 ribu / m2. Jadi seandainya lahan yang diperlukan 500 km2, maka biaya pembebasan lahan hanya Rp 5 trilyun.

Ibukota Brazil, Brasilia dibangun dari tanah kosong / awal. Dari situ dirancang dan dibangun semuanya dari awal oleh para ahli tata kota. Ibukota lainnya yang dirancang dan dibangun dari awal untuk jadi ibukota adalah Washington DC, Canberra, dan Islamabad: Islamabad rancangan kotanya disiapkan tahun 1960, pembangunan konstruksi pertama tahun 1961, dan selesai tahun 1966. Selesai dalam 6 tahun. Umumnya ibukota baru dibangun tidak jauh dari kota sekitarnya (di bawah 400 km jaraknya). Brasilia sejak jadi ibukota tahun 1957 sekarang jumlah penduduknya sekitar 2,5 juta jiwa, Canberra 350 ribu jiwa dan Washington DC sekitar 563 ribu jiwa.

Apakah negara akan rugi karena biaya pembangunan ibukota sangat tinggi?

Pembangunan ibukota biayanya memang cukup tinggi. Tapi akan lebih tinggi lagi biayanya baik dari segi kesehatan mau pun biaya jika kita tetap memakai Jakarta sebagai ibukota. Selain itu pemerintah bisa memakai pembangunan ibukota baru sebagai sarana untuk mendapatkan uang. Bagaimana caranya?

Dari 500 km2 luas ibukota baru, tidak semuanya dipakai pemerintah. Pemerintah hanya memakai 50 km2 untuk jalan, gedung pemerintah, dan rumah dinas. 100 km2 bisa dipakai untuk hutan dan taman kota. Sisanya 350 km2 bisa dijual untuk bisnis dan umum dengan harga Rp 500.000-1.000.000 /m2. Paling tidak pemerintah bisa mendapat 175 hingga 350 trilyun rupiah dari penjualan lahan. Ini bisa dilakukan secara bertahap. Beberapa kota swasta seperti Lippo City, Lippo Karawaci, dan juga BSD sudah menerapkan hal ini. Pemerintah dengan dukungan dana APBN seharusnya juga bisa. Jadi dari sisi dana seharusnya tidak masalah.

Total pembangunan gedung pemerintah sendiri paling hanya sekitar Rp 20 trilyun. Ini cukup untuk 200 gedung @ Rp 100 milyar. Total biaya diperkirakan mencapai Rp 150 trilyun. Jika dilakukan secara bertahap dalam 5 tahun maka biayanya Rp 30 trilyun per tahun atau kurang dari 4% jumlah APBN yang mencapai sekitar Rp 800 trilyun. Biaya ini bisa ditutup nantinya dengan dana dari hasil penjualan lahan senilai Rp 175-350 trilyun.

Ibukota baru ini sebaiknya berjarak tidak lebih dari 200 km dari kota yang sudah ada, sehingga bisa mendapat dukungan logistik dari kota tersebut selama ibukota masih dalam pembangunan. Ibukota baru ini juga akan menghidupkan kota-kota di sekelilingnya.


(Sumber : www.kaskus.us )

BANJIR NABI NUH


Seri Buku         : Jejak – Jejak Bangsa Terdahulu
Karangan         : Harun Yahya
Kamis, 12 November 2009
(Pukul 08.00 – 09.00 WITA )

Berapa Tinggikah Banjir Tersebut?

Perdebatan yang marak tentang Banjir Nabi Nuh ini adalah  apakah ketinggian air cukup untuk menenggelamkan gunung? Sebagaimana diketahui, Al Quran menginformasikan kepada kita bahwa perahu Nabi Nuh itu terdampar di “Al Judi” seusai banjir. Umumnya, kata “Judi” dirujuk sebagai lokasi gunung tertentu, sementara kata itu berarti “tempat yang tinggi atau bukit” dalam bahasa Arab. Karenanya, jangan dilupakan bahwa dalam Al Quran, “Judi” bisa jadi tidak digunakan sebagai nama gunung tertentu, akan tetapi untuk mengisyaratkan bahwa perahu Nuh telah terdampar pada suatu ketinggian. Di samping itu, makna kata “judi” yang disebutkan di atas mungkin juga menunjukkan bahwa air bah itu mencapai ketinggian tertentu, tetapi tidak mencapai ketinggian pun-cak gunung. Dengan kata lain bahwa banjir itu kemungkinan besar tidak menenggelamkan seluruh bumi dan semua gunung-gunung sebagai-mana digambarkan dalam Perjanjian Lama, tetapi hanya menggenangi wilayah tertentu.

Lokasi Banjir Nuh

Daratan Mesopotamia diduga kuat sebagai lokasi Banjir Nuh. Di sini terdapat peradaban tertua yang dikenal sejarah. Lagi pula, karena berada di antara sungai Tigris dan Eufrat, secara geografis tempat ini sangat memungkinkan terjadinya sebuah banjir besar. Di antara faktor penyebab terjadinya banjir besar kemungkinan karena kedua sungai ini meluap dan membanjiri wilayah tersebut.
Alasan kedua, daerah tersebut diduga kuat sebagai tempat terjadinya banjir bersifat historis. Dalam catatan sejarah berbagai peradaban manu-sia di wilayah tersebut, banyak dokumen yang ditemukan merujuk pada sebuah banjir yang terjadi dalam periode yang sama. Setelah menyak-sikan kebinasaan kaum Nabi Nuh, peradaban-peradaban tersebut agak-nya merasa perlu mencatat dalam sejarah mereka, bagaimana bencana itu terjadi, serta akibat-akibat yang ditimbulkannya. Diketahui pula bahwa mayoritas legenda tentang banjir tersebut berasal dari Mesopotamia. Lebih penting lagi bagi kita adalah temuan-temuan arkeologis. Temuan-temuan tersebut membenarkan terjadinya sebuah banjir besar di wilayah ini. Sebagaimana akan kita bahas secara rinci pada halaman-halaman be-rikut, banjir ini telah menyebabkan tertundanya peradaban selama perio-de tertentu. Dalam penggalian-penggalian yang dilakukan, tersingkap jejak-jejak nyata sebuah bencana dahsyat.
Penggalian-penggalian di wilayah Mesopotamia mengungkap bah-wa berkali-kali dalam sejarah, wilayah ini diserang berbagai bencana sebagai akibat dari banjir dan meluapnya Sungai Eufrat dan Tigris. Misal-nya, pada alaf kedua Sebelum Masehi (SM), pada masa Ibbisin, penguasa negeri Ur yang luas, yang berlokasi di sebelah selatan Mesopotamia, sebuah tahun tertentu ditandai dengan “pasca Banjir yang melenyapkan garis batas antara langit dan bumi”.1 Sekitar 1700 SM, pada masa kekua-saan Hamurabi dari Babilonia, sebuah tahun ditandai dengan terjadinya peristiwa “kehancuran kota Eshnunna oleh air bah”.
Pada abad ke-10 SM, pada masa pemerintahan Nabu-mukin-apal, sebuah banjir terjadi di kota Babilon.2 Setelah zaman Nabi Isa (Jesus) pada abad ke-7, ke-8, ke-10, ke-11, dan ke-12, banjir-banjir yang bersejarah terjadi di wilayah tersebut. Dalam abad ke-20, kejadian serupa terjadi pa-da tahun 1925, 1930, dan 1954.3 Jelaslah bahwa wilayah ini telah senantiasa diserang bencana banjir, dan sebagaimana ditunjukkan dalam Al Quran, sangat mungkin suatu banjir besar-besaran telah membinasa-kan suatu komunitas secara keseluruhan.

Bukti-Bukti Arkeologis tentang Banjir
Bukanlah suatu kebetulan bila sekarang ini kita menemukan jejak-jejak dari kebanyakan kaum yang menurut Al Quran telah dibinasakan. Bukti-bukti arkeologis menyajikan fakta, bahwa semakin mendadak ke-hancuran suatu kaum, semakin memungkinkan bagi kita untuk men-dapati sebagian bekasnya.
Jika sebuah peradaban hancur secara tiba-tiba, yang dapat terjadi ka-rena bencana alam, emigrasi yang mendadak, atau perang, jejak-jejak peradaban ini sering dapat lebih terpelihara. Rumah-rumah yang pernah mereka huni, peralatan-peralatan yang pernah mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari, segera akan terkubur. Maka, semua itu dapat terpelihara dalam waktu yang lama tanpa tersentuh tangan manusia, dan menjadi bukti penting tentang masa lampau bila dikeluarkan.
Jadi begitulah hingga banyak bukti tentang Banjir Nabi Nuh ter-ungkap saat ini. Diperkirakan terjadi sekitar alaf ke-3 SM, Banjir itu telah mengakhiri suatu peradaban seluruhnya dengan seketika, dan selanjut-nya menyebabkan lahirnya sebuah peradaban baru sebagai gantinya. Jadi, bukti-bukti nyata tentang Banjir ini telah terpelihara selama ribuan tahun agar kita bisa mengambil pelajaran darinya.
Banyak penggalian telah dilakukan untuk menyelidiki banjir yang telah menenggelamkan daratan-daratan Mesopotamia. Dalam berbagai penggalian di wilayah tersebut, di empat kota utama ditemukan jejak-je-jak yang menunjukkan terjadinya sebuah banjir besar. Kota-kota tersebut ada-lah kota-kota penting di Mesopotamia; Ur, Erech, Kish, dan Shuruppak.
Penggalian-penggalian di kota-kota ini mengungkap bahwa keempat kota ini telah dilanda sebuah banjir sekitar alaf ke-3 SM.
Pertama, mari kita lihat penggalian-penggalian yang dilakukan di kota Ur.
Sisa-sisa tertua dari sebuah peradaban yang tersingkap dari peng-galian terdapat di kota Ur, yang kini telah berganti nama menjadi “Tell al Muqayyar”, berusia 7000 tahun SM. Sebagai situs dari salah satu per-adaban tertua, kota Ur telah menjadi wilayah hunian tempat silih ber-gantinya berbagai kebudayaan.
Temuan arkeologis dari kota Ur memperlihatkan bahwa di sini per-adaban pernah terputus setelah terjadinya sebuah banjir dahsyat, dan kemudian peradaban-peradaban baru tampil. R. H. Hall dari British Mu-seum melakukan penggalian pertama di tempat ini. Leonard Woolley yang melakukan penggalian setelah Hall, menjadi pengawas penggalian yang secara kolektif dikelola oleh the British Museum dan University of Pennsylvania. Penggalian-penggalian yang dipimpin Woolley, yang ber-pengaruh di seluruh dunia, berlangsung dari 1922 sampai 1934.
Penggalian-penggalian oleh Sir Woolley dilakukan di tengah padang pasir antara Baghdad dan Teluk Persia. Pendiri pertama kota Ur adalah kaum yang datang dari Mesopotamia Utara dan menyebut diri mereka “bangsa Ubaid.” Pada awalnya, penggalian itu dilakukan untuk meng-himpun informasi tentang mereka. Penggalian yang dilakukan Woolley digambarkan oleh seorang arkeolog Jerman, Werner Keller, sebagai berikut:
“Kuburan Raja-Raja Ur” begitu Woolley, dalam kegembiraan atas penemu-annya, menamakan makam para bangsawan Sumeria tersebut. Kehebatan kekuasaan mereka terungkap saat sekop para arkeolog mengenai sebuah tanggul sepanjang 50 kaki di sebelah selatan candi dan mengungkap deretan panjang pekuburan yang tertimbun. Kuburan-kuburan batu yang ditemu-kan benar-benar merupakan tempat penyimpanan harta, karena dipenuhi piala-piala mahal, beraneka kendi dan vas yang indah, barang becah belah dari perunggu, kepingan-kepingan mutiara, lapis lazuli, dan perak yang mengelilingi jasad-jasad yang telah menjadi debu. Harpa dan lira tersandar di dinding-dinding. “Hampir seketika” dia kemudian menulis dalam buku hariannya, “Penemuan-penemuan menegaskan kecurigaan-kecurigaan kami. Tepat di bawah lantai dari salah satu lubang kubur para raja, di bawah lapisan abu kayu, kami menemukan tablet-tablet tanah liat, yang dipenuhi huruf yang jauh lebih tua daripada tulisan pada kuburan. Melihat sifat dari tulisan, tablet-tablet tersebut kemungkinan dibuat sekitar tahun 3.000 SM. Berarti, mereka dua atau tiga abad lebih awal dari makam tersebut.”
Lubang itu bertambah dalam. Tingkatan yang baru, dengan pecahan-pecah-an kendi, pot, dan mangkuk terus muncul. Para ahli memperhatikan bahwa sisa tembikar itu secara mengejutkan tidak terlalu berubah; tampak serupa dengan yang ditemukan di pekuburan para raja. Karena itulah, sepertinya selama berabad-abad peradaban Sumeria tidak mengalami perubahan yang radikal. Mereka tentunya, menurut kesimpulan, telah mencapai tingkat perkembangan yang tinggi jauh lebih awal lagi.
Ketika beberapa hari kemudian, para pekerja berteriak, “Kita sampai di ting-kat dasar.” Woolley sendiri turun ke lantai lubang galian untuk memuaskan dirinya. Pikiran Woolley pertama kali, “Inilah dia akhirnya”. Lantai itu berupa pasir, jenis pasir murni yang hanya bisa didepositkan oleh air.
Mereka memutuskan untuk terus menggali dan membuat lubang itu lebih dalam lagi. Sekop menggali semakin dalam dan semakin dalam: tiga kaki, enam kaki masih berupa lumpur murni. Tiba-tiba, pada kedalaman sepuluh kaki, lapisan lumpur terhenti sama mendadak dengan bermulanya. Di bawah deposit tanah liat setebal kurang lebih sepuluh kaki, mereka dikejutkan oleh bukti-bukti baru dari hunian manusia. Wujud dan kualitas dari tembikar tampak sangat berubah. Di sini, barang-barang tersebut dibuat dengan tangan. Sisa-sisa logam tak ditemukan di mana-mana. Peralatan primitif yang muncul terbuat dari pengerjaan dengan batu api. Ini mesti berasal dari Zaman Batu!
Banjir itulah penjelasan satu-satunya bagi besarnya deposit tanah liat di bawah bukit di kota Ur, yang dengan cukup jelas memisahkan dua masa kehidupan. Laut telah meninggalkan jejak-jejak yang tidak terpungkiri dalam bentuk sisa-sisa organisme laut kecil yang tersimpan dalam lumpur.4
Analisis mikroskopis mengungkapkan bahwa deposit tanah liat yang besar di bawah bukit di kota Ur telah terakumulasi sebagai akibat dari ba-njir teramat besar yang laksana melenyapkan peradaban Sumeria kuno. Epik tentang Gilgamesh dan cerita tentang Nuh tersatukan dengan lu-bang galian yang jauh di bawah gurun Mesopotamia.
Max Mallowan menuturkan pikiran-pikiran Leonard Woolley, yang menyatakan bahwa endapan masif sebesar itu dan terbentuk dalam suatu periode waktu hanya bisa terjadi karena bencana banjir yang sangat besar. Woolley juga menguraikan bahwa lapisan banjir yang memisahkan kota Sumeria di kota Ur dengan kota Al Ubaid yang penduduknya mengguna-kan tembikar yang dicat, sebagai sisa dari Banjir tersebut.5
Ini semua menunjukkan bahwa kota Ur adalah salah satu dari ber-bagai daerah yang terkena Banjir Nuh. Digambarkan oleh Werner Keller bahwa arti penting penggalian arkeologis di Mesopotamia adalah bahwa sisa-sisa kota di bawah lapisan berlumpur tersebut membuktikan pernah terjadinya banjir di tempat ini pada dahulu kala.6
Kota lain di Mesopotamia yang juga menyimpan jejak-jejak Banjir Nuh adalah kota Kish di Sumeria, yang saat ini dikenal sebagai “Tall Al Uhaimer”. Menurut sumber-sumber Sumeria kuno, kota ini merupakan “kedudukan dari dinasti 'pascadiluvian' yang pertama”.7
Kota Shuruppak di sebelah selatan Mesopotamia, yang saat ini ber-nama “Tall Far’ah” pun menyimpan jejak-jejak nyata dari banjir tersebut. Studi arkeologis yang dilakukan di kota ini dipimpin oleh Erich Schmidt dari Universitas Pennsylvania antara tahun 1922-1930. Penggalian-peng-galian ini mengungkapkan tiga lapisan hunian manusia dalam rentang waktu sejak masa prasejarah hingga dinasti Ur ketiga (2112-2004 SM). Temuan paling istimewa adalah reruntuhan rumah-rumah yang dibangun dengan baik, sekaligus dengan tablet-tablet bertulisan paku (cuneiform) tentang catatan administratif dan daftar kata-kata, yang mengindikasikan keberadaan suatu masyarakat yang telah maju pada akhir alaf ke-4 SM.8
Poin terpenting adalah dimengerti bahwa sebuah banjir besar telah terjadi di kota ini sekitar tahun 2900-3000 SM. Menurut catatan Mallo-wan, 4-5 meter di bawah tanah, Schmidt telah mencapai lapisan tanah kuning (dibentuk oleh banjir) yang berupa campuran tanah liat dan pasir. Lapisan ini lebih dekat ke lapisan datar daripada profil tumulus dan dapat teramati di seputar tumulus.… Schmidt memastikan bahwa lapisan yang terbentuk dari campuran tanah liat dan pasir ini, yang tersisa dari masa kerajaan kuno Cemdet Nasr, sebagai “pasir yang berasal dari dalam sungai” dan ini menghubungkannya dengan Banjir Nuh.9
Pada penggalian yang dilakukan di kota Shuruppak, ditemukan sisa-sisa banjir yang terjadi kurang lebih tahun 2900-3000 SM. Mungkin, kota Shuruppak terkena imbas dari banjir sebesar kota-kota lain.10
Tempat terakhir yang menunjukkan terjadinya banjir adalah kota Erech di selatan kota Shuruppak yang kini dinamai “Tall al-Warka”. Di kota ini, sebagaimana di kota-kota yang lainnya, ditemukan lapisan ban-jir. Lapisan ini berjangka waktu antara 2900-3000 SM seperti yang lain.11
Sebagaimana diketahui, sungai Eufrat dan Tigris melintasi Mesopo-tamia dari ujung ke ujung. Tampaknya selama peristiwa itu, kedua sungai ini meluap, begitupun banyak sumber mata air lainnya, besar maupun kecil, dan ketika bersatu dengan air hujan, telah menyebabkan sebuah banjir yang dahsyat. Peristiwa itu digambarkan dalam Al Quran:

“Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata-mata air, maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan.” (QS. Al Qamar, 54:11-12) !

Jika faktor-faktor penyebab banjir itu dibahas satu per satu, tampak-lah bahwa kesemuanya itu merupakan fenomena yang sangat alami. Adapun yang menjadikan peristiwa itu penuh mukjizat adalah karena kejadiannya bersamaan dan peringatan Nabi Nuh kepada kaumnya ten-tang bencana seperti itu terlebih dahulu.
Pengujian terhadap bukti yang didapat dari kajian lengkap meng-ungkapkan bahwa daerah banjir membentang sekitar 160 km (lebar) dari timur ke barat, dan 600 km (panjang) dari utara ke selatan. Ini menunjuk-kan bahwa banjir tersebut menutupi seluruh daratan Mesopotamia. Jika kita uji urutan kota-kota Ur, Erech, Shuruppak, dan Kish yang menunjuk-kan jejak-jejak banjir Nuh, tampaklah bahwa kota-kota ini berada dalam satu garis sepanjang rute tersebut. Oleh karena itu, banjir tersebut pastilah telah melanda keempat kota ini dan daerah-daerah sekitarnya. Di sam-ping itu, harus dicatat bahwa pada sekitar 3.000 tahun SM, struktur geografis daratan Mesopotamia berbeda dengan kondisi sekarang. Pada masa itu, posisi sungai Eufrat terletak lebih ke timur dibandingkan de-ngan posisi saat ini; garis arus sungai itu sesuai dengan garis yang mele-wati kota Ur, Erech, Shuruppak, dan Kish. Dengan terbukanya “mata air di bumi dan di surga”, agaknya sungai Eufrat meluap menyebar sehingga merusak empat kota di atas.

Agama dan Kebudayaan yang Menyebutkan Banjir Nuh

Peristiwa Banjir Nuh tersebut disebarluaskan ke hampir semua ma-nusia melalui lisan para nabi yang menyampaikan agama yang hak, tetapi akhirnya menjadi legenda oleh berbagai kaum, dan kisah itu mengalami berbagai penambahan dan pengurangan dalam periwayatannya.
Allah telah menyampaikan kisah tentang Banjir Nuh kepada manu-sia melalui para rasul dan kitab-kitab yang Dia turunkan kepada berbagai masyarakat agar hal itu menjadi peringatan atau permisalan. Namun, tiap masa kitab-kitab tersebut telah dirubah dari aslinya, dan penggambaran Banjir Nuh juga telah ditambahi unsur-unsur mitologis. Hanya Al Quran satu-satunya sumber yang secara mendasar sesuai dengan temuan-temu-an dan observasi empiris. Hal ini tidak lain karena Allah telah menjaga Al Quran dari perubahan, meski sebuah perubahan kecil sekalipun, maupun pengurangan. Sesuai isyarat Al Quran “Kami telah dengan tanpa keragu-an menurunkan risalah, dan Kami dengan pasti akan menjaganya (dari pengurangan)” (QS. Al-Hijr, 15: 9), Al Quran berada di bawah pengawas-an khusus Allah.
Pada bagian akhir bab ini, kita akan melihat, bagaimana peristiwa Banjir Nuh digambarkan meski telah sangat berubah dalam berbagai ke-budayaan, serta dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Banjir Nabi Nuh dalam Perjanjian Lama

Kitab yang sebenarnya diwahyukan kepada Nabi Musa adalah Tau-rat. Nyaris tidak ada dari wahyu ini tersisa, dan kitab Injil “Pentateuch” (lima buku pertama dari kitab Perjanjian Lama), seiring perjalanan waktu, telah kehilangan hubungannya dengan wahyu yang asli. Bahkan kemudi-an sebagian besar isinya telah diubah oleh para rabbi Yahudi. Begitu pula, wahyu-wahyu yang dibawa nabi-nabi lain yang diutus kepada Bani Israil setelah Nabi Musa, mendapat perlakuan serupa dan sangat banyak per-ubahan. Kondisi inilah yang membuat kita menyebutnya sebagai “Penta-teuch yang Diubah” karena telah kehilangan hubungan dengan wahyu aslinya, dan menganggapnya sebagai karya manusia yang berupaya men-catat sejarah suku bangsanya, bukan sebagai sebuah kitab suci. Tidaklah mengherankan jika keadaan Pentateuch yang Diubah itu dan berbagai kontradiksi yang dikandungnya sangat tampak pada pemaparannya ten-tang kisah Nabi Nuh, meskipun mempunyai kesamaan dengan Al Quran dalam beberapa bagian.
Menurut Perjanjian Lama, Tuhan berfirman kepada Nuh bahwa semua orang, kecuali mereka yang beriman, akan dihancurkan karena bumi telah penuh dengan berbagai kejahatan. Untuk menghadapi ini, Tuhan memerintahkan Musa membuat bahtera dan mengajarkan dengan rinci bagaimana mengerjakannya. Tuhan juga menyuruhnya membawa keluarganya, tiga orang anaknya, istri-istri mereka, sepasang dari setiap makhluk hidup, dan persediaan bahan pangan.
Tujuh hari kemudian, ketika tiba waktunya Banjir, semua sumber air dalam tanah memancar, pintu-pintu langit terbuka, dan sebuah banjir be-sar menenggelamkan segala sesuatu. Hal ini berlangsung selama empat puluh hari dan empat puluh malam. Bahtera Nuh melayari air yang menutupi semua pegunungan dan dataran tinggi. Mereka yang bersama Nuh selamat, sedang sisanya terseret air bah dan mati tenggelam. Hujan berhenti setelah terjadi banjir, yang berlangsung selama empat puluh hari empat puluh malam, dan air mulai surut 150 hari kemudian.
Kemudian, pada hari ketujuh belas pada bulan ketujuh, kapal ter-sebut terdampar di pegunungan Ararat (Agri). Nuh mengirim seekor merpati untuk melihat apakah air telah benar-benar surut, dan ketika akhirnya merpati tersebut tidak kembali lagi, Nuh menyadari bahwa air telah surut seluruhnya. Tuhan memerintahkan mereka meninggalkan kapal dan menyebar ke seluruh penjuru bumi.
Salah satu kontradiksi pada kisah dalam Perjanjian Lama adalah: Se-telah uraian ini, dalam versi “Yahudi”, disebutkan bahwa Tuhan meme-rintahkan Nuh untuk membawa tujuh jantan dan betina dari setiap jenis hewan-hewan tersebut, yang disebut-Nya “bersih” dan hanya sepasang dari setiap jenis hewan-hewan tersebut yang disebut-Nya “tidak bersih”.
 Ini jelas bertentangan dengan teks di atas. Di samping itu, dalam Per-janjian Lama jangka waktu terjadinya banjir juga berbeda. Menurut versi Yahudi juga, peristiwa naiknya air terjadi selama empat puluh hari, se-dangkan berdasarkan orang-orang awam, dikatakan terjadi selama 150 hari.

Penyebutan Peristiwa Banjir dalam Kebudayaan Lain

Kebudayaan Sumeria: Dewa yang bernama Enlil memberi tahu orang-orang bahwa dewa-dewa yang lain ingin menghancurkan umat manusia, namun ia berkenan untuk meyelamatkan mereka. Pahlawan dalam kisah ini adalah Ziusudra, raja yang taat dari negeri Sippur. Dewa Enlil memberi tahu Ziusudra apa yang harus dilakukan agar selamat dari Banjir. Teks yang menceritakan pembuatan kapal tersebut hilang, namun fakta bahwa bagian ini pernah ada terungkap dalam bagian-bagian yang menyebutkan bagaimana Ziusudra diselamatkan. Begitupun berdasar-kan versi Babilonia tentang banjir, dapat disimpulkan bahwa dalam versi Sumeria yang lengkap tentulah terdapat rincian yang lebih menyeluruh tentang penyebab kejadian tersebut dan bagaimana perahu dibuat.
Kebudayaan Babilonia: Ut-Napishtim adalah padanan bangsa Babi-lonia terhadap Ziusudra, pahlawan Sumeria dalam peristiwa banjir. To-koh penting yang lain adalah Gilgamesh. Menurut legenda, Gilga-mesh memutuskan untuk mencari dan menemukan para leluhurnya untuk mendapatkan rahasia kehidupan abadi. Ia diperingatkan akan berbagai bahaya dan kesulitan dalam perjalanan itu. Ia diberi tahu bahwa ia harus melakukan perjalanan melewati “pegunungan Mashu dan perairan ma-ut”; dan perjalanan seperti itu hanya pernah diselesaikan oleh dewa ma-tahari Shamash. Namun Gilgamesh menghadapi semua bahaya perjalan-an dan akhirnya berhasil mencapai Ut-Napishtim.
Naskah ini terpotong pada bagian yang menceritakan pertemuan antara Gilgamesh dan Ut-Napishtim; dan selanjutnya ketika teks dapat terbaca, Ut-Napishtim menceritakan kepada Gilgamesh bahwa “para dewa menyimpan rahasia kematian dan kehidupan bagi diri mereka sendiri” (mereka tidak akan memberikannya kepada manusia). Atas jawaban ini, Gilgamesh bertanya bagaimana Ut-Napishtim dapat mem-peroleh keabadian; dan Ut-Napishtim menceritakan kepadanya kisah banjir sebagai jawaban atas pertanyaan ini. Banjir tersebut juga dicerita-kan dalam kisah “dua belas meja “ yang terkenal dalam epik tentang Gilgamesh.
Ut-Napishtim memulai dengan mengatakan bahwa kisah yang akan diceritakan kepada Gilgamesh merupakan “sesuatu yang rahasia, sebuah rahasia dari dewa-dewa”. Ia bercerita bahwa ia berasal dari kota Shurup-pak, kota tertua di antara kota-kota di daratan Akkad. Berdasarkan cerita-nya, dewa “Ea” telah memanggilnya melalui dinding kayu gubuknya dan menyatakan bahwa para dewa telah memutuskan untuk menghancurkan semua benih kehidupan dengan sebuah banjir; namun penyebab kepu-tusan mereka tidak diterangkan dalam cerita banjir Babilonia sebagai-mana halnya dalam kisah banjir Sumeria. Ut-Napishtim menceritakan bahwa Ea telah menyuruhnya membuat sebuah perahu dan ia harus membawa serta “benih-benih dari semua makhluk hidup”dengan perahu itu. Ea memberitahunya ukuran dan bentuk kapal itu; berdasarkan hal ini, lebar, panjang, dan tinggi kapal menjadi sama. Badai besar menjung-kirbalikkan segala sesuatu selama enam hari dan enam malam. Pada hari ketujuh, badai reda. Ut-Napishtim melihat bahwa di luar kapal, “semua telah berubah menjadi lumpur yang lengket”. Kapal tersebut terdampar di gunung Nisir.
Menurut catatan Sumeria-Babilonia, Xisuthros atau Khasisatra dise-lamatkan dari banjir oleh sebuah kapal yang panjangnya 925 meter, ber-sama keluarganya, teman-temannya, dan berbagai jenis burung dan bina-tang. Disebutkan bahwa “air meluap hingga ke langit, lautan menu-tupi pantai, dan sungai meluap dari tepiannya”. Dan kapal itu pun akhirnya terdampar di gunung Corydaean.
Menurut catatan Asiria-Babilonia, Ubar Tutu atau Khasisatra disela-matkan bersama keluarga, pembantu, ternaknya, dan binatang-binatang liar dalam sebuah kapal yang panjangnya 600 kubit, tinggi dan lebarnya 60 kubit. Banjir tersebut berlangsung selama 6 hari dan 6 malam. Ketika kapal tersebut mencapai gunung Nizar, merpati yang dilepaskan kem-bali, sedangkan burung gagak tidak kembali.
Berdasarkan beberapa catatan Sumeria, Asiria dan Babylonia, Ut-Napishtim beserta keluarganya selamat dari banjir yang terjadi selama 6 hari dan 6 malam. Dikatakan “Pada hari ketujuh Ut-napishtim melihat keluar. Semuanya sangat sepi. Manusia sekali lagi menjadi lumpur.” Ketika kapal terdampar di gunung Nizar, Ut-napishtim mengirim ma-sing-masing seekor burung merpati, burung gagak dan burung pipit. Burung gagak tinggal memakan bangkai, sedangkan dua burung yang lain tidak kembali.
Kebudayaan India: Dalam epik Shatapatha Brahmana dan Maha-bharata dari India, seseorang bernama Manu diselamatkan dari banjir bersama Rishiz. Menurut legenda, seekor ikan yang ditangkap oleh Manu dan dilepaskannya, tiba-tiba berubah menjadi besar dan menyuruhnya untuk membuat sebuah perahu dan mengikatkan ke tanduknya. Ikan ini dianggap penjelmaan dari dewa Wishnu. Ikan tersebut menarik kapal mengarungi ombak yang besar dan membawanya ke utara, ke gunung Hismavat.
Kebudayaan Wales: Menurut legenda Wales (dari Wales, wilayah Celtic di Inggris), Dwynwen dan Dwyfach selamat dari bencana besar dengan sebuah kapal. Ketika bah yang amat mengerikan yang terjadi akibat meluapnya Llynllion yang dinamai Danau Gelombang surut, mereka berdua memulai kembali kehidupan di daratan Inggris.
Kebudayaan Skandinavia: Legenda Nordic Edda mengisahkan tentang Bergalmir dan istrinya yang selamat dari banjir dengan sebuah kapal besar.
Kebudayaan Lithuania: Dalam legenda Lithuania, diceritakan bah-wa beberapa pasang manusia dan binatang diselamatkan dengan berlin-dung di puncak sebuah gunung yang tinggi. Ketika angin dan banjir yang berlangsung selama dua belas hari dan dua belas malam tersebut mulai mencapai ketinggian gunung yang hampir menenggelamkan mereka yang ada di sana, Sang Pencipta melemparkan sebuah kulit kacang raksasa kepada mereka. Mereka yang ada di gunung tersebut selamat dari bencana dengan berlayar bersama kulit kacang raksasa ini.
Kebudayaan Cina: Sumber-sumber bangsa Cina mengisahkan ten-tang seseorang yang bernama Yao bersama tujuh orang lain, atau Fa Li bersama istri dan anak-anaknya, selamat dari bencana banjir dan gempa bumi dalam sebuah perahu layar. Dikatakan bahwa “seluruh dunia han-cur. Air menyembur dan menenggelamkan semua tempat”. Akhirnya, air pun surut.
Banjir Nuh dalam Mitologi Yunani: Dewa Zeus memutuskan untuk memusnahkan manusia yang menjadi semakin sesat, dengan sebuah banjir. Hanya Deucalion dan istrinya Pyrrha yang selamat dari banjir, karena ayah Deucalion sebelumnya telah menyarankan anaknya untuk membuat sebuah kapal. Pasangan ini mendarat di gunung Parnassis sem-bilan hari setelah menaiki kapal.
Semua legenda ini mengindikasikan sebuah realitas sejarah yang konkret. Dalam sejarah, setiap masyarakat menerima risalah, setiap insan menerima wahyu suci, sehingga banyak kaum yang mengetahui peristi-wa Banjir Nuh. Sayangnya, begitu manusia berpaling dari esensi wahyu suci, catatan tentang peristiwa banjir besar pun mengalami banyak per-ubahan dan berubah menjadi legenda dan mitos.
Satu-satunya sumber bagi kita untuk menemukan kisah sejati tentang Nuh dan kaum yang menolaknya adalah Al Quran, yang merupakan sumber tunggal wahyu suci yang tidak mengalami perubahan.
Al Quran memberi kita keterangan yang benar, tidak hanya tentang banjir Nuh, namun juga tentang pelbagai kaum dan peristiwa sejarah lainnya. Pada bab-bab berikut kita akan meninjau kembali kisah-kisah sejati ini.

(sumber : www.harunyahya.com )