Pasca Bentrokan Agama, di Liberia, Pemerintah Terapkan Jam Malam



Pemerintah Liberia menerapkan jam malam pada hari Sabtu kemarin (27/2) di Lofa County (wilayah utara Liberia), setelah terjadinya bentrokan antara umat Islam dan kristen yang mengakibatkan tewasnya dua orang di dekat perbatasam dengan Guinea, insiden seperti ini merupakan insiden kekerasan ke tiga antara muslim dan kristen dalam tahun ini di negara-negara Afrika barat.
Pemerintah dalam sebuah pernyataannya mengatakan: "Polisi nasional dan unit tanggap darurat beserta misi militer PBB di Liberia dikerahkan untuk menangani bentrokan, dan pemerintah mulai saat ini menerapkan larangan untuk keluar rumah mulai menjelang malam sampai pagi," seperti dilaporkan kantor berita Reuters.
Masih belum jelas siapa yang memulai konflik agama di Liberia tersebut, karena masing-masing pihak mengklaim bahwa bukan mereka yang memulai konflik.
Dalam pernyataan pemerintah dikatakan bahwa tindakan kekerasan agama yang terjadi Liberia, bermula dengan diketemukannya tubuh seorang wanita kristen di sebuah masjid di kota, namun sebelumnya juga ditemukan mayat umat Islam dan kristen.
Menurut saksi mata sejumlah gereja Katolik dan masjid di bakar oleh masing-masing pihak yang saling bertikai selama bentrokan terjadi, yang menyebabkan beberapa orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka seirus.
Liberia terletak di pantai barat benua Afrika di Samudra Atlantik, dengan perkiraan penduduk sekitar 3,3 juta orang, 40% dari mereka adalah umat Kristen, dan sekitar 15% dari mereka adalah umat Muslim, dan selebihnya adalah kaum pagan, menurut perkiraan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.(fq/iol)

0 komentar:

Posting Komentar