Ditekan Warga dan Gereja, Dewan Kota Batalkan Ijin Pembangunan Masjid


Rencana pembangunan masjid di kota Camberley, Inggris Timur kemungkinan besar batal karena mayoritas anggota Dewan Kota Surrey Heath Borough menolak permohonan pembangunan masjid yang diajukan oleh komunitas Muslim Bengali Walfare Association (BWA)

Setelah melakukan voting, 34 dari 36 anggota Dewan menentang pembangunan masjid itu, padahal sebelumnya Dewan menyetujui permohonan pembangunan masjid tersebut pada bulan Januari lalu. Diduga perubahan sikap anggota Dewan karena adanya tekanan dari warga lokal dan gereja-gereja di wilayah tersebut, yang sejak awal menolak rencana pembangunan masjid di Camberley. Mereka menyatakan tidak setuju dengan disain dan lokasi pembangunan masjid.
Masjid itu rencananya akan dibangun di sebuah bekas sekolah Victoria yang sudah dibeli oleh komunitas Muslim dan sudah 14 tahun digunakan sebagai gedung Islamic Center. Pihak BWA mengatakan bahwa gedung itu sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan komunitas Muslim yang jumlahnya makin banyak di Camberley, mereka ingin melakukan salat berjamaah di sebuah masjid dan bukan di sebuah bekas sekolah.
Namun gereja-gereja dan warga lokal membentuk koalisia The Churces Together dan dengan gencar melakukan kampanye anti-pembangunan masjid di Camberley. Mereka beralasan, masjid akan memicu "antagonisme antara komunitas Muslim dan komunitas yang lebih luas di Camberley dalam tahun-tahun mendatang."
Sebagian warga menolak dengan alasan lokasi masjid berdekatan dengan Royal Militer Academy, sebagian lagi menganggap masjid sebagai pernyataan untuk menunjukkan supremasi Islam.
Sementara itu, English Heritage yang juga menolak pembangunan masjid di Camberley berdalih bahwa disain masjid tidak memiliki kualitas arsitektur yang cukup baik, agar bisa menggantikan sekolah berarsitektur gaya Victoria yang akan digusur. Menteri Negara bidang Kemasyarakatan dan Pemerintahan Lokal, John Denham bahkan mengancam akan mengkaji keputusan Dewan jika menyetujui rencana pembanguna masjid itu.
Keputusan Dewan membatalkan rencana pembangunan masjid tentu saja disambut meriah dengan tepuk tangan oleh sekitar 400 warga yang memenuhi gedung Camberley Theatre tempat voting berlangsung. Kegembiraan warga juga terlihat di luar gedung teater.
Ketua Dewan dari kalangan konservatif, Moira Gibson mengakui ada "elemen rasial" dalam hasil voting, tapi menurutnya kampanye anti-masjid itu tidak ada kaitannya dengan Islamofobia.
Muslim Camberley kecewa dengan hasil voting Dewan. Ketua BWA, Abdul Mojid mengatakan, ia merasa bahwa ada pengaruh politis dalam pelaksanaan voting. Sementara, Nahmi Choudhury, yang mewakili BWA dalam voting tersebut menuding ada beberapa juru kampanye anti-masjid yang memang rasis.
"Saya kecewa. Ini bukan soal akan seperti apa bangunan masjidnya. Ini soal fakta bahwa kami adalah kaum Muslimin dan kami etnis minoritas dan para penentang itu tidak mau ada masjid di sini," tukas Choudhury. (ln/iol)

0 komentar:

Posting Komentar