Ternyata, Pria Juga Doyan Shopping!


Siapa bilang shopping hanya dominasi kaum wanita, ternyata kaum pria pun juga doyan belanja. Menurut studi terbaru yang dilakukan ilmuwan Stanford University, California menyatakan bahwa tak hanya wanita yang suka belanja, tapi pria juga memiliki kecanduan shopping.
Dalam studi sebelumnya, sekitar 90 persen shopaholics didominasi wanita, namun laporan terbaru yang diterbitkan American Journal of Psychiatry pada Oktober, menemukan prosentase yang mengejutkan, di mana sekitar 5,5 persen pria jadi doyan belanja, terpaut tipis dengan prosentase wanita, yaitu hanya sekitar 6 persen.
"Pendapat yang terlanjur diyakini bahwa wanita itu doyan belanja, nampaknya perlu diubah. Sangat mengejutkan ternyata pria juga memiliki gejala seperti itu," jelas Lorrin Koran, professor Psychiatry dan Behavior dari Stanford University, seperti yang dilansir dari Healtday, Senin (01/10/06).
Mereka yang mengidap compulsive buying disorder atau bisa disebut keranjingan belanja (shopaholics) adalah mereka yang suka menghabiskan uang untuk membeli berbagai barang terutama baju, meskipun barang tersebut tak selalu berguna bagi mereka.
Karena doyannya mereka belanja, kaum shopaholics ini sering kehabisan duit meski masih di awal bulan, bahkan pada tingkat yang lebih serius kebiasaan mereka ini akan merusak hubungan sosial, seperti perceraian, tindak kriminal, bahkan usaha bunuh diri.
"Fanatic Shopper akan merasakan kepuasan yang tak terkatakan, saat mereka bisa membeli apa yang mereka inginkan, namun setelahnya mereka akan terpaku pada suatu waktu yang membuat mereka merasah bersalah dengan apa yang telah mereka lakukan. Ini biasa terjadi saat mereka mulai bertengkar dengan pasangannya gara-gara pemborosan yang mereka lakukan," tambah Koran.
Namun yang sangat mengejutkan dalam studi ini bukanlah 'gejala' atau 'akibat' yang menyertai fanatic shopper, namun sebuah kenyataan bahwa pria juga mengalami kebiasaan buruk yang prosentasenya hampir sebanding dengan wanita.
Dalam studi ini, Koran dan rekan melakukan riset global melalui telepon dengan mewawancari sekitar 2.500 orang dewasa. Kemudian dari data demograpis (data statistik rata populasi berdasaran pendisikan, income, dan usia) yang dikumpulkan, para peneliti menggunakan alat screening 'Compulsive Buying Scale' untuk menentukan kriteria mereka mengalami 'keranjingan belanja'.
Meski prosentase antara pria dan wanita hanya selisih sedikit, namun masih ada perbedaan di antara keduanya. Jika wanita lebih menyukai belanja baju, perhiasaan, make-up, pernak-pernik rumah, pria lebih suka menguras kantong mereka untuk membeli barang-barang modern atau perangkat Hi-tech.
"Mereka membeli berbagai barang sebagai sebuah simbol diri, yang membuat mereka tampil lebih percaya diri, atau untuk mendongkrak self-image dan self-esteem mereka meski harus menjadi konsumtif," jelas Helga Dittmar, Dosen senior Psikologi dari University of Sussex, Inggris.
Keranjingan belanja termasuk gangguan yang harus diwaspadai, namun belanja sekedar untuk bersenang-senang belum bisa dianggap sebagai ancaman, meskipun dalam kondisi yang serius keranjingan belanja membutuhkan perhatian khusus dari ahli medis dan kedua belah pihak," tambah Dittmar yang akan membahas shopping addicts ini dalam buku panduan psikologi dan psikiatrik-nya, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. (hdn/rit)

www.kapanlagi.com 

0 komentar:

Posting Komentar