LEMPARAN LUMPUR


Adalah keseharian Nanang selalu turun kesungai Mahakam, yang merupakan sungai terluas dan terbesar di Kaltim, untuk mencari anak udang dan kemudian di jualnya kepasar. Ia tak sendiri menjalani propesi tersebut, ada sekitar 10 orang lain yang melewati hari-harinya seperti nanang.

Suatu hari rupanya keberuntungan sedang berpihak pada Nanang, hasil tangkapannya menuaskan, sehingga ia enggan untuk mengayuh jukung kecilnya ketepi, untuk beristirahat bersama teman-tenanya, yang sudah terlebih dahulu naik ke tepi.

Sedang asyiknya mengkap udang, ada spit but  lewat sehingga ada gelombang besar yang menerjang jukung kecil Nanang. Karean tak siap jukung pun oleng sehingga Nanang terjengkang dari jukungnya jatuh ke air. Malang bagi Nanang, temanya tak satupun melihat kejadian tersebut, mereka sedang asik membuka bekal makannya dan menyantapnya di pinggir  jembatan kecil.

Arus air sangat deras, menghempaskan tubuh Nanang ke bawah jembatan dimana teman-temanya sedang makan bersama. Tolong…! Tolong…! Teriak Nanang tapi tak satupun temanya mendengar, mereka terlalu asik makan dan bercengkrama, di tabah lagi suara bising dari kendaraan yang hilir mudik. Untunglah ada seuntai akar pohon tua menjulur ke sungai dan dapat di pegang oleh Nanang.

Oh…bagaimana aku bisa memberitahu teman-temanku yang ada di atas?? Aku sudah lelah…rintih Nanang.

Nanang ingat di kantung bajunya ada beberapa uang logam, nah…mungkin ini bisa aku gunakan…kata nanang dalam hati. Dengan penuh harap, nanang melempar uang logam ke arah teman-temannya, dan kena.

Wah…hujan duit nich ! bukan sulap bukan sihir nich…kelakar temanya sambil memungut uang yang jatuh.

Tak putus asa nanang kembali mengambil uang recehnya, tak tanggung-tanggung ia lemparkan seluruh uang logam yang ada di saku bajunya. Dan sasaran lemparannya kena.

Oh…Tuhan, memang Engkau maha pengasih,

0 komentar:

Posting Komentar